Bab 16 [Sesal]

"Aku cemburu, asal kamu tahu, aku cemburu, Elea! Sudah ku bilang kau hanya milikku! Aku sakit melihat mu tersenyum manis padanya!"

Ezra menyalurkan pelampiasan amarahnya dengan mencumbui kulit-kulit istrinya. Masih berbalut handuk putih yang sudah terbuang entah ke mana Elea ditarik begitu saja setelah keluar dari kamar mandinya.

Wanita itu terus terisak-isak. Mungkin kemarin Elea masih sanggup berpura-pura tidak terganggu akan nyata yang ada.

Namun, tidak dengan saat ini, lain dulu lain sekarang, kali ini Elea sudah benar-benar tak memiliki sedikit pun hasrat untuk membalas cumbu mesra suaminya.

"Tatap aku, Elea!"

Bahkan sampai hampir dua puluh menit lamanya Elea dibawah kungkungan Ezra, perempuan itu masih tak mau sudi menuruti perintah yang diliputi kecemburuan.

"Elea!"

Melihat isak tangis Elea semakin menjadi, Ezra mengangkat tegak kepalanya, sejenak ia terpaku pada wajah sendu Elea yang tak secuil pun membuka matanya.

"Maaf." Lembut, ia memeluk tubuh istrinya, dengan setumpuk rasa bersalah yang menggelepar berserakan di dadanya.

"Kamu yang tega padaku, Bee..., di saat aku mulai meletakkan harapan, kamu dengan tega menghancurkannya sampai menjadi bubuk, di saat aku mulai mempercayai mu, kamu mengkhianati ketulusan ku. Di saat aku hanya milik mu, kamu justru menjadikan aku pelampiasan hasrat mu, aku remuk, Bee."

Elea meringkuk dengan serta tangisan pilunya, dan Ezra menarik selimut untuk menutupi raga polos perempuan itu. Dia terenyuh sedalam yang dia rasakan.

Tak terpikir sebelumnya, jika Elea akan bisa menyinggahi hatinya pula. Ezra pikir, dalam hidupnya, dia hanya bisa mencintai Rigie saja.

Sampai dua puluh lima tahun usianya, tak pernah dia melirik gadis lain. Namun, semua berbeda saat Elea berhasil mengambil alih segala aspek afeksinya...., yah, semua itu sudah terjadi di malam pertama pertemuan mereka.

Dari lima gadis suguhan rumah bordil yang ia datangi setengah tahun lalu, Ezra langsung terpaku pada satu wajah, satu raga, satu tujuan; Elea cempaka yang saat itu masih berseragam SMA.

Sadar atau tidak, ia mulai tertarik pada Elea, sejak pandangan pertama. Gadis berpenutup mata yang ia lihat masih sangat ranum, masih begitu polos, bahkan masih gemetaran saat berdiri di antara gadis bayaran lainnya.

Entah kenapa, Ezra tak bisa melirik gadis lain yang padahal mereka semua bisa dikatakan lebih siap dalam segala hal; dari dandanan, pakaian, dan pastinya pelayanan.

Disaat gadis lain merayunya dengan desah desah parau yang dibuat buat. Elea justru diam menunduk seolah menyembunyikan kecantikan wajahnya.

Kesetiaan Ezra runtuh seketika. Niat yang awalnya hanya ingin menjajal wanita malam untuk berkencan dan minum-minum di bar, malam itu Ezra justru membawa pulang Elea ke vila rahasianya.

Bicara soal negosiasi, hal itu dimulai ketika gadisnya berani menarik lengan kekarnya, lalu berkata, "aku butuh uang satu milyar Om," kala itu Ezra mengernyit dan Elea meralat ucapannya dengan gesture dan suara yang dia sukai, "mmm maaf, Tuan maksud Elea."

Ezra tersenyum kecil, lalu menarik gadisnya masuk ke dalam kamar....

Ezra terenyuh, mengingat perjumpaannya bersama Elea setengah tahun lalu. Ia lantas beringsut memeluk wanita itu dari belakang penuh dengan kasih sayang. "Maaf membuat mu takut," lirihnya.

Lama dia terdiam, lalu kembali mempererat pelukannya. "Aku merindukan mu, Bee," ucapnya, kemudian hening....

Merasa tak mendapat jawaban apa pun, Ezra sadar bahwa wanita di pelukannya sudah tertidur pulas. Dia beranjak dari posisinya, kemudian sedikit membetulkan arah tidur Elea sebelum kembali menyelimutinya.

Bibirnya tersenyum menatap wajah polos yang berhasil membuatnya candu. Dia kecup kening Elea dan lekas keluar dari kamarnya.

Setibanya di luar, Ezra menghela napas secara perlahan. Hidupnya takkan baik-baik saja, selama masih ada wanita lain yang juga menuntut kebahagiaan darinya.

Berdiri bersidekap, Rigie menatapnya penuh dengan intimidasi. "Kau bersikap seperti suami sungguhan, Za?" cibirnya terkekeh.

"Kau tadi cemburu, cemas, gusar, khawatir dan sekarang, kau menidurkannya juga!" Rigie tertawa kesal. "Hebat!"

"Dia istri ku. Aku menikahinya secara sah. Tentu saja aku bersikap seperti itu." Ezra melewati tubuh Rigie, menuruni anak tangga dan berakhir duduk di sofa ruang keluarga.

Rigie terkekeh samar, dia sempat terpana oleh kata-kata berani Ezra. Langkahnya menyusul kekasihnya, menatapnya penuh penilaian.

Mungkin Ezra lupa, Elea akan mendapat segudang masalah jika dia tidak mau menceraikannya. Dengan adanya kontrak perpisahan tersebut, Rigie punya kekuatan hukum, bahkan Elea tak dibolehkan bicara pada media setelah perceraian itu sendiri.

"Jadi kau berniat membatalkan perpisahan kalian begitu?"

Kediaman Ezra yang seolah mengiyakan pertanyaannya membuat Rigie terduduk kecewa. "Jadi kau mau membuang ku setelah kau berhasil membuat ku menjadi janda, Za?" lirihnya.

Ezra menunduk, sebelum kemudian ia berani menatap Rigie. Air mata yang mengalir deras itu, Ezra lemah dibuatnya. "Maaf."

"Kamu sadar, Elea yang merebut mu dariku Za, bukan aku yang merebut mu darinya! Jelas dia hanya orang baru di hidup mu!"

"Sekali kali salahkan dirimu juga Rigie!" Ezra berteriak demi menyela teriakan Rigie.

Kedua tangannya meremas rambut di kepalanya yang frustrasi. "Karena mu juga lah, aku meniduri gadis bayaran ku!"

"What?" Bak terdebam petir, Rigie mendelik. Dia terdiam sebentar, mencoba mencerna ucapan ngawur kekasihnya. "Jadi kau pernah menidurinya juga, Za?" lirihnya.

Selama ini, Ezra selalu bilang tidak berselera, Ezra selalu bilang tidak menginginkan Elea, Ezra juga selalu bilang 'Only You, Rigie' dan sekarang, Ezra memupuskan kepercayaan- nya.

Gadis yang Ezra bilang hanya gadis bau kencur, telah merenggut keperjakaan kekasihnya. Dan lebih kecewa lagi, saat Ezra tertunduk seakan-akan membenarkan dugaan liarnya.

Sungguh, ini di luar ekspektasi, ini tidak seperti yang dia rencanakan, dirinya hanya menyuruh Ezra berkencan, bukan meniduri apa lagi menginginkan.

"Za."

Lelaki itu menyingkirkan tangan Rigie dari lengannya. "Maafkan aku, tapi aku sudah menginginkannya sebelum kontrak perpisahan kami dibuat!" lirihnya kembali.

Rigie tercenung, selama hidupnya, ini nyata yang paling getir untuk diterima. "Kau sudah sejauh ini mengkhianati ku, Za!"

"Maaf." Dan disaat ia memutuskan untuk memeluk wanita itu, seketika ia menyesal karena Elea baru saja turun, memergokinya memberikan elusan perlindungan pada wanita selain istrinya.

📌 Hari ini submit lagi mentemen, jadi tunggu yaa, agak malem dikit...

Terpopuler

Comments

Ifabila 2

Ifabila 2

diih ngrasa dikhianati,,pdhl dia aj udh nikah sampe 2*. tp org laen dsuruh ttp setia 😒

2023-08-28

5

sekar

sekar

mampus kepergok lngsung kan si Ezra lagi meluk selingkuhannya.pkoknya biar Ezra mutusin rigie dan ngemis2 minta maaf,tetep aja dgn pendirianmu elea,ttp harus pisah dan bwa pergi jauh2 calon ank klian.biar rasa bersalah Ezra smakin besar saat tau klau elea mngndung anknya.

2023-06-23

5

Paulina H. Alamsyah Asir

Paulina H. Alamsyah Asir

❤❤❤

2023-06-22

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!