Bab 8 [Rumah baru]

Sebuah cincin bertahtakan intan permata terdapat di retina Elea. Ia menutup mulutnya yang terbuka dengan keterkejutannya.

Tak dinyana sebelumnya, secepat itu Ezra berpikir untuk memberikan tawaran yang bisa dipastikan akan merubah sebagian besar hidupnya.

Di hadapan kedua orang tuanya; yaitu Badai Laksamana dan Cheryl Arsya, Ezra melamar Elea secara langsung. Terlebih, Ezra juga berniat mempersunting Elea tepat di hari kelulusan gadis itu.

Genap di 19 tahun usia Elea, tepat di hari ulang tahun Elea, Ezra juga ingin mengukir moment yang di mana Elea takkan pernah bisa melupakan hari pernikahan mereka.

Tak ayal, lulus SMP, Elea sempat berhenti dan baru melanjutkan di tahun berikutnya, itupun setelah Rangga sudah cukup uang untuk pendaftaran SMA nya. Ezra bersyukur, karena hal itu lah, Elea bisa dipersunting meski baru lulus SMA.

Ezra akan segera mempublikasikan berita ini, jika Elea bersedia menerima lamarannya, dan setuju untuk dinikahinya di hari kelulusannya.

Tak hanya Ezra yang antusias, pun orang tua Ezra begitu menyambut hangat niat baik putranya. Ezra sudah 25 tahun, sudah pantas untuk menikahi seorang gadis, tentu Cheryl dan Badai takkan lagi melarangnya.

Daripada terus menerus digosipkan pacaran dengan Rigie yang sudah bersuami, Cheryl dan Badai lebih setuju jika Ezra secepatnya menikahi Elea.

Lagi pula, Cheryl sudah sangat cocok dengan yang ada pada gadis itu. Kesopanannya, kecantikannya, pribadinya, Elea masuk kriteria menantu yang Cheryl mau.

Badai pun beranggapan demikian, mengingat Ezra putranya selalu dikelilingi para wanita cantik di lokasi syuting, maka selain baik istri Ezra juga perlu cantik.

Yah, dalam satu Elea sudah terkemas banyak keunggulan. Dari yang pandai memasak, pandai berdandan, pandai berbaur, dan yang pasti cocok untuk diperkenalkan ke publik.

"Jadilah istri ku, Bee."

Elea terpaku, mata yang redup mulai meletupkan serpihan kaca-kaca keharuannya. Sementara Ezra tampak tenang berlutut di depan duduknya.

"Jadi gimana Elea?" Di sisinya, Cheryl menyentuh lengan Elea yang mana mereka sama-sama duduk di sofa ruang tengah rumah utamanya. "Kamu mau kan jadi menantu Mami?" tanyanya mencecar.

Menatap Ezra, Elea terpaku lekat. Lelaki itu hanya tersenyum, lalu mengusap lembut tangan mulusnya. Dan yah, itu hal yang membuat Elea merasa disayangi selama tiga bulan terakhir.

"Kamu serius, Yank?"

Suara lirih Elea bukti bahwa dia masih shock akan lamaran Ezra. Tapi, raut wajah pemuda itu tak pernah terlihat meragukan.

Ezra mengangguk. "Aku mau kita melangkah ke jenjang yang lebih serius, Bee. Aku mencintaimu, asal kau tahu, bahkan lebih dari itu, aku menggilai mu," ujarnya.

"Sweet...."

Seolah dirinya yang dilamar aktor tampan itu, Arif melompat-lompat kegirangan. Sedari tadi, Arif lah yang menjadi saksi hidup acara lamaran Elea.

"Ayok El, terima!" Dia menyenggol siku sahabatnya yang tersenyum-senyum malu-malu.

Ezra terkekeh, ia bangkit dan menarik kepala Elea untuk dikecup keningnya, sesaat setelah ia melihat anggukan kepala gadis itu. "Terima kasih, Bee," ucapnya.

"Sekarang pakaikan cincinnya dulu, Za." Badai menginterupsi. Kemudian, segera Ezra menyematkan tanda kepemilikannya pada jemari manis Elea.

"Semoga sampai hari H, rencana pernikahan kalian berjalan lancar, tidak ada suatu halangan apa pun," doa Cheryl dan Badai secara bersamaan.

"Aamiin..." Arif ikut senang, akhirnya sahabatnya akan menikah lebih dulu darinya.

...,.'--'.,,.'--'.,,.'--'.,....

Seperti kisah dalam dongeng Cinderella, secara seketika kehidupan Elea berubah drastis. Dari penampilan, tunggangan, bahkan tempat tinggal, semua difasilitasi secara baik.

Elea menatap Ezra yang baru saja mendorong gerendel pintu; sebuah rumah baru yang terletak di bilangan Jakarta Selatan, lebih tepatnya, rumah elit yang Ezra beli atas nama Elea cempaka.

"Apa ini tidak berlebihan, Yank? Rumah ini sangat mahal."

Pandangan Elea mulai berpencar, menyimak setiap inci dari desain kontemporer ruang tamu barunya. Lihat saja, Ezra baru mengenal beberapa bulan tapi sudah sangat hapal desain rumah impiannya.

"Rasanya nggak tega terus melihat mu berada di gank kecil, Bee. Makanya, aku belikan rumah ini. Nanti, setelah kita menikah, biar rumah ini ditempati Bang Rangga."

Sambil bergeming, mata Elea terpaku kagum pada wajah tampan itu. "Kenapa menatap ku seperti itu?" tanya Ezra.

"Elea, udah kayak Cinderella ajah rasanya. Dan kamu pangerannya."

Ezra terkekeh, ia meraih pinggang ramping Elea lalu mengecup ujung hidung perempuan itu secara gemas.

Elea merasa, semakin lama berhubungan, semakin Ezra candu padanya. Meski tak dipungkiri, sekarang Ezra tampak lebih sopan dari sebelumnya, terlihat dari cara Ezra memperlakukannya, Ezra tak pernah lagi melebihi batas saat menyentuhnya.

Sejenak Elea berpikir bingung. Entah apa yang membuat media massa terus menggosipkan hubungan Ezra dengan istri pejabat, karena ia pikir selama tiga bulan berhubungan, Ezra selalu ada untuknya.

Di mana pun Ezra, Elea tahu keberadaannya, begitu pun sebaliknya, keduanya selalu bersempat diri untuk video call sebelum dan sesudah melakukan sesuatu.

"Bee..."

"Hmm?" Sembari menghiraukan panggilan kekasihnya. Ezra membuka laci nakas, lalu mengeluarkan setumpuk berkas dari sana.

"Boleh Elea tanya sesuatu?"

Netra Ezra beralih serius menatap Elea, ia mendekat, kemudian duduk di sofa yang terdapat di tengah ruangan. "Apapun, tanyakan saja."

Merasa tidak enak, Elea juga ikut duduk di sisi pemuda itu. Sejenak, ia berdehem kecil, demi menetralisir rasa aneh yang dirasakannya.

"Kenapa, sampai sekarang media masih memberitakan kedekatan mu dengan istri pejabat itu, Bee? Apa benar, pernah ada hubungan di antara kalian?"

Sontak, Ezra bergeming sedikit lama, sedang Elea mulai mengincar manik biru lelaki itu. Andai pun ada yang tersembunyi, Elea pasti bisa menemukan jawabannya dari binar tersebut.

"Apa pertanyaan ku menyebalkan?"

"Tidak..."

"Lalu?"

"Rigie sahabat kecil ku, Bee, tentu saja kami terbiasa sama-sama dari kami masih kecil. Dan mungkin, itu yang membuat media terus beranggapan negatif padaku." Raut Ezra meredup seketika.

Benarkan, Elea menjadi tak enak hati. Sudah sejauh ini hubungan mereka, sudah sebanyak ini bantuan yang Ezra berikan, sudah sebesar ini keseriusan yang Ezra tunjukkan, tapi Elea masih berani meragukannya.

"Maaf."

Ezra tersenyum kecil, dan sedikit memberikan kecupan manis pada bibir Elea. "Sekarang lupakan semuanya, and then, saatnya tanda tangani berkas-berkas kepemilikan rumah ini, setelah itu, rumah dan seisinya, menjadi milik mu, Bee."

Tak melihat lagi kesenduan Ezra, kini Elea mengangguk, ia lekas menerima bulpen silver dari tangan kekasihnya, dan mulai menggores paraf di beberapa kolom yang Ezra tunjukkan.

Baru saja menyelesaikan tanda tangannya, ia merasakan tarikan tangan Ezra yang lantas memeluknya erat. Elea terkekeh sembari membalas pelukan kekasihnya. Ezra memang selalu bertindak di luar dugaannya.

"Aku menyayangimu, Elea." Ada getaran yang juga menyertai suara lirih pemuda itu. "Aku lebih menyayangi mu, daripada siapa pun."

Terpopuler

Comments

bunda syifa

bunda syifa

kayaknya bener ini ada sesuatu, semoga konflik nya gc sampai bikin mereka pisah seperti cerita emak bapaknya y Thor

2024-01-26

0

*k🎧ki€*

*k🎧ki€*

emang Badai dan Cheryl itu apa thor? meja sama kursi yg benda mati?
🙄😱

2023-11-11

1

sherly

sherly

mencurigakan kalo sampai detik ini si rigie diam saja... kayaknya beneran ini ada udang dibalik bakwan hahahhahaha

2023-10-05

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!