Bab 4 [Gadis cantik]

"Cut!"

Teriakan sutradara menggema kecewa, aktor tampan andalan mereka ngeluyur pergi meninggalkan tempat syutingnya.

Seperti biasa, Ezra selalu menghentikan pekerjaannya secara sepihak, bahkan tanpa adanya kata cut pun, jika dia ingin dia pergi.

Para kru sudah sangat hapal perangai pria muda nan arogan itu. Tak ada yang mampu protes, karena Ezra cucu laki-laki dari pemilik production house-nya, benar..., mereka semua masih di bawah naungan Grandma Ezra.

"Istirahat dulu syutingnya, sampai mood Tuan arogan kita kembali baik," ucap Mario sang sutradara.

Tak sedikit kru yang menghela napas sabar, tak sedikit pula yang mendengus kesal. Mau bagaimana lagi, Ezra punya kuasa.

Berwajah sinis Ezra memasuki ruang gantinya, duduk di kursi yang menghadap cermin rias berhiaskan bohlam.

Moodnya kacau, dikacaukan oleh bayang wajah cantik yang tiba-tiba saja singgah di otaknya.

"Kau ini kenapa lagi Bos?"

Ken kembali mencecar sang tuan, dahulu mood Ezra sering kacau karena pernikahan Rigie, sekarang Rigie sudah menjadi kekasihnya, lalu apa lagi keluhannya.

"Aku tidak bisa fokus!" Ezra menyela ketus.

"Kenapa lagi?"

Ezra mendengus, entah lah, setiap kali melakukan adegan ciuman, dirinya teringat gadis bodoh yang dua bulan lalu berada di bawah kungkungan-nya.

Berkali-kali Ezra gagal take, pikirannya terus dikacaukan ingatan laknatnya. Ralat, menurut Ezra, Elea ingatan yang menggairahkan.

Dia benar-benar dalam masalah. Bagaimana kalau sampai dia menjadi ketagihan memakai wanita malam? "Sial!" umpatnya tiba-tiba, ini semua karena usulan iseng Rigie.

Ken menggeleng ringan, Bosnya selalu merutuk dalam batin. Sedikit pun Ezra tak mau berbagi cerita tentang apa yang sedang dialaminya, jika Ken tahu, setidaknya ia bisa membantu mengembalikan moodnya.

Ken duduk di sofa, lalu sesaat kemudian bahana gelak tawa dan sorak sorai orang-orang bersemarak dari luar ruangan.

Ezra mengernyit, ada hal apa yang membuat para kru segirang itu. "Ada ramai-ramai apa di luar?" tanyanya.

Ken mengangkat kedua bahunya sambil bangkit dan menyingkirkan gorden putih yang menutupi kaca sekat ruangan tersebut.

Secara otomatis, pandangan Ezra mengarah keluar. Rupanya, para kru tengah di manjakan oleh kecantikan gadis berpakaian serba putih.

"Elea!" Ezra melotot, ia mengedip kedip matanya, demi memastikan bahwa pandangannya tidak sedang dalam masalah.

"Dia ... Benar dia Elea kan?" Pemuda itu sampai harus beranjak dari duduknya guna mencari tahu siapa gadis yang dijadikan cengcengan para kru.

"Benar Bos, dia Elea yang dulu pernah bermalam denganmu," angguk Ken.

Pucuk dicinta ulam pun tiba, di saat Ezra memikirkannya, tak payah-payah ia menemukan gadisnya. "Cari tahu kenapa dia di sini?" titahnya.

Ken mengangguk, ia lalu keluar dari ruangan ganti artisnya. Mencari tahu, dan setelah tahu dirinya memberikan pesan pada Ezra lewat teks singkat.

Elea dan gadis-gadis di luar sana, mereka yang menjadi pemeran pengganti, bahkan figuran di sini.

Ezra menyeringai, di sini ia punya kuasa. Dan lagi-lagi keinginannya akan segera terlaksana. Ezra dengan gampangnya, meminta agar adegan ciumannya dilakukan bersama Elea.

...,.'--'.,,.'--'.,,.'--'.,....

"Ciyeee, yang mau deket-deket Ezra."

Tak sedikit yang iri pada Elea, tapi gadis itu justru gemetar ketakutan. Dari sekian banyak gadis pemeran pengganti, kenapa harus dirinya yang ditunjuk oleh koordinatornya.

Elea berjalan pelan-pelan, ragu dan gamang dirinya. Antara ingin maju tapi tak ingin lagi bertemu dengan lelaki yang telah menutup masa perawannya.

Elea sudah berganti pakaian sesuai dengan skrip yang tertulis. Elea menggantikan Rihana yang menjadi partner main Ezra.

Di sana Elea harus mengenakan dress tipis ala rumahan. Dan itu cukup mengganggu dirinya yang memiliki tubuh lebih mencolok dari gadis seumurannya.

"Cepat sedikit Elea. Kau sudah ditunggu sutradara!" Lelaki berjaket hitam menegur.

Segera, Elea mempercepat langkahnya, ia memasuki ruangan yang dikelilingi para kru laki-laki.

Nyalinya menciut, terlebih ketika matanya menangkap sosok gagah yang duduk merentangkan sebelah tangannya di atas sandaran sofa.

Ezra hanya mengenakan celana jeans panjang, sedang atasnya dibiarkan bertelanjang. Entahlah, bagaimana konsep filmnya, Elea belum mengerti benar.

"Ayo Baby, kita mulai adegannya." Elea menelan ludah yang tercekat. Sutradara yang tadi mengedipkan mata, dia yang paling menakuti Elea.

Tapi, Elea berpikir ulang. Jika hari ini ia membawa pulang uang, dia tak perlu lagi bingung dengan uang bekal ke sekolahnya.

Selama Rangga masih sakit, tak ada yang memberinya uang saku. Hanya hasil dari kerja paruh waktunya saja lah Elea bisa mendapatkan uang jajan dan transport.

Di sisi Ezra Elea mendapat arahan dari Astrada. Seakan sudah hapal skripnya, Ezra hanya menatap wajah polos gadis itu saja.

"Mengerti kan, Elea? Kau tak perlu berdialog, hanya cukup membantu Ezra mendapatkan feel saja."

"I-iya." Elea mengangguk. Tidak terlalu sulit, dia hanya harus duduk di pangkuan Ezra setelah paham, dan menunggu sutradara menyuarakan. "Camera, rolling, action!"

Dalam, Ezra memandang matanya, tatapan itu lalu turun ke bibir, mengusap lembut bagian merona tersebut. Tanpa perintah, Ezra kecup bibir Elea seraya terpejam.

Elea membelalak, ia sendiri tak mengira, jika akting yang dia lihat di film-film, mengambil dari peragaan yang sesungguhnya; yaitu menempel dengan intens bibir mereka, bahkan Ezra mengarahkan raba tangannya pada punggung, pinggang, dan perutnya.

"Kita ketemu lagi, Elea." Di telinganya, Ezra membisikan kata-kata yang menakutkan.

"Cut!"

Luar biasa sekali aktingnya, semua crew dibuat takjub pada feel Ezra kali ini. Mereka bertepuk tangan di tengah kekesalan Elea.

Senyum seringai yang Elea tangkap di sudut-sudut bibir Ezra, pertanda bahwa dirinya telah dijadikan objek pelecehan.

Elea tak mengira, dirinya akan dipertemukan kembali dengan pria yang merenggut kesuciannya. Setelah hitam di atas putih, ia pikir takkan ada lagi kesempatan untuk bertemu dengan aktor arogan itu.

"Agh!" Elea bangkit, lalu pergi setelah menginjak kaki pemuda itu dengan tulang runcing sepatu heelsnya.

"Sial!"

Ezra melotot tak percaya, gadis yang kemarin terlihat sangat polos, kini berubah 180 derajat. Dia jadi berpikir, mungkin karena bayaran menjadi pemeran pengganti tidak semahal bayarannya kemarin.

"Good job Elea." Tim koordinator Elea menepuk pipi mulusnya. Wanita berdress merah itu ikut bangga pada Elea.

Sudah berapa kali saja Ezra gagal take. Dan masalah kelar setelah ada dirinya.

Hanya satu kali take bersama Elea, tim mereka sudah bisa mendapatkan rentetan gambar yang estetika.

"Boleh saya ganti baju?"

"Boleh..., tapi Elea, sepertinya sutradara kami menyukai mu, Minggu depan kau disuruh datang ke tempatnya, kau bisa ikut casting di sana."

Elea bimbang menimbang-nimbang, satu sisi ia ingin memiliki pekerjaan. Tapi, sisi lainnya ia belum tahu, apakah Rangga akan setuju dengan pekerjaan yang digelutinya atau tidak.

"Elea harus izin dulu, Kak." Gadis itu tersenyum, lalu seketika senyum itu meredup tatkala melihat tatapan mata Ezra terarah padanya.

Terpopuler

Comments

Salim ah

Salim ah

Ezra menang banyak🤗😁

2024-01-31

0

mamae zaedan

mamae zaedan

modusin elea kau ezra☺️

2023-10-15

1

αуαηgηуα кαкαѕнι

αуαηgηуα кαкαѕнι

Ezraaaaa, nackal banget sih, udah nyandu sama Elea coba 😌 sabar y Elea

2023-09-13

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!