“Maukah Kak Ane berjanji satu hal kepadaku?”
Pertanyaan Stella membuat Ane menatap ke arahnya dengan satu alis terangkat.
“Berjanji apa, Stella?” tanya Ane bingung.
“Aku ingin Kak Ane berjanji untuk tidak mengatakan apa-apa tentang ini kepada Kak Damar. Aku juga ingin Kak Ane bersikap seolah tidak terjadi apa-apa di depan Garry dan Feby,” jawab Stella, lalu membuang napas panjang.
“Tapi, Stella ....”
“Kak, aku tahu kalau melakukan hal ini terlihat seperti aku membiarkan perselingkuhan mereka. Tapi, bukan itu maksudku. Aku ingin membalas rasa sakit yang aku rasakan. Dan untuk melakukan itu semua, aku harus bersikap seolah aku tidak tahu apa-apa. Untuk itu, aku juga minta Kak Ane untuk bersikap biasa saja di depan Garry dan Feby. Apakah Kak Ane mau?” pinta Stella.
Ane menghela napas panjang, berusaha mengontrol diri supaya bisa melakukan apa yang diminta oleh Stella.
“Baiklah, jika itu memang maumu,” jawab Ane pada akhirnya. “Ayo, kita keluar kamar sebelum ada yang mencari kita berdua.”
Stella mengangguk.
Mereka pun berjalan keluar dari kamar Ane menuju ke ruang tengah. Di sana tampak Garry dan Feby sedang asyik mengobrol dengan Damar dan Bella. Hati Ane terasa teriris saat dia mengingat tentang perselingkuhan Garry dan Feby. Namun, dia berusaha sekeras mungkin untuk menyembunyikan rasa sakitnya.
“Kak, sepertinya aku akan langsung pulang,” ucap Stella.
Ane melirik ke arah di mana mata Stella memandang. Dia paham kalau Stella pasti sangat terluka jika harus melihat Garry dan Feby berada di satu ruangan yang sama dalam kurun waktu cukup lama mengingat bagaimana dua orang itu mengkhianatinya.
“Iya, tidak apa-apa. Kakak mengerti, kok,” balas Ane.
Stella pun menghampiri keponakannya dan berpamitan kepada gadis kecil tersebut.
“Bella, Tante Stella pulang dulu, ya?” pamit Stella.
Bella memasang wajah cemberutnya, mengerucutkan bibir sambil melipat tangan di depan dada. “Aku, ‘kan, masih kangen Tante Stella. Kenapa Tante ingin cepat-cepat pulang?” tanyanya.
“Maaf, Bella. Tapi, Tante ada urusan mendadak.”
“Tapi ....”
“Lain kali Tante pasti akan main ke sini lagi, Bella. Atau kau mau jalan-jalan ke taman bermain?” bujuk Stella.
Mendengar ‘taman bermain’ Bella pun berubah antusias. Wajahnya kini sudah tidak masam lagi.
“Apakah Tante mau mengajakku ke taman bermain?” tanya Bella.
“Tentu saja.”
“Hore!!!!” seru Bella.
“Jadi, Tante boleh pulang, ‘kan?” tanya Stella.
Bella mengangguk. “Baiklah. Asalkan Tante menepati janji Tante untuk mengajakku ke taman bermain.”
Stella terkekeh, lalu mengangguk. Setelahnya, Stella berpamitan kepada Damar dan pergi ke luar.
Di luar, saat tengah menunggu taksi, suara langkah kaki terburu-buru membuatnya menoleh. Didapatinya Garry tengah berlari menyusulnya. Stella tersenyum tipis. Kalau saja dia belum tahu tentang perselingkuhan Garry dan Feby, ia pasti akan senang. Tapi, kini yang ia rasakan justru rasa jijik dan kesal.
‘Untuk apa dia menyusulku?’ batin Stella, lalu berdecap kesal.
“Stella, kau mau pulang?” tanya Garry.
Stella mengangguk.
“Ayo, aku antar.”
“Tapi—”
“Tapi apa?”
Stella menggeleng. “Tidak. Baiklah aku akan pulang denganmu,” ucap Stella pada akhirnya. Dia terpaksa menyetujui ajakan Garry sebab dia tidak mau Garry curiga.
Garry pun mengantar Stella pulang.
Di dalam perjalanan, Garry kembali menyinggung tentang penampilan baru Stella. Garry sangat gemas saat melihat Stella yang sudah kembali cantik seperti dulu.
Satu hal tentang Garry, dia tidak suka kekasihnya menjadi pusat perhatian orang-orang. Terlebih lagi, jika yang memandang Stella adalah pria lain yang mungkin saja berniat untuk mendekati Stella. Oleh karena itu, selama berpacaran dengannya, dari awal Garry selalu meminta Stella untuk berdandan sederhana dan ala kadarnya saja. Dia tidak suka melihat Stella berdandan apalagi sampai memakai pakaian modis di depan orang-orang.
“Stella, aku masih tidak mengerti kenapa kau kembali mengubah penampilanmu. Bukankah kau juga suka berpenampilan sederhana?” tanya Garry.
Stella melirik Garry, kemudian mendengus. “Bukan aku yang menyukai penampilan sederhana, tapi dirimu, Gar,” balas Stella.
“Tapi, selama ini kau tidak pernah keberatan untuk berpenampilan sederhana. Lagi pula, kau ini sudah cantik meskipun tanpa make up dan pakaian seperti ini. Kau tidak perlu berdandan untuk terlihat cantik, Stella,” jelas Garry.
Stella mendengus. Mau bagaimana pun penjelasan Garry, ia tetap tidak akan mengubah penampilannya menjadi sederhana lagi. Stella tidak akan membiarkan Garry mengontrolnya. Dia sudah meyakinkan diri untuk tidak terpengaruh pada bujuk rayu pria itu lagi.
“Memangnya salah kalau aku ingin berpenampilan seperti diriku yang sebenarnya? Aku lelah jika terus-menerus berpenampilan seperti yang diinginkan oleh orang lain. Aku ingin kembali menjadi diriku sendiri,” jelas Stella dengan telak.
Garry terdiam. Dia sadar kalau inilah Stella yang sebenarnya dan selama ini dialah yang meminta Stella untuk berpenampilan sederhana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Andi Syafaat
lanjuuuuut👍
2023-07-15
0
Riska Fatihica
dasar lelaki yang egois....
2023-07-07
0