Perburuan malam terus berlanjut.
“Barbarian maju!.”
“Aaaaaargh!.”
Mengikuti perintah Arang, pasukan Barbarian menyerbu sekawan serigala. Menyadari kedatangan musuh, tujuh serigala segera menghadapi pasukan Barbarian.
Tetapi dari atas pohon para Archer memberikan dukungan panah mereka, membuat beberapa serigala ditumbangkan sebelum bentrokan terjadi.
Arang mengganti wadah yang dia rasuki, kali ini Arang menggunakan Barbarian agar dia bisa bertarung secara langsung. Walaupun Arang tidak merasa nyaman menggunakan tubuh pria, tetapi tidak ada pilihan untuknya.
“Aku berharap Lia bisa membuka pendekar pedang wanita.”
Pasukan serigala hanya tersisa lima, jumlah yang lebih rendah dari pasukan Barbarian. Tetapi Arang tidak menurunkan penjagaannya meski sedikit karena dia sadar saat ini berada di dalam hutan.
Bisa saja akan ada monster lain yang tiba-tiba bergabung di tengah pertempuran.
Bentrokan kedua pasukan terjadi. Serigala berniat menerkam, namun Arang segera menyabet tubuhnya dengan pedang hingga membuat serigala Itu terluka parah.
Goblone membantu pertempuran, tetapi senjata pemukul yang dia gunakan begitu berat sehingga tidak berhasil mengenai serigala yang begitu lincah.
Growr! Taring serigala terbuka lebar hendak menerkam kepala Goblone. Seketika goblin itu berpikir jika hari ini dia akan menjemput ajal.
Namun Arang segera datang menolong, serangannya memenggal kepala serigala. Membuat goblin itu berhasil menghindar mautnya.
“Kau seharusnya memilih senjata yang lebih baik.” ucap Arang.
Memahami arti dari perkataan Arang, Goblone hanya memberikan isyarat jika dirinya tidak memiliki senjata lain. Dia pernah mencoba menggunakan panah, namun keahliannya begitu buruk, pada akhirnya dia menyerah lalu beralih ke senjata pemukul.
Arang diam ditengah pertarungan memikirkan sesuatu, sementara itu pasukan Barbarian dan Archer melawan serigala yang tersisa.
Goblone mengambil kembali tongkat kayunya untuk membantu, meskipun tidak banyak melakukan serangan tetapi Goblone cukup membantu dengan menarik perhatian para serigala.
Lima menit berlalu semenjak pertarungan dimulai, para serigala akhirnya bisa ditaklukkan. Archer yang sudah belajar membedah tubuh monster pun mulai mengambil batu monster.
Tetapi kali ini bukan hanya batu monster saja yang mereka ambil. Berbeda dengan zombie, serigala memiliki lebih banyak material yang berguna. Daging bisa dimakan, kulit bisa digunakan untuk membuat armor, hingga tulang juga berguna sebagai material pembuatan senjata.
“Ini tangkapan besar, sepertinya kita harus kembali.”
Meskipun arang ingin melakukan perburuan lebih banyak, tetapi dia sadar jika tidak baik berkeliaran ditengah hutan saat tangan mu sudah penuh dan tidak bisa membawa lebih banyak barang.
“Lain kali aku harus membawa gerobak agar bisa membawa lebih banyak buruan.” Arang mencatat itu dalam pikirannya.
Setelah mendapatkan tubuh serigala sebagai buruan, pasukan itu memilih untuk kembali ke pabrik.
***
Cahaya hangat, suara burung berkicau, teriakan Barbarian yang sedang berlatih membuat Aurelia beterbangan.
Namun yang dia dapati saat pertama kali membuka mata hanyalah kegelapan.
"Apa aku masih tertidur?." Pikirnya.
Merasa ada yang aneh, Aurelia pun membuka game Kelas off Klan. Seketika penglihatannya berubah menjadi gelap, saat Aurelia kembali bisa melihat tatapannya berada diatas area pabrik seperti sebelumnya.
Di area parkir pabrik tempat camp tentara berada, dia melihat para Barbarian sedang berlatih mengayunkan pedang. Sementara itu para Archer berjaga diatas menara mengawasi area sekitar.
Kini disekitar area pabrik telah dikelilingi oleh pagar batu.
“Hem?.”
Archer yang mengawasi para Barbarian berlatih tiba-tiba melihat ke atas langit.
{Arang kau sudah bangun!}
“Ah, iya. Maaf jika mengganggu mu.”
{Apa yang kamu katakan, lagi pula aku juga ingin beristirahat}
“Oh, Benar jau harus tidur saat matahari terbit.”
{Bukan seperti itu}
“Heh?.”
Arang menjelaskan ketika dirinya merasuki tubuh makhluk lain bisa membuatnya kebal dari sinar matahari.
Yang menjadi permasalahan adalah energi sihir miliknya akan terus berkurang jika terus mempertahankan kemampuannya itu.
{Tapi jangan khawatir, aku bisa mengisi ulang energi sihir dengan meminum cairan ungu ini}
Dia meminum segelas Elixir dengan sekali teguk, lalu mengakhirinya dengan “Puaah” setelah mengusap bibirnya dengan punggung tangan. Seakan dia begitu menikmati minuman Itu.
Aurelia melihat para Barbarian dan Archer pun melakukan hal yang sama.
{Sekarang aku bisa bekerja 24 jam sehari}
Ucapnya dengan begitu bangga.
“Tidak, aku mohon beristirahatlah.”
Meskipun Arang mengatakan jika makhluk lelembut seperti dirinya tidak membutuhkan tidur maupun istirahat, tetapi Aurelia tidak akan tahan melihat seseorang yang terus bekerja di saat dirinya justru menikmati tidur cantik.
Karena Aurelia memaksanya, Arang pun mengalah. Latihan pagi berakhir, semua orang pun segera berkumpul di camp untuk sarapan pagi.
{Oh ya, saat kau masih tertidur, upgrade Town Hall telah selesai. Aku membangun tembok seperti yang kau inginkan dan juga bangunan baru yakni dua menara pemanah}
Arang memberikan laporannya saat mulutnya dipenuhi oleh daging serigala bakar.
“Itu bagus, tapi kenapa kau tidak melatih pasukan baru?.” Aurelia tidak melihat pasukan lain selain Barbarian dan Archer.
{Itu karena aku ingin melihatnya bersama mu}
“Hah?.”
Aurelia tahu jika Arang sangat penasaran dengan pasukan baru. Tetapi dia memilih untuk menunggu ku dari pada melatihnya sendiri.
Tidak ingin membuat temannya lebih lama menunggu, Aurelia pun segera melatih dua pasukan baru.
Aurelia tiba-tiba teringat dengan apa yang ia alami saat bangun.
“Oh iya, tadi saat aku bangun kenapa area sekitar begitu gelap. Seakan aku berada di dalam ruangan tertutup.”
Mendapati pertanyaan itu, Arang memasang senyum lebar.
{Itu karena aku menempatkan kepalamu ke dalam kotak kayu lalu ku kubur di dalam tanah.}
“Apa!.”
{Itu demi keamanan mu}
Aurelia menjadi begitu marah saat Arang memperlakukan satu-satunya sisa dari tubuhnya seperti harta Karun.
***
(Bersambung)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments