Suara gemuruh terdengar dari langit, sebuah pesawat besar tengah melintas melewati perkotaan. Orang-orang itu hanya menatap pesawat itu yang mulai menjauh, tindak mungkin mereka menyapa kendaraan terbang yang berada begitu tinggi.
Hingga mereka melihat pesawat itu menjatuhkan sesuatu disekitar gunung. Semua orang pun mulai berpikir apa yang pesawat itu jatuhkan.
“Bawa beberapa orang untuk melihat apa yang pesawat itu jatuhkan.”
“Tetapi gunung itu adalah sarang dari para monster. Sebaiknya jangan gegabah.”
“Tapi bagaimana jika yang dijatuhkan itu adalah persediaan makanan, bahkan mungkin senjata.”
Sekelompok orang sedang berdebat tentang benda yang dijatuhkan pesawat. Mereka adalah para pemimpin dari sebuah pengungsian yang saat ini tengah mengalami krisis makanan.
Semenjak malam dimana langit menjadi terang oleh jutaan meteor, dunia dengan cepat berubah setelahnya. Muncul berbagai monster mengerikan yang begitu ganas, di seluruh dunia puluhan juta manusia telah menjadi korban..
Yang masih selamat berusaha bertahan dengan cara apapun. Lima hari setelah bencana besar terjadi, para pengungsi mulai mendapatkan banyak masalah.
Perdebatan antara pemimpin tempat pengungsian semakin panas. Hingga akhir seorang pria yang paling berpengaruh atau pemimpin dari pemimpin tempat itu mulai membuka mulutnya memberikan pendapat.
“Bagaimana jika kita kirim orang-orang yang sudah tidak berguna untuk melihat benda apa itu?.”
Mendengar pendapat pemimpin mereka, semua orang di ruangan pertemuan itu segera terpecah menjadi dua kubu, ada yang menentang tetapi ada juga yang mendukung.
Pada akhirnya karena kuasa pemimpin tempat itu lebih kuat dari semua orang, tidak ada satupun yang mengecam keputusan untuk mengirim para pengungsi ‘Tak berguna’ ke gunung yang menjadi sarang para monster.
\*\*\*
{Mobil?}
Arang melihat-lihat kendaraan yang baru saja dijatuhkan oleh pesawat.
“Lebih tepatnya itu adalah kendaraan lapis baja yang lebih kuat dari mobil biasa.”
{Lebih kuat yah. Bolehkah aku mencoba menyerangnya?}
Seketika Aurelia teringat akan latihan memanah Arang yang setia tembakan anak panahnya mampu menjebol tembok level 2 hanya dengan dua kali tembakkan.
“Jangan bercanda, kau mungkin akan meledakkannya dengan satu anak panah.”
Arang seketika kehilangan minat dengan kendaraan itu, Aurelia dapat mendengar dua bicara ‘Sangat rapuh’ dari reaksi yang dia berikan. Selanjutnya Aurelia meminta para Giant untuk mendorong mobil itu menuju area dalam pabrik.
Tetapi Arang justru masuk kedalam mobil lalu menyaksikannya.
“Woah, Arang. Kau bisa mengendarai mobil?.”
{Ini mudah. Aku pernah diajari oleh seseorang yang berasal dari dunia lain}
“Heh?.”
Penjelasan arang tentang bagaimana dia belajar mengendarai mobil membuat aku begitu tercengang. Arang bilang sebagai Utusan Dewa, dia diperintah untuk menyelamatkan ribuan dunia melawan inflasi raja iblis.
Selama melaksanakan tugasku itu, dia bertemu dengan berbagai macam manusia termasuk yang telah menjadi utusan seperti dirinya.
{Dari sanalah aku bertemu banyak manusia yang berasal dari peradaban maju seperti mu}
Cerita Arang sangat sulit dipercaya tetapi karena tidak ada bukti yang bisa membuktikan jika dia berbohong, Aurelia pun hanya bisa mempercayainya.
Mobil lapis baja diparkir di dalam lobi gedung. Parasut yang digunakan untuk menurunkan mobil itu mereka gunakan sebagai penutup.
{Oh, aku hampir lupa tentang ini}
Arang menunjukkan sebuah kantung yang dibuat dari kulit binatang. Saat dibuka dia memperlihatkan batu berkilau seperti berlian, tetapi jelas itu bukan berlian.
{Ini adalah monster stone. Item yang sangat berguna karena di dalamnya memiliki energi sihir}
“Energi sihir?.”
{Yap, mungkin ini akan membantumu jika energi sihir yang kau miliki tinggi sedikit, tapi ingat membeli sesuatu di toko}
\*\*\*
{Bersambung}
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments