Bab 6 [Skandal]

Tadinya Ezra pikir, Elea gadis yang bisa dia bayar untuk bersenang-senang kapan saja dia inginkan. Sekarang, ia tahu alasan di balik injakan kaki Elea dan dorongan kecewa Elea saat dia mencumbu bibirnya secara paksa.

Rupanya, dua bulan lalu, Elea terpaksa menjual diri demi kesembuhan kakaknya. Hal, yang mungkin akan Ezra lakukan juga jika berada di posisi Elea.

Benar-benar sial, setelah membuat dirinya tercandu-candu, kenyataan yang ada pada Elea begitu mengesalkan. Bukankah itu berarti, ia semakin tidak memiliki kesempatan untuk bisa melakukan apa pun pada gadis itu.

Lebih sialnya lagi adalah, hari ini Elea terlihat sangat cantik, celana model jumpsuit berbahan jeans biru terang yang dipadukan dengan kaos putih tak berlengan membuat Elea semakin segar di pandangan.

Dari pagi tadi, Ezra hanya berani menatap Elea dari kejauhan saja, sambil sesekali memikirkan bagaimana caranya dia bisa kembali mengencani gadis itu. Jujur, dia masih sangat penasaran dengan tubuh menggemaskannya.

"Dari kemarin, kau terus melamun Bos." Dipa menegur sambil membetulkan posisi kerah baju lelaki itu. Baru kemarin mood tuannya membaik, hari ini kacau kembali. "Kau perlu hiburan?" tanyanya kemudian.

Sejenak Ezra terdiam, lalu tak lama ia kembali bersuara lirih. "Aku mau Elea."

Dipa dan Ken saling menatap, sepertinya setelah bermalam dengan Elea, kesetiaan tuan arogannya mulai goyah. "Bos sudah izin Nona Rigie?"

"Apa aku sebodoh itu?" Menatap nyalang asistennya, Ezra menyela ketus. Jika sampai Rigie tahu, bisa dipastikan akan ada perang panas antara dirinya dan kekasihnya itu.

Rigie cengeng, dan hal yang paling tidak Ezra sukai di dunia ini adalah; air mata seorang Rigie Grandy. Saking cintanya pada Rigie, dia bahkan rela menjadi simpanannya.

...,.'--'.,,.'--'.,,.'--'.,....

Malam menggantikan senja yang selalu menyisakan kenangan. Tak seperti kemarin yang sangat mengesalkan, hari ini sama sekali Ezra tak mengganggunya, baguslah, Elea bisa tenang bekerja di sini, setidaknya sampai usai waktu liburnya.

Elea berkemas. Arif sudah pulang lebih dulu. Pukul tujuh malam kegiatan syuting sudah diberhentikan. Tapi, Elea masih ada janji dengan sutradara bernama Mario.

Koordinatornya bilang, kalau Elea sendiri menemui Mario secara langsung, akan ada kemungkinan Elea bisa dijadikan pemeran utama di pembuatan film berikutnya.

Bukan gila-gila ingin menjadi artis, akan tetapi, Elea hanya ingin membuat Rangga tak lagi mencecarnya perihal dari mana uang satu milyar yang ia pakai untuk operasinya.

Malam kemarin, Rangga memarahinya karena pulang larut malam bahkan sudah hampir pagi. Tak hanya itu saja, Rangga juga mencecarnya soal uang satu milyar-nya.

Sepertinya, Om Glans yang memberitahukan kepada Rangga mengenai berapa biaya operasi tranplantasi paru-paru yang sesungguhnya.

Andai saja ia bisa jadi pemeran utama di pembuatan film berikutnya, maka Elea tak perlu bersusah-susah mencari alasan dari mana datangnya uang sebanyak satu milyar.

Rangga pasti akan lebih mudah percaya, jika ia beralasan, uang itu hasil dari kerjanya sebagai pemain film. Yah..., semoga Om Mario bisa membantunya kali ini.

"Silahkan."

Dua orang pria berseragam hitam menyambut kedatangannya. Elea lantas diajak masuk ke dalam ruangan bertuliskan DITUTUP UNTUK UMUM.

Elea tanpa curiga, gadis berpakaian tak berlengan itu menurut masuk setelah dua pria berseragam membukakan pintu untuknya.

Di sofa hitam, laki-laki yang siang tadi mengaku bernama Mario telah siap menyambut kedatangannya pula.

"Selamat malam Elea...," ucap Mario dengan senyum hangatnya. "Duduk lah."

Elea menautkan alisnya, Mario bilang ingin membicarakan soal pekerjaan. Tapi, pria itu tidak mengenakan pakaian yang sopan.

Hanya singlet dan celana pendek yang dikenakannya. Sementara celana panjang dan kemejanya ditumpuk di sandaran sofa.

Elea mencium adanya kejanggalan. "Maaf, tapi apa Elea masuk diwaktu yang tidak tepat, Om?" tanyanya.

Mario tergelak. "Tidak, Elea. Om memang sengaja melepas celana Om. Kebiasaan, Om suka gerah saat gadis cantik sepertimu datang ke ruangan Om."

"Oh." Elea manggut-manggut, berusaha tak mencurigainya. "Lalu, bagaimana dengan tawaran Om siang tadi?"

Menyeringai, Mario melemparkan majalah dewasa yang lalu ditangkap oleh Elea. Di dalam sana, ada foto-foto dari jajaran para artis yang juga menjadi pemainnya.

Foto yang tidak biasa, bahkan terkesan sangat tidak senonoh. "Maaf, Om. Tapi..., kenapa semua pose dan adegan filmnya terlalu vulgar?"

Mario tertawa. "Memang begitu Elea Sayang. Membintangi film dewasa, akan lebih cepat menguntungkan dibandingkan menjadi pemain film biasa, kalau kau mau kau akan cepat kaya," iming-iming-nya.

Mengetahui itu, Elea tak pikir panjang untuk segera melengos pergi. Namun, tidak semudah itu, karena pintu ruangan tersebut tertutup sangat rapat.

Elea menoleh pada Mario yang puas menertawakan dirinya. "Sudah masuk ke sini, lebih baik kita bicara dulu baik-baik Elea."

Bersamaan dengan mendekatnya Mario, gedoran tangan terdengar dari luar. "Elea!"

Seketika mata Elea membesar, akhirnya ada harapan dirinya bisa keluar dari ruangan terkutuk ini. "Iya, Elea di dalam, siapa pun, tolong Elea!" teriaknya.

Mario mengenal suara tak asing itu, mematung, dia pun terdiam di tempatnya sambil menunggu seseorang yang ia kenali masuk dengan sendirinya.

"Ezra!" Benar dugaannya, hanya aktor tampan itulah yang punya akses keluar masuk ke tempat-tempat rahasia di lokasi ini.

"Pakai celana mu tua bangka! Aku pastikan berita ini akan sampai ke istri mu!"

Mario menggeleng. "Jangan begitu, Ezra, kita sudah sama-sama mengenal dunia hiburan ini bukan?"

Ezra geram, dia menohok leher Mario dengan cekikan sebelah tangannya. "Kau tahu, Elea milikku, dan aku paling tidak suka, jika ada orang lain yang mengusik milikku."

Elea menutup mulutnya, ia tak mengira jika Ezra bisa berlaku sedemikian arogannya hanya karena dirinya.

Mario tercekik, sulit bernapas. "Ma-maaf, Om benar-benar tidak tahu kalau Elea gadis incaran mu. Setahu Om, kau masih menjadi kekasih istri pejabat itu."

"Brengsek!" Ezra berteriak keras. Mario menggeleng, bukan maksud dia mengulik pribadi artisnya, tapi itu yang beredar di media sosial sore tadi.

"Kalau masih mau karir mu berlanjut, jangan pernah main-main dengan Ezra, paham?" Ezra melepas cekikannya, dan Mario terduduk dengan napas leganya.

"Tutupi lenganmu!" Jaket jeans hitam Ezra lempar pada wajah Elea. "Aku heran, kenapa ada gadis yang bodoh seperti mu!" ketusnya.

Beruntung, Ken dan Dipa selalu mengawasi gadis itu. Jika tidak, mungkin Elea sudah hancur dieksploitasi oleh Mario.

Elea menurut memakai jaket darinya, setelah itu, Ezra bergegas menarik tangan Elea untuk dibawanya keluar. "Lain kali, bawa temanmu bodoh!" rutuknya pada Elea.

Ada kekhawatiran yang Ela tangkap dari wajah sinis pemuda itu. Tapi, bukankah Ezra sendiri lebih bejat daripada Mario?

Gadis itu terdiam, sedikitnya Elea bersyukur karena Ezra membawanya keluar dari ruangan yang hampir saja membuatnya mendapat masalah.

"Ezra!" Seakan tak ada habis-habisnya masalah hidup. Di luar, para wartawan berduyun-duyun mengerumuninya.

"Ezra! Apa benar yang tersebar di media sosial sore tadi?"

Ezra mengernyit. Tangannya menggenggam tangan mulus Elea, sedang otaknya mencerna apa yang para wartawan pertanyakan.

"Apa benar Ezra menjadi simpanan istri pejabat? Nona Rigie, apa benar dia menjalin hubungan dengan mu?"

Ezra berpikir keras, siapa yang membocorkan berita skandal ini? Pantas saja Mario bicara seperti itu barusan, jadi rupanya, ada berita yang tersebar di media sosial.

"Ezra, siapa ini? Apakah pacar Ezra?" Di tengah heningnya Ezra, wartawan beralih mengincar gadis cantik yang Ezra gandeng.

Terlebih, jaket yang Elea pakai, jaket kesayangan yang Ezra punya. Jaket yang tidak mungkin dipakaikan pada orang lain.

Ezra sempat terdiam, lalu ia menemukan kata-kata untuk menjawab pertanyaan wartawan yang sudah seperti interogasi pembunuhan. "Dia Elea, kekasih ku!"

Elea mendelik, tamatlah riwayatnya.

Sontak, wartawan bersorak. Akhirnya, mereka mendapatkan berita yang sangat seru untuk diperbincangkan.

"Benarkah? Jadi soal isu Ezra yang menjadi simpanan istri pejabat itu..., bagaimana Ezra menanggapinya?"

"Kalian pikir saja sendiri!" Ezra membawa Elea menerobos barisan para wartawan, lantas masuk ke dalam mobilnya.

Selain ikut, Elea bisa apa? Toh, wajah dan namanya sudah ditandai oleh para wartawan. Dia justru akan repot jika terlepas dari Ezra, tentunya.

Terpopuler

Comments

sherly

sherly

ya ampun Ezra segitunya kamu ngk bisa ke lain hati sampai rela jd simpanan rigie... sampai ngikutin ide dia nyari cewek lain biar adil... yg salah otak kamu apa otak rigie... KL dia cinta ngapain dia kawin Ama pejabat tu...

2023-10-05

2

αуαηgηуα кαкαѕнι

αуαηgηуα кαкαѕнι

sedih sih kok Ezra mau aja jalin hubungan sm Rigie, sementara Rigie blm lepas dr ikatan pernikahannya 😌

2023-09-13

1

anisa f

anisa f

brti blm cerai 🤦‍♀️

2023-08-05

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!