Olyn dan Jona tiba di Swiss sore hari. Olyn tampak bahagia sekali lantaran Jona memesan kamar yang mereka tinggali selama satu minggu ini dengan view yang sangat indah membentang di depan kaca besar kamar mereka. Indahnya pantai dengan sunset yang cahayanya masuk ke dalam kamar mereka, menambah pesona alam yang sangat luar biasa.
Tanpa mengenal rasa lelah usai perjalanan yang sangat jauh, Olyn langsung lari dan keluar dari jendela besar itu. Ia di suguhkan oleh pemandangan yang sangat cantik.
Udara di sana juga cukup segar dan sejuk. Mungkin karena posisinya terletak di dekat pantai. Di depan matanya juga ada kolam renang berukuran sedang, serta ada tempat duduk santai. Semua ini jadi terasa berbeda karena ia pergi bersama Jona.
"Bagaimana? Apa kamu menyukainya?"
Tiba-tiba saja Jona sudah berdiri di samping Olyn. Wanita itu langsung menganggukan kepala tanpa bisa menyembunyikan perasaan bahagianya.
"Aku suka sekali tempat ini. Aku pasti akan betah tinggal di sini," ungkap wanita itu.
"Tapi ingat, kita hanya seminggu. Jika kamu menyukai tempat ini, maka jangan sia-siakan waktu yang masih tersisa."
Olyn mengangguk lagi.
Tiba-tiba saja dia teringat akan ponselnya. Ya, ia tidak boleh menyia-nyiakan moment dan view sebagus ini. Tentunya ia harus mengambil gambar baik dirinya maupun pemandangan itu sendiri.
"Ayo kita selfie," ajak Olyn bersiap dengan gaya andalannya.
"Hm?" Jona terkaget-kaget mendapat ajakan dari istrinya.
"Ayo selfie, kita harus abadikan moment ini."
Jona menggeleng. "Kamu saja. Biar aku jadi fotografer saja."
"Hanya sekali. Satu kali jepretan saja."
Jona tetap tidak mau. Lantaran ia tidak pernah melakukan hal itu.
"Bagi aku, tidak semua bisa kita abadikan lewat kamera, cukup lewat hati," tutur Jona.
Olyn tidak perduli apa pun yang keluar dari mulut pria itu sekalipun itu perkataan yang terdengar bijak. Karena baginya, mengabadikan moment lewat kamera itu perlu supaya bisa di kenang.
"Ayo sini." Olyn menarik lengan Jona lalu ia mengambil foto berdua.
Ckrek ..
Olyn senang akhirnya ia berhasil mengambil foto selfie bersama pria itu. Tapi sayangnya begitu ia cek, Jona sama sekali tidak mengeluarkan ekspresi apapun.
"Ah hasilnya jelek sekali. Mari kita lakukan ulang dan jangan lupa senyum. Aku ingin mengunggahnya di media sosial."
Jona hendak menolak mentah-mentah. Tapi ia ingat dengan cerita Olyn beberapa hari lalu. Mungkin itu alasan kenapa Olyn tidak mau melewatkan moment seperti ini. Dia seorang selebgram.
Mau tidak mau, akhirnya Jona ikut selfie dan memberi sedikit senyum. Olyn begitu menyukai hasilnya karena itu tidak seburuk yang sebelumnya.
"Aku suka ini. Bagaimana kalau kita lakukan sekali lagi?"
Olyn hendak mengambil foto selfie lagi, namun ponselnya segera di ambil alih oleh Jona.
"Kamu saja, biar aku yang foto."
Seketika Olyn mengerucutkan bibirnya. Ia mempunyai suaminya yang sulit sekali di ajak untuk foto.
Olyn langsung mengambil gaya sementara Jona yang memotret nya. Jona memotret beberapa kali dan Olyn tidak percaya dengan hasilnya.
"Oh my god, ini bagus sekali. Seperti hasil jepretan fotografer," ucapnya merasa takjub.
"Aku memang pernah menjadi fotografer dulunya," ungkap pria itu membuat Olyn sulit untuk mempercayainya.
Jona melipir masuk ke dalam. Sementara Olyn masih ingin mengambil gambar. Tidak lupa ia juga memposting foto tadi bersama Jona di akun media sosialnya. Setelah itu, ia ikut masuk ke dalam menyusul suaminya.
_Bersambung_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Hasan
cemungut thor🤭🤭🤭
2023-06-10
1
Sry Rahayu
happy honeymoon...
2023-06-10
2
Nora♡~
Semangat terus thor.... Semoga Ada keajaiban berlaku pada Jona❤Olyn... lanjuutt...
2023-06-09
2