Bab 14 [Letak Elea]

Sedari kecil Ezra bersama Rigie. Cinta monyet yang dia bawa sampai masa remaja, bahkan hingga mereka dewasa dan Rigie disunting oleh pria yang lebih tua.

Perselingkuhan itu dimulai dari saat Rigie datang dan menangis di hadapannya. Suami kaya raya Rigie telah bermain perempuan di belakangnya.

Ezra iba, hatinya luluh terketuk. Dirinya tak pernah bisa melihat air mata wanita cantik itu, dan pada akhirnya hubungan haram mereka pun dimulai.

Ezra menyuruh Rigie bercerai dan sebagai gantinya, dirinya yang akan menikahi sahabat kecilnya itu. Memang mereka tidak pernah melakukan apa pun.

Itulah yang membuat Ezra jatuh cinta pada Rigie, wanita itu wanita yang mahal, tak tersentuh oleh pria yang bukan suaminya.

Lama mereka berhubungan, Rigie tak pernah mau diajak ngamar, atau sekedar having fun di mobilnya. Jelas, letak Rigie tak sebanding dengan Elea yang sedari awal pertemuan sudah melangsungkan pergulatan ranjang.

Ezra mengira akan mudah melepaskan Elea, wanita biasa yang tidak memiliki banyak kenangan di masa kecilnya takkan pernah bisa mengungkung hatinya layaknya Rigie.

Sehingga dengan mudah dia membuat rencana picik, tentu demi mengusir Elea dari hidupnya tanpa harus dituntut pertanggung jawaban dalam bentuk apa pun.

Elea tidak akan memiliki kuasa apa pun, saat dirinya menceraikan wanita itu. Namun, tidak semua yang dia rencanakan sesuai dengan kemauannya.

Sebab, dirinya sendiri lah yang detik ini menjadi satu-satunya manusia yang menolak keras kepergian Elea.

📞 "Tidak ada di mana pun, Bos!"

Dipa mengabarinya lewat telepon, begitu pula dengan Ken yang sudah menyisir seluruh kota demi mencari Nyonya mudanya.

"Aku tidak mau tahu, cari Nyonya muda kalian sampai ketemu!"

Ezra memutus sambungan telepon dengan satu kali klik. Sedari siang Ezra kalut mencari Elea, bahkan di rumah yang dia belikan pun tak ada.

Sialnya lagi; ponsel yang dulu Ezra belikan khusus untuk Elea, dengan sengaja tidak Elea bawa. Ponsel yang telah dia sadap itu diletakkan di atas map berisi surat kontrak yang ternyata sudah sampai ke tangan Elea.

Jelas Rigie yang mengirimkannya, entah kapan, Ezra belum bisa memastikan kejelasan waktunya. Yang pasti, semalaman tadi Elea masih baik-baik saja padanya.

Masih mau menerima kecupannya, masih mau melayani sentuhannya. Meski dalam keadaan demam, Elea tak pernah gagal membuatnya senang; asal bersama Elea, apa pun yang mereka lakukan, Ezra tak pernah merasa bosan.

"Di mana kamu, Bee."

Ezra terduduk lemas di sofa abu-abu miliknya. Kemarin, di atas pangkuannya masih ada Elea yang memberikan pelukan manja, sekarang wanita itu tak bisa dia lacak keberadaannya.

...,.'--'.,,.'--'.,,.'--'.,....

Visual Arif, mantan model cilik yang sedang berusaha berjuang di dunia perfilman dimulai dari figuran.

"Yang bener Lu, El!" Arif tersentak mendengar pengakuan Elea. Baru saja Elea menceritakan bagaimana pertemuannya bersama Ezra yang tak disangka sangka olehnya.

"Lu nekad banget, gila sih!" Arif tak percaya pada apa yang Elea bicarakan. Arif saksinya, Elea tak pernah mau berhubungan dengan satu pun pemuda yang menyatakan cinta padanya.

Lantas bagaimana bisa, Elea si gadis suci rela menjual hal yang paling berharga kepada Ezra Laksamana. "Jadi Lu sama dia nggak cinlok El? Lu sama dia ketemu di..."

"Iya!" potong Elea.

"Lalu apa yang Gue arepin dari laki-laki kayak dia coba? Dia pria brengsek, dari awal Gue tahu itu Rif, tapi Gue yang terlalu bodoh, Gue terlalu ngarep akan ada pangeran yang jadiin Gue Cinderella." Elea berapi-api, kendati demikian, ada butiran jernih yang mengintip di sudut netranya.

"Gue turut sedih El." Arif mengelus lengan mulus Elea. Dia pun ikut berkaca-kaca, miris memang yang dialami oleh Elea. "Jadi apa rencana Lo sekarang?"

Keduanya duduk di tepi pantai, menikmati dengusan angin sore, coretan senja jingga, juga deburan ombak yang menerpa kaki kaki putih mereka.

"Gue mau besarin anak Gue sendiri. Gue bisa hidup tanpa uang dia lagi," lirih Elea.

Arif menautkan alisnya. "Ya ampun El. Lagian, udah tahu tuh laki brengsek, Lu pake hamil lagi!" tukasnya.

Elea mendengus pelan, bukan rencana dia mengandung benih suami brengseknya, tapi ini semua di luar kendalinya. Sudah sering ia meminum pil pencegah kehamilan, tapi takdir berkata lain; dia hamil enam Minggu.

"Ezra tahu?"

"Gue sengaja nggak kasih tahu, Gue nggak mau dikasihani. Dia nggak cinta sama Gue, Rif. Dia cuma terobsesi sama tubuh Gue."

"Elea..." Arif memberikan pelukan, dia iba pada nasib yang menimpa sahabatnya. "Asal Lo tahu, dalam keadaan apa pun. Gue yang akan selalu setia ngedukung Elu, El."

"Thanks, Arif." Elea tak mampu lagi menahan air yang tiba-tiba mengaliri pipinya. Sakit ini, terlalu lama dia pendam sendirian.

...,.'--'.,,.'--'.,,.'--'.,....

Kriiiiiing....

"Yah." Mendengar deringan telepon kabelnya, Ezra bergegas menerimanya.

📞 "Ini Elea."

Seperti ada angin segar, rasa gusar yang sedari tadi melingkupi hati Ezra, kini menjadi lebih baik. "Bee..., kamu di mana?" Ia pikir, Elea takkan pernah menghubungi dirinya lagi.

📞 "Maaf lupa ngabarin... Nggak usah nungguin Elea ya, Elea akan pulang besok pagi. Elea belum bisa pulang malam ini."

"Kamu sama Bang Rangga?" Kecewa berat dengan kabar yang dilayangkan istrinya, tapi setidaknya Ezra bisa sedikit lebih tenang malam ini.

📞 "Iya."

Ezra menghembus napas lega, ia menghempas punggung pada sandaran sofa empuknya setelah Elea menutup sambungan teleponnya.

"Ya Tuhan, Elea."

Ezra memijat dahi yang nyeri. Baru satu hari tanpa Elea, dia sudah merasakan yang namanya kehampaan, lalu bagaimana jika berhari hari tanpa Elea?

Pandangan lalu beredar ke segala penjuru rumahnya. Di mana ia menemukan barang benda kesukaan Elea di setiap sisinya.

Guci antik, vas bunga, lukisan abstrak, lampu kristal, boneka-boneka karakter, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Rumah ini menjadi lebih bersih, lebih terawat, bahkan lebih hidup dengan adanya Elea selama beberapa Minggu ini. Lalu, bagaimana jika Elea tak lagi menghuninya? Akan jadi apa rumahnya ini?

Ada banyak kenangan erotis di setiap momennya, ia pernah melangsungkan percintaannya di segala tempat yang ada di rumah ini.

Di sofa, di meja makan, di ruang tamu, di ruang TV, bahkan kolam renang pun menjadi saksi betapa seksinya Elea saat melenguh.

"Bee... Terima kasih, kamu selalu luar biasa." Kalimat yang sering ia bisikan di telinga Elea, sering juga dijawab dengan kata ambigu.

"Bukankah ini tugas Elea? Memuaskan mu!" Jika kemarin kata-kata itu terdengar baik-baik saja, tidak dengan sekarang, setelah ia tahu Elea sudah mengecapnya sebagai penipu.

...📌 Uaaahhh thanks bom vote nyaaa... Biasa, akooh sombong lagi yaaah, see U next episode. ...

Terpopuler

Comments

Erna Wati

Erna Wati

makan itu cinta mu pada rigie/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-09-27

0

@bimaraZ

@bimaraZ

jadi ikut sakit rasanya...elea wanita hebat,,

2024-09-04

1

erinatan

erinatan

entahlah aku harus komen apalagi nyesek banget pokonya😭😭😭

2024-07-27

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!