Garry mengepalkan tangannya namun ia tidak membalas ucapan Stella. Pria itu terdiam. Ia tak suka Stella menjadi pusat perhatian. Ia tak suka jika pria lain memandang kecantikan Stella dan ikut jatuh hati kepada Stella.
Sementara itu, Stella tersenyum tipis. Ia tahu kalau Garry tidak akan menyukai penampilannya yang sekarang, tapi ia tidak peduli. Dulu, Garry telah membuat Stella bucin setengah mati kepada Garry sampai-sampai Stella menuruti semua perkataan Garry. Kini, saatnya Stella membalik keadaan. Ia bertekad kuat untuk membuat Garry bucin kepadanya supaya ia bisa melakukan balas dendam dengan mudah.
“Stella, aku—”
“Tante Stella!” Seruan Bella memotong ucapan Garry yang hendak membalas ucapan Stella.
Stella dan Garry menoleh, mendapati Bella tengah berlarian kecil menghampiri mereka.
“Tante, ayo masuk! Aku tidak mau meniup lilin kalau tidak ada Tante,” ucap Bella dengan nada memohon.
Stella tersenyum lalu mengulurkan tangannya untuk menggandeng Bella. “Ayo, kita masuk. Tante juga sudah tidak sabar melihat keponakan Tante yang lucu ini meniup lilin,” balasnya.
Bella dan Stella pun kembali masuk ke dalam rumah disusul oleh Garry di belakang mereka. Selama acara ulang tahun Bella berlangsung, Garry tak satu detik pun berpaling dari Stella. Ia takut berjauhan dari Stella karena Stella sudah kembali seperti dulu, kembali menjadi gadis cantik yang membuatnya takut Stella akan direbut oleh pria lain.
Suara tepuk tangan menggema tatkala Bella meniup lilinnya. Usai acara tiup lilin dan potong kue, Stella memilih untuk melipir untuk mengambil minum karena kini Bella sudah kembali bersenang-senang bersama teman-temannya lagi.
Stella melirik ke arah Garry yang dari tadi tidak pernah meninggalkan sisinya sama sekali. Ia tersenyum mengejek. Hari ini, Garry bersikap sangat posesif kepadanya. Padahal, tadi malam saja Garry asyik bercinta dengan sahabatnya. Benar-benar pria yang tidak bisa ditebak apa maunya.
“Garry, apakah kau tidak bisa berhenti mengekoriku?” tanya Stella dengan suara lirih supaya tidak ada yang mendengarnya.
“Jika kau mau mengubah penampilanmu seperti biasanya, aku pasti akan berhenti mengekorimu,” jawab Garry dengan santai.
Stella memutar bola matanya. “Bukankah aku sudah bilang kalau kau mencintaiku, maka kau harus menerimaku apa adanya?” balas Stella acuh tak acuh, lalu menyesap minumannya. “Lebih baik sekarang kau pergi untuk mengobrol bersama Kak Damar dan teman-temannya. Bukankah kau sendiri yang bilang kalau kau ingin menambah relasi? Ini adalah waktu yang tepat.”
Ucapan Stella benar, Garry menyadari hal itu. Sebagai manajer di sebuah hotel ternama, Garry tentu perlu menambah banyak relasi. Dan di acara ulang tahun Bella, banyak sekali orang-orang yang bisa ia jadikan relasi. Namun, karena terlalu posesif dengan Stella, ia jadi tidak fokus untuk hal-hal itu karena yang ada di pikirannya saat ini hanyalah rasa takutnya.
Garry takut ia akan kehilangan Stella karena penampilan baru Stella. Tanpa ia sadari, ia memang sudah kehilangan Stella tepat di detik di mana ia memutuskan untuk berselingkuh dari Stella dengan sahabat gadis itu.
“Baiklah, baiklah. Aku akan ke sana. Tapi, kau tidak boleh mengobrol dengan pria mana pun,” ucap Garry.
Stella memutar bola matanya. “Aku bukan tukang selingkuh, Gar.”
Garry menelan salivanya, lalu mengangguk. “Benar,” ucapnya canggung. Setelahnya, ia langsung meninggalkan Stella untuk mengobrol dengan Damar dan rekan-rekan bisnis Damar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Andi Syafaat
lanjut👍
2023-07-15
0
Riska Fatihica
jangan samakan Stella seperti kamu ya Gerry yang suka selingkuh ...
2023-07-07
0