Plop!
Suara botol minuman yang dibuka disusul oleh suara sorakan terdengar memenuhi ruang VIP di sebuah kelab malam di mana Garry dan teman-temannya menghabiskan waktu malam ini. Di ruangan itu, tak ada suara musik yang membuat telinga sakit atau pun keributan dari pengunjung kelab yang lain. Hanya ada suara musik yang mengalun lembut dan beberapa botol minuman keras yang tertata rapi di atas meja.
“Apakah kalian barusan dengar apa yang dikatakan oleh Stella?” tanya Garry pada teman-temannya begitu sambungan teleponnya dengan Stella terputus. “Dia bilang kalau aku mencintainya, maka aku harus bisa membuktikannya. Apa maksudnya berkata seperti itu? Memangnya selama ini aku belum cukup untuk menunjukkan perasaanku untuknya?”
Salah satu teman Garry yang baru saja membuka botol minuman menuangkan minuman tersebut ke gelas teman-temannya. Setelahnya ia mengambil tempat duduk di samping Garry.
“Kau ini memang tidak tahu diuntung, Gar. Sudah dapat wanita seperti Stella. Sudah baik, cantik, tulus mencintaimu. Tapi, apa balasanmu kepadanya?” sindir teman Garry.
“Apa maksudmu?” tanya Garry, kemudian menegak satu shot minumannya hingga tandas.
“Kau ini benar-benar tidak mengerti atau pura-pura bodoh, Gar?” balas teman Garry yang lain. “Begini, kau ini sudah mendapatkan Stella yang bisa dibilang sempurna dalam segala hal. Tapi, kau malah berselingkuh. Dengan sahabatnya sendiri pula.”
Ucapan itu membuat teman-teman Garry yang lain ikut tertawa, mereka menertawakan kebodohan Garry yang sama sekali tidak bisa mensyukuri hubungannya dengan Stella.
Garry berdecap.
“Aku melakukan itu karena Stella sangat sulit untuk disentuh. Dia memang mencintaiku, tapi dia tidak bisa memenuhi kebutuhan biologisku seperti gadis-gadis lain,” jelas Garry, membela diri. “Aku ini pria normal, aku juga membutuhkan sentuhan dari seorang wanita. Memangnya kalau kalian berada di posisiku kalian tidak akan melakukan hal yang sama?”
“Kalau pun kami berselingkuh dari pasangan kami, kami tidak mungkin melakukannya dengan sahabat kekasih kami sendiri, Gar!” seloroh teman Garry, disusul tawa teman-teman yang lainnya.
“Ck! Sudah kubilang aku ini pria normal. Aku membutuhkan hubungan intim dengan lawan jenis. Karena Stella sangat menjaga kehormatannya, aku harus mencari wanita yang mau kusentuh. Dan kebetulan sekali, Feby mau memberikan hal itu secara cuma-cuma karena kami sama-sama butuh kehangatan di ranjang,” elak Garry.
“Kalau Stella tahu, Stella bisa saja meninggalkanmu, Gar!” seru teman Garry yang lain.
“Stella tidak akan mungkin meninggalkanku karena dia sangat mencintaiku,” balas Garry.
“Kenapa kau sangat yakin dengan hal itu, Gar? Kau tidak tahu apa yang ada di kepalanya, bukan?”
Garry menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu berdiri.
“Kau mau ke mana, Gar?”
“Aku mau ke toilet. Aku sangat pusing mendengar suara kalian,” ujar Garry lalu berjalan menuju ke toilet.
Pria itu berjalan sempoyongan sebab ia telah meminum alkohol dalam jumlah yang banyak. Ia berjalan perlahan sambil memegangi tembok untuk menyeimbangkan tubuhnya.
Suara musik yang sangat keras langsung masuk ke dalam indra pendengaran Garry begitu ia keluar dari ruang VIP. Ia pun berjalan menuruni anak tangga menuju ke lantai satu di mana toilet berada sebab toilet yang ada di lantai dua sedang rusak.
Begitu masuk ke dalam toilet, Garry dikejutkan karena salah satu temannya ikut menyusulnya.
“Kenapa kau di sini?” tanya Garry.
“Tidak, aku hanya khawatir kalau kau akan jatuh karena tadi kau sangat sempoyongan,” balas teman Garry lalu menuju ke urinator sementara Garry berdiri di depan wastafel, mencuci tangan sambil memandang pantulan dirinya di cermin.
“Apakah menurutmu Stella akan meninggalkanku?” tanya Garry tiba-tiba, membuat temannya menoleh.
Teman Garry pun menyelesaikan apa yang dia lakukan, lalu menghampiri Garry untuk membasuh tangannya.
“Hei, aku sedang bertanya. Kenapa kau diam saja?” gerutu Garry, kesal karena pertanyaannya diabaikan oleh temannya.
“Kau benar-benar butuh pendapatku?” tanya teman Garry.
“Tentu saja. Itulah sebabnya aku bertanya, Bodoh!”
Teman Garry menghela napas panjang, lalu mengedikkan bahunya. “Kau tahu, Gar. Wanita mana pun tidak akan rela kalau dia diduakan. Apalagi, jika kau berselingkuh dengan orang paling dekat dengannya. Terutama sahabatnya,” terangnya.
Garry terdiam, berusaha mencerna ucapan temannya di tengah-tengah alkohol yang sudah memabukkannya.
“Aku tahu aku salah. Tapi, Stella tidak tahu apa-apa tentang ini. Dan dia tidak mungkin tahu karena aku dan Feby sudah menjaga rahasia ini rapat-rapat selama ini.”
Teman Garry menyunggingkan seulas senyum tipis. “Kau tidak tahu apa yang diketahui seorang wanita, Gar. Mereka memiliki insting yang sangat kuat.”
“Apa maksudmu?”
“Mungkin saja Stella berubah karena dia sudah mencium kebusukanmu.”
Mendengar itu, Garry menjadi cemas. Selama ini, dia pikir Stella tidak akan curiga sebab dia selalu mendahulukan Stella dalam segala hal dan selalu memberikan perhatian penuh kepada Stella.
“Berhati-hatilah dalam bermain api, Gar. Jangan sampai api itu membakarmu,” ucap teman Garry, lalu keluar dari toilet, meninggalkan Garry dan segala kecemasannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Andi Syafaat
lanjuuuuut thor
2023-07-15
0
Dar Pin
sukur biar Gery rasain semangat thor
2023-06-18
3