Setelah hujan meteor, debu mulai berjatuhan dari langit. Kabut melahap seluruh dunia, makhluk ganas mulai bermunculan membuat kekacauan di seluruh belahan bumi.
Sebuah pabrik pengolahan baja telah runtuh akibat gempa dan ledakan besar yang disebabkan oleh tabrakan meteor.
Di tengah reruntuhan Aurelia menatap langit, dia bertanya-tanya bagaimana masih bisa selamat setelah bencana yang datang bertubi-tubi padanya.
Seluruh tubuhnya tertusuk besi baja, kemudian dinding beton meremukkan tubuhnya. Lalu ledakan meteor membuat kebakaran hebat, memanggang seluruh bagian kepalanya.
Setelah semua itu bagaimana mungkin seorang manusia masih bisa bertahan hidup. Rasa sakit yang Aurelia rasakan membuatnya berharap agar kematian segera mengakhiri penderitaannya.
Tetapi sudah dua hari berlalu, Aurelia masih bisa bertahan hidup.
Benar, dua hari telah berlalu sejak malam bintang api.
Ding!
Suara lonceng terdengar di kepala Aurelia membuatnya terbangun. Saat membuka mata, Aurelia melihat sosok menyeramkan tengah berdiri di atas beton yang menindih tubuhnya.
Sosok itu berbulu lebat, tudung putih di kepalanya menutupi wajah, tetapi karena posisi Aurelia tepat dibawah membuatnya bisa melihat wajah dibalik tudung putih.
Wajahnya begitu menyeramkan, dengan mata menonjol keluar, empat gigi taring menjorok Keluar dari mulutnya, dan lidahnya begitu panjang hingga lutut kaki.
‘Apa.... apa dia adalah sosok asli dari malaikat pencabut nyawa?.’
Ketakutan menguasai Aurelia, tetapi dia sudah mempersiapkan dirinya. Jikapun Aurelia mati hari ini, tidak akan ada yang akan dia sesali. Dia kembali menutup mata, pasrah saat berpikir ajal hendak menjemputnya.
{Maaf, apa kehadiranku membuat Nona takut?}
Suara seorang perempuan terdengar langsung di kepala Aurelia.
‘Dari mana asal suara tadi,’ Aurelia melihat sekitar, tapi dia merasa tidak ada seorangpun kecuali sosok mengerikan di depannya .
‘Apa mungkin suara itu berasal dari makhluk itu?.’ pikir Aurelia.
Makhluk itu memiringkan kepalanya saat menatap Aurelia, membuatnya jauh lebih mengerikan. Sontak Aurelia menggelengkan kepala menyingkirkan semua yang baru saja dia pikirkan.
‘Suara yang aku dengar begitu jernih, seakan bidadari sendiri yang berbicara padaku. Tidak mungkin jika suara yang begitu indah berasal dari makhluk mengerikan sepertinya?.’ pikir Aurelia.
Namun kenyataan berkata sebaiknya.
{Hehehe, kau berpikir jika suaraku begitu indah?, Aku berterima kasih untuk itu}
Mata Aurelia terbelalak, dia tidak ingin mengakuinya tapi memang kenyataannya demikian. Ada dua hal yang membuat Aurelia begitu begitu terkejut.
Pertama fakta jika suara yang begitu indah berasal dari makhluk menakutkan di depannya. Dan yang kedua monster itu bisa mendengar apa yang Aurelia pikiran.
{Yo, jangan sebut aku monster!}
Gadis itu begitu terkejut karena tiba-tiba makhluk itu mendekatkan wajahnya yang mengerikan begitu dekat dengan wajah Aurelia.
Di tatap sedekat itu membuat Aurelia merasa tidak asing dengan wajah mengerikan itu. Namun dia tidak ingat di mana pernah melihatnya.
{Aku tidak keberatan jika kau menyebutku makhluk mengerikan atau semacamnya, asalkan bukan monster}
Makhluk itu memberikan peringatan.
Meskipun suaranya terdengar lembut, tetapi begitu menekan hingga menggetarkan jiwa. Karena takut Aurelia menggangguku dengan cepat sebagai jawaban.
{Tetapi akan lebih baik jika kau memanggilku dengan nama asliku}
Sosok itu kembali ke tempatnya semula, lalu mulai menari. Melihat tarian makhluk itu membuat Aurelia merasa nostalgia, itu adalah kenangan yang sangat lama saat kedua orang tua Aurelia masih hidup.
Aurelia terus melihat tarian makhluk itu dengan air mata yang terus mengalir. Suara sesenggukan gadis itu semakin mengeras, Aurelia tidak dapat menahan tangisannya.
{Bagaimana tarian tadi?} Makhluk itu bertanya setelah menyelesaikan tariannya.
‘Luar biasa, begitu indah.’ Aurelia dengan sepenuh hati.
Bukan sebuah kiasan, tapi memang demikian adanya. Aurelia tidak dapat berbicara karena terluka, jadi dia hanya bisa berkomunikasi dengan makhluk itu menggunakan pikirannya.
{Ahahaha, aku seneng jika kau menyukainya}
Makhluk itu tertawa sambil melompat-lompat seakan memang senang jika Aurelia menyukai tariannya.
{Jadi setelah melihat tarian ku, apa kau sadar siapa aku?}
‘Aku pikir iya, tapi mohon maaf jika ternyata tebakanku salah.’
{Ahahaha, tidak masalah}
Makhluk itu mendorong Aurelia seakan tidak sabar mendengar gadis itu menyebutkan namanya.
“Leak.” Aurelia menyebutkan nama dari makhluk mitologi Bali.
Makhluk itu tidak beraksi membuat Aurelia begitu khawatir. Bagaimana jika tebakannya salah, apa makhluk itu akan memakannya?.
Kekhawatiran Aurelia semakin menguat, hingga akhir.
{50 poin}
‘Eh?.’
Aurelia dibuat bingung dengan perkataan makhluk itu.
{Kau memang berhasil menebak identitas ku, tapi itu hanya setengahnya}
‘Setengah?.’
{Benar. Aku memang seorang Leak, tetapi itu bukan namaku yang sebenarnya}
Mendengar itu Aurelia segera memutar otaknya yang sudah terpanggang oleh kobaran api saat kebakaran pabrik kemarin.
Leak merupakan gabungan dari kata 'Le' yang berarti Penyihir dan 'Ak' yang berarti Jahat. Oleh karena itu dalam mitologi Bali, Leak digambarkan sebagai Penyiar jahat.
Banyak sekali tokoh penyihir jahat dalam cerita mitologi Nusantara. Namun yang Aurelia tahu Leak lebih identik dengan Bali, itu membuatnya lebih mudah mencari identitas dari makhluk itu.
“Calon Arang.” sebuah nama keluar dari mulut Aurelia.
Makhluk itu segera bertepuk tangan memberikan selamat karena telah berhasil menebak nama aslinya.
{100 poin} ucap makhluk yang ingin dipanggil sebagai Arang.
***
(Bersambung)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
RATU REINKARNASI
lanjut thor
2023-06-09
4
Ashfiani Dewi
ada segnya kagak?
2023-06-09
3