Setelah perbincangan mengenai perubahan penampilan Stella, kini tak ada lagi yang bersuara. Dua sejoli itu bagaikan sibuk dengan pikirannya masing-masing. Garry sibuk memikirkan tentang apa yang harus dia lakukan mengingat sekarang Stella sudah kembali cantik lagi. Sementara Stella sibuk memikirkan langkah pertama untuk membalaskan rasa sakitnya kepada Garry dan Feby.
Tak lama kemudian, mereka sampai di depan kos Stella.
“Terima kasih sudah mengantarku pulang, Gar,” ucap Stella.
Garry mengangguk. “Bukankah biasanya aku juga selalu mengantarmu pulang? Tidak perlu berterima kasih, Stella,” balas pria itu.
Stella tersenyum tipis, namun tak membalas ucapan Garry.
Garry meraih tangan Stella, menggenggam tangan lembut gadis itu sambil mengusap-usapnya. Perlakuan Garry tentu membuat Stella sontak menoleh bingung ke arahnya.
“Stella, aku harap kau mau memikirkan kembali tentang perubahan penampilanmu,” ucapnya.
Stella memutar bola matanya, lalu menarik tangannya dari genggaman Garry.
“Sudah kubilang kalau keputusanku sudah bulat untuk kembali menjadi diriku sendiri, Gar. Kau mungkin memang kekasihku. Tapi, aku juga memiliki pendirianku sendiri,” ucap Stella.
Garry tersenyum masam. Sepertinya saat ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan penampilan baru Stella mengingat Stella masih bersikukuh untuk kembali menjadi dirinya yang dulu.
“Aku mengerti,” balas Garry pada akhirnya.
“Kalau begitu aku turun dulu, Gar. Sekali lagi terima kasih karena sudah mengantarku pulang.”
Ketika Stella hendak membuka pintu mobil, Garry menahannya. Gadis itu pun menoleh dan menatap Garry bingung. Saat melihat Garry mendekatkan wajahnya, Stella sontak saja menghindar dan memalingkan wajah.
“Maaf,” ucap Stella lalu turun dari mobil Garry tanpa berlama-lama lagi.
Sementara Garry, mematung di tempatnya. Pria itu merasa bingung sebab tak biasanya Stella menghindari ciumannya. Hal tersebut tentu membuat Garry curiga. Perasaannya tiba-tiba saja jadi tak enak.
“Apa yang terjadi dengan Stella? Kenapa dia sepertinya ingin menghindar dariku?” gumam Garry sambil memandang punggung Stella yang kian menjauh dari mobilnya.
Garry merasa ada yang aneh dengan sikap Stella. Ia merasa seolah Stella sedang menyembunyikan sesuatu darinya namun dia tidak tahu apa. Perubahan pada sikap dan penampilan Stella membawa ketakutan menghantui pikiran Garry. Pria itu gusar, takut jika Stella akan meninggalkannya.
Katakanlah Garry adalah seorang pria pengecut. Ia berani untuk berselingkuh dari Stella, namun takut jika Stella meninggalkannya. Ya, Garry memang merasa takut sebab dia tahu bagaimana pria-pria bereaksi saat mereka memandang paras cantik Stella.
Stella dulunya adalah seorang primadona. Di mana pun dia melintas, di sana akan ada pria yang memandang ke arahnya dengan penuh kekaguman. Bagi Garry, Stella bisa mendapatkan pria mana pun yang dia inginkan. Dan hal itulah yang membuat Garry meminta Stella untuk berpenampilan sederhana saja. Dia tidak mau pria lain juga memandang Stella dan mencoba untuk merebut Stella darinya.
“Apa yang sebenarnya terjadi dengan Stella? Kenapa dia tiba-tiba saja ingin berubah?” tanya Garry.
Pria itu mengusap wajahnya frustrasi, lalu memandang nanar ke arah pintu kos Stella yang sudah tertutup. Ia menghela napas berat dan menyalakan mesin mobilnya kembali.
“Lebih baik aku tanyakan ini kepada Kak Ane. Pasti Kak Ane tahu sesuatu,” gumamnya lalu kembali melajukan mobilnya menuju ke kediaman kakaknya.
Setibanya di kediaman kakaknya, Garry mendapati Ane tengah menyiram bunga di taman belakang rumah. Ia pun langsung menghampiri Ane tanpa pikir panjang lagi.
“Kak Ane,” panggilnya.
Ane menoleh. Senyum yang tersungging di bibirnya perlahan lenyap. Saat melihat wajah Garry, ingin sekali Ane memukul pria yang sudah berani-beraninya menyelingkuhi Stella. Akan tetapi, apa daya? Ane sudah berjanji kalau dia tidak akan menunjukkan amarah di depan Garry.
“Ada apa, Gar?” tanya Ane, kemudian kembali menyiram bunganya.
“Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan, Kak,” ucap Garry.
“Apa yang ingin kau bicarakan?”
Garry menggaruk tengkuknya, bingung harus memulai kalimatnya dari mana.
“Aku ingin membicarakan tentang Stella.”
Ane menghentikan aktivitasnya dan kembali menoleh ke arah Garry. Ia menaikkan sebelah alisnya, bingung. ‘Apa lagi yang ingin dia bicarakan?’ tanya Ane dalam hati.
“Apakah menurut Kak Ane tidak ada yang aneh dengan Stella?” tanya Garry.
“Aneh bagaimana?” balas Ane tak mengerti.
“Ya ... Aneh. Dia tiba-tiba saja berubah penampilan. Dia juga—”
“Apakah kau keberatan dengan penampilan baru Stella?” tanya Ane, memotong ucapan Garry.
Garry mengangguk tanpa ragu.
“Ya. Selama ini dia selalu berpenampilan sederhana. Melihat Stella tiba-tiba berdandan dan mengenakan pakaian modis membuatku berpikir jika mungkin ada sesuatu yang sedang dia sembunyikan. Dia pasti bercerita dengan Kak Ane mengenai alasannya yang sesungguhnya, ‘kan, Kak?”
Ane tersenyum tipis, tetap bersikap tenang sambil berusaha menahan amarahnya.
“Stella hanya ingin menjadi dirinya sendiri. Aku harap kau mendukung dan menghargai keputusan Stella. Hanya itu yang perlu kau lakukan saat ini,” ujar Ane lalu pergi meninggalkan Garry sebelum ia murka pada pria tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Riska Fatihica
sabar ya ka ane..... jangan sampai kamu kelepasan menghajar Gerry takut nya rencana Stella gagal....
2023-07-07
0