Pada 11 Agustus 2027, pertandingan uji coba di lakukan di Pasundan Ground.
Sekolah Pasundan menantang tim kuat dari liga tingkat mahasiswa yaitu Universitas Putra Padjajaran.
Di Pasundan Ground, para siswa yang hadir di tribun terus menyanyikan lagu lagu yang di buat oleh para sekolompok siswa.
Dengan nyanyian yang terus bergema di Pasundan Ground, permainan di lapangan juga terus berlanjut.
Para pemain dari sekolah Pasundan merasa bersemangat meski ini hanya uji coba.
Mereka sudah di taklukan oleh para pendukung di tribun ini.
Terutama Jean yang saat ini menerima bola dari Ian.
Ia merasa darah di seluruh tubuhnya mendidih.
Bukan karena nyanyian yang di teriakan oleh para siswa di tribun, tapi saat dia menerima bola dari Ian barusan, para siswa di tribun benar benar berteriak sangat keras memanggil namanya.
Komentator siswa juga berteriak : "Tunjukan kemampuan Jean!!"
Ini benar benar keterlaluan, seharusnya komentator bersikap netral, tapi ini justru sangat memihak pada para pemain sekolah Pasundan.
Untung saja ini merupakan pertandingan uji coba.
Jean yang menerima operan dari Ian juga bergerak secara perlahan di sisi kiri.
Bola masih berada dalam penguasaan kakinya.
Pemain dari tim Universitas Putra Padjajaran juga mengamati dan bergerak secara perlahan mundur ke wilayah mereka.
Jean yang berhadapan dengan salah satu pemain dari tim Universitas Putra Padjajaran tetap tenang.
Matanya juga selalu memperhatikan keadaan di sekitar, dia memperhatikan pergerakan rekan rekan timnya.
Menurunkan bahu kirinya seperti akan melakukan ledakan berlari, pemain yang berhadapan dengan Jean juga bersiap.
Dia menutup celah dimana Jean akan lari, tiba tiba Jean menggebrak bahu kirinya dengan sangat cepat.
Benar saja, dengan gerakan seperti itu, pemain dari tim Universitas Putra Padjajaran juga terhentak dan langsung menutup celah tersebut.
Namun sayang sekali, gerakan dari Jean tersebut hanyalah tipuan.
Jean langsung bergerak ke arah kanan dan menggiring bola dengan cepat meninggalkan pemain dari tim Universitas Putra Padjajaran tersebut.
Menggiring dengan cepat ke wilayah lawan, Jean memberikan operan dengan sangat cepat ke arah kanan.
Dia juga tak berhenti dan terus berlari maju memasuki pertahanan tim Universitas Putra Padjajaran.
Dengan pemahaman yang sudah di latih hanya seminggu ini, Deva di sisi kanan langsung melakukan umpan silang ke arah kotak penalti.
Adrian juga melompat untuk melakukan duel udara dan menyambut bola tersebut.
Menyentuh sedikit ujung rambutnya, bola menjadi bergerak ke belakangnya.
Adrian langsung menoleh ke belakang apakah ada pemain timnya di sebelah situ atau tidak.
Benar saja, Jean yang tadi menerobos masuk ke wilayah pertahanan lawan sedang berancang ancang dengan posisi tendangan volinya.
Dengan posisi tendangan volinya, Jean menghantam bola dari Adrian.
Meski posisinya tidak terlalu sempurna, bola dengan cepat menuju ke arah gawang.
Dengan pergerakan bola yang rumit, penjaga gawang dari tim Universitas Putra Padjajaran juga hanya terdiam saja.
Bola melewati penjaga gawang dan masuk ke dalam gawang.
Penjaga gawang dari tim Universitas hanya diam saja.
Dia diam karena pertama bola yang di tendang memiliki putaran yang rumit dan dia juga kaget karena Jean tiba tiba dengan berani melakukan tendangan voli.
Jean yang melihat bola masuk ke gawang juga langsung berlari ke arah tribun.
Dia kebetulan melihat salah satu siswa di tribun yang memegang salah satu benda.
Dia berlari dan mengambilnya.
Memakaikan benda tersebut di kepalanya.
"Oh oh lihat, Jean melakukan selebrasi dengan sangat aneh."
"Tunggu tunggu."
"Ini merupakan mahkota kecil dari siswa di tribun, lihat dia mengenakan mahkota kecil di kepalanya dan melakukan aksi menunjuk seakan bahwa dia seorang raja atau pangeran yang sedang memerintah."
Komentator siswa ini berteriak melihat aksi perayaan gol Jean, tentu meski dia masih kaget karena gol Jean, tapi lebih penting sekarang adalah selebrasi dari Jean yang sangat elegan.
"Haha, temanku semua, dia bertindak seolah pangeran atau raja, jadi kita beri dia julukan dengan Prince atau King." Ujar komentator siswa di atas tribun.
Jean yang melakukan perayaan melihat temannya datang juga tetap tak bergeming, dia tetap melakukan aksinya menunjuk.
Elvin yang berlari dan melihat ini langsung datang dan menyimpan tangan kanannya di dada kirinya seolah dirinya hamba.
Komentator dan para siswa juga terhibur dengan gerakan seperti ini.
"Haha." Elvin tertawa setelah melakukan aksinya.
"Bagaimana puas?"
Jean mengangguk dan melepas mahkota kecil yang dia pasang di kepalanya.
Dia berbalik dan mengembalikan mahkota kecil tersebut ke siswa di tribun.
"Makasih." Ujar Jean dan berbalik berkumpul bersama rekan timnya.
Mereka memasuki lapangan lagi.
Para pemain dari tim Universitas Putra Padjajaran terkejut dengan aksi perayaan Jean.
"Bocah ini."
"Tapi aksi perayaannya keren. Aku juga akan melakukannya nanti."
"Baiklah ayo mulai dan balas golnya."
Segera, bola di mulai dari tengah lagi dengan tim Universitas Putra Padjajaran yang memulai.
Mereka langsung memainkan penguasaan bola dan dengan cepat bola bergerak di dalam lapangan.
Bola terus bergerak dari kaki ke kaki di antara para pemain tim Universitas Putra Padjajaran.
Para pemain dari tim sepak bola Pasundan hanya menunggu dengan sabar.
Mereka merapatkan wilayah mereka sendiri dan bergerak dengan perlahan mengikuti kemana arah bola bergerak.
Pada menit ke 12, penyerang dari Tim Universitas Putra Padjajaran melakukan tembakan ke arah gawang setelah menerima umpan dari rekannya di tengah.
Dia berbalik dan langsung melakukan tembakan, namun bola masih melambung di atas gawang.
Kurangnya kontrol dan terburu buru.
Pada menit ke 18, Winger dari tim Universitas melakukan aksi solo run nya dan melakukan akselerasi yang luar biasa.
Dia melewati Valen dan Luffy dengan sangat cepat.
Saat memasuki kotak penalti, karena terlalu egois dia menembak dan bola hanya membentur mistar gawang.
Penyerang dari tim Universitas Putra Padjajaran juga mengeluh, dia menjelaskan bahwa dirinya kosong.
Pada menit ke 23, serangan di miliki oleh tim sepak bola sekolah Pasundan dari sisi kiri yaitu Jean.
Jean berakselerasi dan melewati full back tim Universitas Putra Padjajaran, berlari sampai ujung dia langsung melakukan umpan silang ke kotak penalti.
Namun Adrian sepertinya tidak siap dengan umpan tersebut dan tidak melakukan lompatan sama sekali.
Peluang akhirnya terbuang dengan sia sia.
Pertandingan di lapangan juga menjadi saling jual beli serangan.
Tapi terlihat bahwa tim sepak bola sekolah Pasundan lebih bertahan.
Mungkin karena kualitas dan kemampuan pemain lini tengah masih kalah sehingga perebutan dan penguasaan bola berada di kaki para pemain tim Universitas Putra Padjajaran.
Elvin juga yang bertindak sebagai inti lini tengah selalu berteriak meminta rekannya menempati posisi yang dia tunjuk.
Namun semua itu tak berguna karena di saat pemain yang di tunjuk oleh Elvin akan bergerak ke posisi yang di tunjuk oleh Elvin, bola sudah berada di posisi itu sehingga kalah pergerakan.
Para siswa di tribun juga terus bernyanyi di tribun memberikan dukungan, mereka juga dalam suasana yang bahagia karena tim mereka sedang unggul 1 : 0.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Taaku
mantap
2023-07-08
0
Note_D
semangat thor
2023-06-16
2