2027,
Indonesia.
3 tahun setelah berjalannya projek yang di jalankan oleh Federasi atau Asosiasi Sepak Bola Indonesia.
Dimana projek ini tidak lain adalah All Indonesian School Football Tournament.
Setelah berjalan selama 3 tahun, projek yang paling sukses dan paling menarik perhatian adalah pada tingkat sekolah menengah atas.
All Indonesia High School Football Tournament.
Projek dari tingkat sekolah menengah atas ini menghadirkan banyak antusias dari para penonton karena mungkin rasa persaingan yang kuat di antara para siswa ini sehingga membuat jalannya projek ini sangat ketat.
Setelah 3 tahun berjalan, juara pada edisi pertama adalah Sekolah Tinggi 1 Jakarta.
Mereka berhasil menjuarai periode pertama dari adanya projek ini.
Pada periode kedua, sang juara di rebut oleh Sekolah Kebangsaan dari Bali.
Pada periode ketiga, sang juara di rebut kembali oleh Sekolah Panca Indra dari Sumatra.
Setelah berjalannya projek ini dengan sukses, ini benar benar membuat masyarakat juga sangat bersemangat.
...
Bandung,
Seorang remaja berusia 16 tahun bangun dari tidurnya dengan sangat bersemangat.
Dia dengan cepat berlari ke kamar mandi untuk mandi karena takut terlambat datang ke sekolah barunya.
"Jean!!"
Teriak seorang wanita datang dari lantai bawah.
Jean, merupakan remaja berusia 16 tahun tadi.
Bernama lengkap Jean Blanc.
Karena ayahnya yang mengagumi salah satu legenda pemain Prancis bernama Laurent Blanc.
"Iya, aku sedang memakai seragam sekarang. Tunggu saja." Jean berteriak membalas suara ibunya.
Dia tahu bahwa ibunya memanggil menyuruhnya sarapan.
Jean bercermin dengan seragam putih abunya ini dan tersenyum.
"Aku sangat cocok dengan seragam ini, tidak seperti warna biru putih."
Jean berpose di depan cermin dan puas dengan penampilannya.
Segera dia membawa tasnya dan turun kelantai bawah.
"Pagi Bu."
"Pagi."
"Ibu sudah siapkan sarapannya, kamu sarapan dulu."
Jean langsung duduk dan melihat sarapan yang di siapkan oleh ibunya di meja makan.
Sebelum memulai sarapan, dia bertanya kemana ayahnya.
Mengetahui bahwa ayahnya sudah berangkat, Jean hanya bisa mengangguk.
Segera dia memulai sarapan dengan cepat.
Selesai sarapan, Jean bersiap akan berangkat.
Ibunya adalah Julia melihat anaknya yang sudah tumbuh besar hanya bisa tersenyum.
"Anak ibu sudah tumbuh besar, masih saja tampan seperti biasanya."
"Sekarang hari pertamamu bersekolah, jangan terlambat. Bersikap baik di sekolah!"
Jean mengangguk dan segera berpamitan untuk pergi sekolah.
Dia berjalan ke halte bus agar bisa sampai sekolah.
Bisa saja jalan kaki, namun itu akan membutuhkan waktu yang cukup lama.
Karena Indonesia sudah berubah, kendaraan pribadi juga sekarang hanya sedikit.
Transportasi kebanyakan menggunakan umum.
Termasuk bus dan kereta kereta cepat.
Karena sudah banyak pembangunan stasiun stasiun dengan jarak yang dekat.
Indonesia benar benar meniru cara kerja di Jepang dan Korea.
Selain umum seperti bus dan kereta, penggunaan sepeda juga lebih banyak.
Sampai di gerbang sekolah, Jean menghirup udara yang sejuk.
"Awal baru!"
"Semoga nyaman."
Dia berjalan memasuki gerbang sekolah, sebelum memasuki kelas, untuk siswa baru tentu harus berkumpul di area lapangan depan.
Ini juga untuk mengikuti acara upacara dan pembukaan serta pengenalan siswa baru.
Segera Jean juga berbaris dimana saja.
Lapangan depan sudah di penuhi oleh para siswa.
Entah itu siswa baru atau siswa senior kelas 2 dan 3.
Dengan bedanya barisan tentu akan memperlihatkan dimana saja bagian siswa baru.
Di depan, kepala sekolah juga sedang berpidato untuk upacara hari ini.
Dia membahas tentang kebersihan sekolah dan pentingnya kebersihan.
Diyakinkan bahwa semua siswa pasti bosan mendengar hal seperti ini.
Setelah kepala sekolah selesai berpidato, upacara juga selesai.
Ada acara lain yaitu penyambutan siswa baru dan pengenalan siswa baru.
Mereka akan di suguhkan dengan demonstrasi dari berbagai ekstrakulikuler yang ada di sekolah ini.
"Selamat pagi semuanya, saya perwakilan dari ekstrakulikuler sepak bola, Ian."
"Dengan ini, saya menyatakan ambisi ekstrakulikuler kami bahwa kami ingin menggapai kehormatan dan prestasi untuk sekolah Pasundan kami."
"Jadi bagi siswa baru yang ingin bergabung dengan ekstrakulikuler sepak bola dan memberikan kontribusi nyata bagi sekolah kami tunggu di ruang sekretariat kami."
Mendengar perkataan yang di ucapkan oleh Ian perwakilan ekstrakulikuler sepak bola, seluruh lapangan depan mendidih.
Para siswa sangat bersemangat mendengar penjelasan dan ambisi ini.
Sudah 3 tahun sejak berjalannya projek yang di jalankan oleh Federasi atau Asosiasi Sepak Bola, tapi sekolah Pasundan tidak berhasil dan hanya meraih posisi ke 7 di klasemen liga sekolah Bandung.
Mereka tentu sangat bersemangat mendengar ambisi ini, mereka ingin sekolah mereka tampil di tahap nasional dan meraih kehormatan dan prestasi.
Para guru yang hadir di lapangan juga terharu dan bersemangat.
Sekarang di setiap sekolah, para guru akan benar benar menghargai ekstrakulikuler sepak bola.
Para pemain di sekolah juga akan menjadi idola di setiap sekolah karena menjadi ikon dari sekolah mereka sendiri.
Jean yang berbaris di antara siswa baru juga sangat bersemangat.
Dia mengepalkan tangannya dengan erat.
'Ini dia, ini yang ku tunggu. Aku akan membawa sekolah Pasundan ke tahap Nasional dan meraih kehormatan dan prestasi.'
Ada api yang membara terpancar dari mata Jean saat ini.
Segera acara pembukaan dan penyambutan para siswa serta demonstrasi setiap ekstrakulikuler juga selesai.
Para siswa akan di bebaskan untuk hari pertama.
Tentu untuk siswa baru mereka harus mengenal lingkungan baru mereka.
Para siswa baru juga harus fokus dan yakin mencari ekstrakulikuler masing masing.
Jean juga berjalan dan bertanya menanyakan kemana arah ruang sekretariat ekstrakulikuler sepak bola.
Sampai ditujuan, Jean melihat bahwa di depan ruang sekretariat ekstrakulikuler sepak bola sudah berbaris banyak siswa pria.
Di depan juga terdapat 2 meja pendaftaran.
Segera bagian Jean untuk mendaftar.
Sebelum Jean memberitahu namanya, senior lain di dalam ruangan sekretariat berteriak dengan keras dan berjalan keluar.
"Woo, ini benar benar Jean Blanc."
Mendengar teriakan seperti ini, para siswa baru dan senior juga langsung tertegun, mereka mencari siswa bernama Jean dan menemukan bahwa Jean sedang berdiri di depan meja.
Jean juga terkejut dengan teriakan ini.
Dia benar benar tidak mengenali siapapun di sekolah Pasundan ini.
Bisikan demi bisikan juga terdengar oleh Jean, meski tidak terlalu jelas, dia tahu apa yang di bisikan siswa siswa baru ini tentangnya.
"Ini benar benar kamu, ternyata kamu masuk sekolah ini." Ucap senior yang tadi berteriak dari ruang sekretariat.
"Siapa El?" Tanya temannya.
"Bodoh, kamu tidak tahu dia?" Tanya Noel pada temannya ini dan memukul kepalanya dengan pelan.
"Jean Blanc, SMP Harapan 1 Bandung, pencetak gol terbanyak dan pemain terbaik selama 3 tahun berturut turut dari liga SMP."
Mendengar ini, para senior juga tercengang dan segera sadar.
Mereka jelas mengetahui berita seperti ini, tapi tidak menyangka bahwa Jean ada di depannya.
Meski pernah melihat fotonya, sekarang agak berbeda.
Para siswa baru yang mendengar ini juga hanya bisa tersenyum pahit.
Mereka jelas mengenali Jean karena selama 3 tahun mereka juga terus bertemu.
"Haha, rivalku ternyata bersekolah di sini juga." Suara yang menganggu ini menghancurkan suasana di depan ruang sekretariat ekstrakulikuler sepak bola.
Mereka melihat ke arah suara ini berasal, dan untuk para siswa baru mereka langsung tertegun dan terkejut.
Untuk senior Noel, dia langsung tersenyum dan segera tertawa puas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Taaku
ah semoga Indonesia in real life juga bisa kek gini kedepannya
2023-07-08
0
Nur ilham a
tetap semangat upnya
2023-06-11
2
Est
i need moreeeeee uppppppp trussss minnnnnn
2023-06-11
3