Bab 15 [Pria lain]

...📌 Sorry gess, seharusnya up kemarin, tapi aku ikutan author lain, pada galau gegara regulasi baru apeka ini,...

^^^❣️Cekidot....^^^

"Syukurlah janinnya tidak apa-apa. Tapi, Elea masih tetap perlu perawatan khusus untuk sementara waktu. Setidaknya, satu dua infus untuk memulihkan kondisi tubuhnya. Kami juga akan berikan penguat."

Gina nama dokter spesialis kandungan yang tengah memeriksa perut Elea dengan alat ultrasonografi.

"Syukurlah."

Glans, Rangga dan Arif menimpali secara bersamaan. Ketiganya sempat panik saat Elea mengerang kesakitan dan keluar flek di CD miliknya.

Sepulangnya dari pantai, Elea mengalami keram. Lalu, Arif segera membawa Elea ke rumah Dokter Gina yang ternyata masih Kakak kandung Dokter Glans.

Tentunya, dari Glans, Rangga segera tahu kabar tersebut, dan pria tampan yang saat ini tengah tekun membuka bisnis barunya itu bergegas menuju klinik pribadi milik mantan kekasihnya 'Gina'.

Sebelum kecelakaan merenggut nyawa ibu dan ayah Elea, keluarga Rangga dan keluarga Glans sempat tinggal di komplek perumahan elit yang sama, tapi itu masa lalu.

"Aku titip Elea." Dirasa Elea aman dan nyaman di ranjang perawatannya. Rangga kembali menitipkan Elea pada kedua dokter tersebut.

"Pergilah, besok, biar aku yang antar Elea ke rumah suaminya," kata Glans, dan Rangga tersenyum seraya berucap terima kasihnya.

Rangga masih harus menyelesaikan pekerjaan yang masih tercecer. Rangga sudah kembali disibukan dengan bengkel mobilnya.

Setelah setuju untuk merawat inap Elea. Mereka sepakat untuk tidak memberitahu Ezra, sebab Elea sendiri yang memintanya merahasiakan kehamilan tersebut.

Awalnya Rangga curiga, ada apa dengan hubungan Elea dan Ezra akhir akhir ini, tapi Elea berhasil berkilah bahwa Elea memang tidak mau Ezra panik, sebab saat ini Ezra tengah berada di luar kota.

...,.'--'.,,.'--'.,,.'--'.,...

Mata sepat, sembab tak membuat Ezra berhenti berbolak-balik di depan pintu gerbang rumah minimalisnya.

Seolah tak cukup begadang semalaman, sampai terik setinggi ini Ezra masih menunggu kedatangan Elea.

Desah kesal berkali-kali mengudara, erangan sebal dan tinju geramnya juga tak pernah luput menyertai kegelisahannya. "Elea!"

Ezra mengerang frustrasi, jika dilihat dari kondisinya saat ini, sudah tak layak disebut aktor tampan yang ternama di negaranya.

Berapa kali saja dirinya duduk, berdiri, mondar-mandir, mata mulai berkantung, rambut yang selalu tertata rapi menjadi amburadul oleh acakan tangan gusarnya sendiri, pakaian tidurnya juga tak kalah menyedihkan dari raut masamnya saat ini.

Brugh...

Bantingan pintu mobil membuat Ezra beralih pandang secara cepat. Di depan pintu pagar, Elea baru saja turun dari mobil Porsche putih gading.

"Terima kasih, Om Glans."

"Bee..." Kening Ezra mengerut kuat, senyum manis yang Elea terbitkan untuk pria dewasa itu cukup menyulut kekesalannya.

Lama dia menunggu dengan cemas dan Elea pulang bersama pria lain. Yang padahal Elea tahu, Ezra pencemburu.

Visual Glans, dokter ahli bedah, lajang di usianya yang sudah matang.

"Sama-sama, Elea." Glans tampak mundur dengan senyumannya dan masuk kembali ke dalam mobilnya.

Sedang Elea, perempuan itu melambaikan tangan dan bergegas masuk ke pintu pagar suaminya setelah Glans dan mobilnya berlalu dari hadapannya.

"Kamu pulang dengan pria lain?" Tatapan menghardik tertuju pada Elea, menyambut dingin kedatangannya, sepertinya Ezra marah.

Mencoba bersikap biasa saja, Elea melewati tubuh bidang suaminya. "Dia Om Glans, dokter yang menangani Bang Rangga, dulu."

"Oya?" Ezra terkekeh kesal, dia sempat terdiam menatap heran Elea. "Lalu, kau merasa berhutang budi padanya begitu?"

"Tentu saja." Untuk sesekali Elea melirik ke samping, di mana ia bisa melihat raga tegap Ezra mengiringi langkah kakinya.

"Kamu tahu, dari dulu, aku tidak suka kamu dekat dengan pria mana pun kan?"

"Sekalipun itu sahabat?"

Geram, Ezra mencekal lengan Elea hingga terpaksa beringsut menatapnya. "Mana ada persahabatan antara dua makhluk yang berbeda jenis, Elea?"

Elea tertawa sumbang. "Maksud kamu. Seperti hubungan mu dengan istri pejabat itu, Bee?"

"Elea!" Ezra menukas keras. "Apa kau sengaja mau membalas ku hmm?" geramnya.

"Tidak pernah terpikir oleh ku!"

"Lalu?"

"Tenang saja. Aku tetap akan menjadi istri mu sampai habis waktunya. Tidak perlu cemas, beberapa jam yang lalu, aku masih menjawab pertanyaan wartawan dengan baik. Aku pura pura bahagia karena mu."

"Elea..." Nanar, Ezra menatap perempuan itu.

"Kalian kenapa?"

Elea melenggangkan manik serta kepalanya pada sumber suara. Mata sedikit membesar melihat sosok cantik yang tidak seharusnya berada di rumah suaminya.

Rigie melipat kedua tangannya di depan dada, menatap Ezra dan Elea secara bergantian. Sesak dada Elea, entahlah, dia tahu dia jadi yang kedua, tapi dia masih juga merasakan sakitnya.

Sampai hari kemarin Elea masih bisa bersikap baik. Elea masih mau profesional mengemban tugas sebagai istri bayaran, tapi untuk kali ini Ezra keterlaluan, di rumah ini, Ezra memasukkan wanita selain dirinya.

Tak mau lagi meledakkan amarah yang sudah hampir membuncah, segera Elea melengos pergi menaiki anak tangga menuju kamar miliknya.

"Elea!"

Ezra sempat tergagu karena situasi yang cukup membuatnya dilema, dia diapit dua perempuan yang sama-sama berarti dalam hidupnya, kini ia sudah tersadar dan bisa mengejar Elea dengan kewarasan yang tersisa.

"Aku masih bicara padamu Elea!" Dicekalnya lengan Elea kembali, menatapnya penuh tuntutan. "Jelaskan dari mana saja kamu semalam, sampai kau pulang dengan pria lain?"

"Apa peduli mu?"

"Semalaman aku mencemaskan mu Elea, dan kau..."

Elea tergelak samar. "Oh, aku tersanjung. Rupanya Tuan ku mencemaskan aku. Padahal, aku di bayar bukan untuk dicemaskan, melainkan memuaskan..."

"Elea!" sentak Ezra. Untuk yang pertama kalinya dia melotot dihadapan istrinya.

Elea berkaca-kaca. "Aku masih menjadi istri mu saja sudah ada wanita yang kau bawa masuk ke sini! Lalu, kau bersikap seolah kau suami yang ku khianati?"

"Dia datang sendiri!"

"Tidak perlu menjelaskan, aku bukan siapa-siapa mu!" Elea segera menepis sanggahan dan kilahan suami jago aktingnya.

"Dari kejadian ini, aku semakin sadar diri, kalian sudah tidak sabar untuk menendang ku dari sini!"

"Elea." Ezra melirih nadanya. "Kita masih bisa bicarakan baik-baik hubungan kita bukan?"

"Untuk apa?" Elea mendongak sengak seolah menantang suaminya. "Untuk dijadikan istri simpanan mu, begitu?"

Ezra tergugu, lihatlah, tiga bulan menjadi kekasihnya, dan dua bulan menjadi istrinya, Elea sudah pandai membaca arah pikirannya.

Saliva dia teguk dalam-dalam, sesaat setelah tubuh polos Elea berkelebat di depan retinanya. Elea dengan acuhnya menanggal seluruh pakaiannya ke lantai.

Seolah tak peduli pada rasa candu yang Ezra miliki, tanpa sehelai pun benang wanita itu masuk ke dalam kamar mandi.

Ezra terduduk di sisi ranjang, menyugar rambutnya secara kasar. Lantas, sebuah ponsel baru yang ia temukan di laci nakas berhasil menyulut amarahnya kembali.

"Elea, jepit rambut mu tertinggal di mobil, Om. Kebiasaan mu masih sama. Pelupa." Bunyi pesan singkat dari kontak yang tertulis Om Glans.

Seketika Ezra mencengkeram erat ponsel di tangannya. Disaat dia tak diberitahu nomor baru Elea, wanita mungil itu justru melakukan chat dengan pria selain dirinya.

Terpopuler

Comments

Erna Wati

Erna Wati

sakit kan /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-09-27

0

Abie Mas

Abie Mas

om glans aja lah jadi suami mu elea

2024-08-25

1

Ita rahmawati

Ita rahmawati

gk sadar diri kmu za,,dn si rigie juga makin merada paling cuantik aja tuh sekelas ezra rela jd simpanannya huh,,mams cheryl mana mama cheryl,,liat anakmu jd laki² bodoh 🙄🙄🙄🙄🤣🤣🤣🤣🤣

2024-06-20

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!