Di saat yang sama di tempat yang berbeda ....
Tangis Stella pecah ketika gadis itu mencapai basemen apartemen Garry. Ia berjalan cepat menuju ke mobilnya, lalu masuk ke sana. Di belakang kemudi, Stella menangis sejadi-jadinya. Ia meluapkan segala luka dan amarah yang meradang di hatinya.
Stella Winarta adalah seorang gadis cantik bermata hitam legam yang bertahun-tahun telah melabuhkan cintanya kepada Garry. Selama tiga tahun menjalin hubungan dengan Garry, tak pernah sedetik pun Stella merasa bosan untuk mencintai pria tersebut. Sebaliknya, Stella justru merasa kalau perasaannya untuk Garry kian bertambah seiring berjalannya waktu.
Tapi malam ini, perasaan Stella yang seluas samudera tiba-tiba saja kering seperti gurun Sahara. Hanya butuh satu kejadian untuk menghancurkan perasaan yang bertahun-tahun dimiliki Stella terhadap Garry. Dan malam ini ... Garry telah berhasil untuk menghancurkan segalanya.
Tak hanya perasaan Stella. Garry juga telah menghancurkan hubungan yang sudah mereka jalin selama tiga tahun lamanya. Rupanya, waktu tiga tahun tak cukup untuk membuat Stella mengenal siapa pria yang selama ini dia cintai. Selama ini, Stella pikir Garry adalah pria yang setia. Tapi, malam ini Garry sudah berhasil membuktikan kalau dirinya jauh dari kata setia. Pria itu adalah pengkhianat keji bagi Stella.
Dengan air mata yang bercucuran, Stella mengendarai mobilnya menuju ke kostnya. Gadis itu tak bisa terus berada di sana. Feby dan Garry tidak boleh tahu kalau dia berada di apartemen pria itu.
“Aku tidak mengerti apa salahku dan kenapa mereka tega melakukan ini kepadaku,” gumam Stella sambil meremas kemudi kencang-kencang.
“Selama ini aku tidak pernah menyakiti mereka sekali pun. Tapi, kenapa mereka tega kepadaku?” tanyanya.
Sesampainya di kamar kos, Stella mengambil figura fotonya dengan Garry, lalu membantingnya ke lantai hingga menimbulkan suara yang cukup keras.
Ia lantas melirik pada foto polaroid dirinya dan Feby yang ia gantung di dinding, lalu mengambilnya dan merobek foto itu hingga menjadi kepingan-kepingan kecil.
Tak hanya Garry yang membuat Stella terluka, tapi Feby juga. Stella dan Feby telah berteman baik sangat lama. Feby adalah orang yang paling dia percaya. Stella selalu bercerita mengenai masalah hidupnya dan bahkan masalah percintaannya kepada Feby. Namun, siapa sangka jika Feby yang kerap memeluknya justru akan menusuknya dari belakang?
“Dasar pengkhianat!!!”
Stella berteriak tertahan. Ia tidak mungkin berteriak kencang dan mengganggu tidur penghuni kos yang lain. Meskipun sejujurnya, saat ini Stella sedang ingin berteriak sekencang-kencangnya untuk meluapkan amarah yang menggerogoti hatinya.
Gadis itu terduduk lemas di lantai kamarnya yang dingin. Dia menutup wajahnya dengan telapak tangan, lalu kembali menangis dalam diam.
Tak pernah sekali pun Stella melihat hal-hal yang mencurigakan dari Garry dan Feby. Dua orang itu bahkan bersikap normal di hadapan Stella. Atau mungkin ... Stella lah yang buta sampai-sampai dia tidak bisa melihat kedekatan Garry dan Feby.
Selama ini, Stella selalu bercerita tentang masalah percintaan atau bahkan kencan romantisnya dengan Garry kepada Feby. Bukankah jika Feby menyukai Garry dari lama, Feby akan cemburu dan bersikap ketus setiap kali Stella bercerita? Tapi, selama ini Feby tidak pernah bersikap demikian.
Stella tersenyum kecut. Tak menyangka jika Garry dan Feby telah menutupi segalanya dengan sangat pintar sampai-sampai Stella tidak curiga sedikit pun terhadap mereka berdua.
Yang membuat Stella kesal adalah ... Kenapa Feby? Kenapa Garry harus memilih untuk berselingkuh dengan Feby yang jelas-jelas adalah sahabat dekat Stella? Sekarang, Stella harus bercerita kepada siapa mengenai pengkhianatan Garry?
“Kalian jahat!” desis Stella di tengah-tengah isak tangisnya. Hatinya hancur berkeping-keping, pikirannya pun kacau bukan main. Pengkhianatan yang dilakukan oleh Garry dan Feby adalah pengkhianatan terbesar yang pernah terjadi di hidup Stella.
Stella menangis semalaman, menangisi pengkhianatan yang dilakukan oleh Garry dan Feby. Di satu sisi, ia ingin berpisah dengan Garry. Tapi, di sisi lain dia ingin Garry dan Feby merasakan rasa sakit yang dia rasakan.
Dengan cepat Stella menghapus air matanya, kemudian menarik napas dalam-dalam.
“Aku tidak boleh lemah. Aku harus menunjukkan kalau mereka sudah salah karena telah bermain api di belakangku,” ucap Stella. Dengan penuh keyakinan, Stella melanjutkan kalimatnya. “Lihat saja, aku akan membalas perbuatan kalian. Aku akan membuat kalian merasakan rasa sakit yang aku rasakan sekarang ini.”
Gadis itu tersenyum penuh keyakinan. Dia telah membulatkan tekad untuk membalas perbuatan Garry dan Feby.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Riska Fatihica
semangat Stella balas kan dendam mu sama kedua penghianat itu.... biar mereka bisa merasakan rasa sakit yang sedang kamu rasakan saat ini....
2023-07-07
1