7 hari atau 1 minggu kemudian,
Lebih tepatnya saat ini merupakan 12 Juli 2027.
Ini merupakan semester baru untuk setiap sekolah yang ada di Indonesia.
Ini juga akan menjadi awal baru bagi Jean di sekolah barunya.
Dengan selesainya masa pengenalan di sekolah, Jean juga sudah menerima pembagian kelasnya dari pihak sekolah.
Dia sekarang duduk di kelas 1 A.
Dengan beberapa kelas lainnya mulai dari A sampai dengan kelas F.
Bangun di pagi hari, Jean langsung mandi dan bergegas sarapan yang sudah di siapkan oleh ibunya setelah selesai mandi.
Ayahnya yang merupakan pegawai konstruksi dari sebuah perusahaan logistik sudah berangkat di waktu yang sangat pagi.
Selesai sarapan, Jean berpamitan kepada ibunya dan segera bergegas berangkat sekolah menggunakan bus yang sudah dia kenal.
Berangkat menuju halte bus dan tinggal menunggu sampai bus sampai di dekat sekolah.
Sampai di gerbang sekolah, Jean langsung menghirup udara seperti biasanya.
Menurutnya, udara di sekolah sangat menyejukkan karena banyak pepohonan yang di tanam di sekitaran sekolah.
Memperhatikan sekitar, banyak siswa lainnya yang juga sudah berdatangan.
Jean tidak menemukan teman sekelasnya, jika iya, dia akan mengajaknya untuk pergi ke kelas bersama.
Menyapa satpam yang bertugas di depan, Jean melanjutkan jalannya untuk menuju kelasnya sendiri.
Dia dengan tenang membalas sapaan dari beberapa orang yang mengenal dirinya.
Meski Jean masih siswa baru di sekolah Pasundan, tapi karena berita dari ekstrakulikuler sepak bola tersebar luas, mereka jadi mengetahui adanya Jean sang superstar di liga SMP.
Jean jadi memiliki hidup yang sedikit teralihkan karena harus menjawab sapaan orang orang yang mengenalnya.
Meski sudah terbiasa, tapi rasanya sedikit aneh ketika menginjak bangku SMA, berbeda dengan saat di SMP, ada rasa bangga yang tertanam di hidupnya.
Sampai di kelas, Jean melihat ruangan kelas masih ada beberapa siswa yang belum datang.
Dia dengan tenang masuk ke kelas dan duduk di bangkunya.
Duduk di bangkunya, mendengarkan obrolan dari siswa siswa di kelas yang sedang bergosip.
Tentu itu adalah siswa perempuan atau siswi.
Berbeda dengan siswa laki laki yang sudah fokus bermain game di ponselnya dan melakukan main bersama.
Tak lama, dengan berdatangannya murid murid, bel sekolah juga berbunyi tanda pelajaran juga akan di mulai.
Setelah guru masuk, seperti biasa, guru akan memperkenalkan diri mereka terlebih dulu agar saling mengenal.
Mengabsen siswa di kelas dan memulai pelajaran.
Karena sudah terlambat dan terlalu lama masa pengenalan, guru juga tak membuang waktu lagi, mereka langsung memberikan pelajaran kepada para siswa.
Jam istirahat, Jean melakukan aktivitas seperti siswa lainnya, dia membeli beberapa jajanan di kafetaria atau kantin.
Di perjalanan, dia bertemu dengan Elvin yang mengajaknya ke sekretariat untuk semakin memperdalam hubungan dengan para senior.
Jean juga setuju, keduanya datang ke ruang sekretariat dan menemukan bahwa ada banyak siswa baru melakukan hal sama.
Jean dan Elvin melihat ini keduanya tertawa.
"Tidak hanya kita ternyata." Ucap Elvin dan melanjutkan langkahnya.
Memasuki ruang sekretariat, keduanya langsung melakukan tos ala anak sekolah.
"Bagaimana hari pertama sekolah dengan fokus pada pelajaran?" Tanya Noel yang sedang duduk sambil membuka lembaran buku tentang sepak bola.
"Asam, pusing." Jawab Elvin secara lugas yang membuat semua orang di ruang sekretariat tertawa.
Setiap ekstrakulikuler di sekolah Pasundan memiliki ruang sekretariatnya masing masing.
Jelas, ruang sekretariat juga tak kecil.
Ada ruangan berkumpul dan ada locker kecil di bagian belakang yang memiliki jumlah sangat banyak.
Ini tidak hanya menjadi tempat mengadakan pertemuan saja, tetapi juga menjadi tempat nongkrong bagi para siswa yang mengikuti ekstrakulikuler sepak bola.
"Jadi kapan liga akan di mulai?" Tanya siswa baru.
Segera fokus semua siswa juga teralihkan pada nya, termasuk Jean.
Dia juga penasaran, karena jadwal siswa SMP dan SMA juga mulainya berbeda.
Itu di sebabkan oleh banyaknya sekolah di tingkat SMP sehingga jadwal di mulai lebih cepat.
Berbeda dengan tingkat SMA yang lebih sedikit jadi jadwal juga sedikit lambat agar akhir dari semua liga berakhir bersamaan.
"Bulan depan, akhir Agustus." Jelas Noel.
Dia juga sudah tak sabar dengan pertandingan liga tahun ini.
"Terus kapan mulai latihan?"
"Tunggu pelatih, pelatih juga sedang membuat jadwal latihan agar memiliki waktu yang tepat, jika jadwal tidak memiliki waktu yang tepat, tidak hanya mempengaruhi fisik kita nantinya tapi juga pelajaran kita akan terganggu karena kurangnya istirahat."
Para siswa baru mengangguk, mereka belum bertemu dengan pelatih ekstrakulikuler sepak bola sekolah ini.
Dan tentu penyeleksian untuk tim juga belum di lakukan.
Semuanya masih butuh proses dan untung saja waktu masih cukup banyak sebelum mencapai akhir bulan Agustus.
"Senior El, apakah kita bebas memilih nomor punggung kita nantinya?" Tanya Elvin.
Noel dan senior lainnya juga langsung tertegun mendengar ini.
"Si bocah ini sepertinya mau merebut nomor punggung milikku." Ujar Ian yang melakukan perkenalan saat demonstrasi kala itu.
Mendengar ini, para siswa baru dan senior lainnya juga tertawa.
"Haha, sepertinya Ian ketakutan."
"Yah dasar ayam lemah."
"Aku setuju dengan bocah Elvin ini lebih baik berikan saja nomor punggungnya."
Perkataan di lontarkan satu demi satu oleh para senior.
Bukan hanya untuk membuat suasana menjadi lebih hangat tapi juga ingin membuat Ian terpojok.
"Bajingan!" Ujar Ian sedikit kesal karena teman temannya memojokkannya.
Noel melihat ini juga langsung berbicara: "Nomor punggung bisa di ambil sesuai keinginan, tapi jika nomor yang di inginkan di pakai oleh seseorang, kalian harus bertanya dan berdiskusi nantinya. Apakah akan memberikannya atau tidak."
Mendengar penjelasan senior El, Elvin menjilat bibirnya menatap Ian.
Ian yang merasakan tatapan Elvin juga merinding, dia langsung menatap tajam pada Elvin.
"Brengsek, aku akan membuktikannya nanti, jika kamu lebih bagus dan berkontribusi lebih baik dariku, aku akan memberikannya." Ujar Ian yang kesal karena tatapan serakah Elvin.
Mendengar ini, semua siswa juga kembali tertawa.
Jean yang sedari tadi diam juga memikirkan hal ini, dia di sekolah SMP nya memiliki nomor punggung 7 dan menjadi tulang punggung saat bersekolah di sana.
Tapi sekarang tentu situasinya berbeda, Jean tidak terlalu egois dan memilih, dia akan memikirkan hal seperti ini nanti.
"Bagaimana denganmu Jean?" Tanya Senior El.
Para siswa juga mengalihkan perhatiannya pada Jean.
Mereka menunggu bagaimana Jean akan bersikap.
Jika Jean bersikap sama seperti Elvin, tentu ini akan menjadi tontonan yang menarik bagi semua siswa.
Akan ada pertarungan antara Jean dan pemilik nomor 7 saat ini.
Jean tersenyum dan berkata:"Aku akan memikirkannya, tak masalah memakai nomor punggung manapun juga."
Mendengar ini, si pemilik nomor 7 saat ini Reval yang duduk di ujung juga menghela nafas.
Setidaknya Jean masih bersabar tidak seperti Elvin.
Reval juga menatap keduanya bergantian dan hanya bergidik.
Dia tahu dan jelas tentang kekuatan keduanya ini, benar benar monster di tingkat SMP.
Tak ada hambatan apapun yang menghalangi keduanya ketika bergerak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Taaku
mantap
2023-07-08
0
Note_D
semangat thor
2023-06-12
2
Buana Lukman
bagus
2023-06-12
3