\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_
Nama : Aurelia Gayatri
Ras : Leak (Undead)
Afiliasi: Goddess of Death
Job : None
MP : 570/3500
Skill :
(System Play Store) (Mana Recovery) (Inventory)
Game :
(1) Kelas off Klan
•Town Hall level 2
•40 pasukan
(2) Harvest on the Moon
•200 m² lahan subur
\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_
“Hoaaaamm...”
Aku merasakan kantuk mulai menyerang padahal hari masih siang. Mungkin penyebabnya adalah energi sihir milikku yang sudah semakin sedikit.
Akibat kegiatan berkebun yang aku jalani membuat banyak energi sihir digunakan untuk membeli berbagai macam alat pertanian.
Jika aku menghabiskan semua energi sihir, aku pasti akan benar-benar tertidur.
{Lia, bisakah kau membeli satu lagi lahan subur untukku?}
Tanya Arang yang telah selesai membantu para Villager menanam benih bunga matahari yang rencananya nanti akan diolah menjadi minyak.
“Tentu,” aku segera membeli lahan lainnya, setelahnya penglihatan ku mulai buram, begitu mengantuk seperti tidak tidur seharian.
“Benih apa yang kau inginkan?.” tanyaku.
{Tidak perlu}
“Eh?.”
Jawaban Arang membuatku kebingungan.
{Setelah ini aku bersama pasukan akan memasuki hutan. Aku berharap mendapatkan tanaman sihir seperti Yellow Sun Herb dan Blue Moon Herb, jika menemukannya aku berencana untuk menanamnya di lahan itu}
Tidak ada satupun tanaman yang dikatakan oleh Arang pernah aku dengar selama hidupku. Tapi seperti Arang katakan jika itu adalah tanaman sihir yang berarti belum ada sebelumnya di dunia ini.
“Sepertinya meteor itu bukan hanya membawa monster, tapi juga tanaman aneh.”
{Kau benar. Mereka bukan hanya memberikan racun, tetapi penawar pun diberikan agar manusia bisa tetap bertahan}
Aku penasaran siapa yang Arang sebut sebagai ‘Mereka’.
Rasa kantuk semakin tidak tertahankan, aku pun meminta izin untuk beristirahat pada Arang. Cukup disayangkan karena aku tidak dapat melihat bagaimana pasukan arang bertarung dengan para monster.
Tapi apa boleh buat, lagi pula aku tidak bisa mengawasi seluruh area hutan. Mungkin jika level Town Hall semakin tinggi bisa memperluas jangkauan area yang bisa aku awasi.
Seluruh energi sihir aku habiskan dengan membeli item Magic Bag yang dapat menyimpan 25 item berbeda, dengan setiap item memiliki batas maksimum 999 tumpukan.
Ding!
\[Keahlian Mana Recovery level up\]
Oh!, keahlian ku naik level secara tiba-tiba. Bagaimana itu terjadi?.
Apa karena aku terus menggunakan energi sihir?.
Aku ingin bertanya tentang ini pada Arang, namun sayangnya aku sudah begitu mengantuk hingga penglihatanku mulai berubah begitu gelap.
\[Player telah dikeluarkan secara paksa karena kehabisan energi sihir\]
\*\*\*
Dalam kegelapan, aku melihat cahaya yang mulai bersinar menyilaukan. Berikutnya pelanggaranku menemukan sebuah goa, perasanku benar-benar tidak nyaman saat berada dekat dengan goa itu.
Groaaaaar! Suara auman yang begitu keras terdengar dari dalam goa.
‘Apa itu beruang, atau...’
Getaran kecil mulai terasa semakin kuat, langkah kaki yang berderap semakin keras. Itu mulai mendekat, dengan cepat menyerbu keluar.
‘Uwaaa!.’
Aku begitu terkejut melihat manusia berkepala ba\*i dalam jumlah banyak keluar dari dalam goa. Mungkin itu mencapai ratusan bahkan ribuan, para manusia babi itu tidak henti-hentinya bermunculan.
‘Sial, setidaknya pakai celana kalian sebelum keluar rumah.’ aku mengumpat dengan kesal.
Aku merasa mataku ternodai saat melihat kejantanan para monster itu bergelayutan bebas di tempatnya.
Para manusia bab1 terus bergerak dengan cepat menuju sebuah kota yang berada di bawah gunung. Saat memperhatikan kota itu aku merasa agak familiar dengan beberapa bangunan yang ikonik dari kota tempat aku dulu tinggal.
‘Walaupun mirip, tetap kota itu begitu hancur seakan perang baru saja terjadi.’
Ribuan manusia bab1 menyerang kota, banyak orang yang terbunuh. Aku tidak bisa melakukan apapun, tubuhku seperti makhluk astral tidak dapat dilihat dan tidak dapat disentuh.
Jeritan di mana-mana membuatku sakit kepala. Ku coba menutup telinga, namun suara-suara itu masih bisa aku dengar.
Jika ini adalah mimpi, aku ingin segera bangun.
Hingga aku mendengar suara yang begitu familiar memanggilku.
“Aurel!.”
Suara itu terdengar seperti suara temanku.
“Rani!.”
Dengan perasaan khawatir, aku mencoba melihat ke arah sumber suara, dan yang aku lihat temanku saat ini tengah dalam bahaya.
Banyak manusia b\*bi yang mengelilinginya, Rani terus berteriak manakala seluruh bajunya dirobek dengan kasar. Kemarahan seketika memenuhi kepalaku saat melihat hal buruk yang terjadi pada teman baikku tepat di depan mata.
Namun aku tidak bisa melakukan apapun.
Ini adalah mimpi terburuk.
\*\*\*
(Bersambung)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments