Impoten vs Infertil

"Jadi apa yang membuat banyak wanita mundur ketika di ajak menikah olehmu?"

Tanpa pikir panjang lagi, Jona pun jujur.

"Aku impoten."

Suasana seketika berubah hening. Mereka saling menatap satu sama lain. Jona kini lebih ke pasrah saja. Tapi ia masih berharap jika Olyn sanggup menerimanya.

"Kenapa tidak bilang sejak awal?" tanya Olyn dengan nada datar.

Jona bingung harus mengatakan apa. Ia tahu Olyn pasti sangat kecewa padanya.

"Aku minta maaf, Olyn. Aku tidak bermaksud untuk-"

"Jika kamu katakan sejak awal, maka akupun akan mengatakannya sejak awal kalau aku juga infertil," pungkas Olyn.

"Hm?" Reaksi Jona terkejut dengan iris mata melebar seketika.

Pria itu memastikan lagi apa yang ia dengar dari mulut Olyn benar atau salah.

"Infertil?"

Olyn mengangguk. "Iya, itulah sebabnya kenapa tidak ada pria yang mau menikahiku selain kamu, Jona."

Keduanya bergeming dan memandang satu sama lain dalam waktu yang cukup lama.

"Apa ini yang dinamakan jodoh?" ujar Jona tanpa sadar.

Seketika keduanya terkekeh mentertawai keboddohan mereka berdua. Ternyata wanita yang ia nikahi seorang infertil dan pria yang menikahnya seorang impoten.

"Iya, sepertinya kita memang jodoh dan di takdirkan untuk saling melengkapi," sahut Olyn kembali menciptakan tawa.

Alih-alih kecewa satu sama lain dan merasa di tipu, justru mereka senang lantaran akan hidup bersama dengan orang yang memiliki masalah yang sama.

"Apa kamu serius pria impoten?" tanya Olyn hingga Jona merasa sedikit malu.

"Apa aku boleh melihatnya?" pinta Olyn kemudian.

"Aku malu, dia tidak hidup."

"Itulah sebabnya di namakan impoten, karena dia tidak bisa hidup. Aku ingin melihatnya sekarang. Cepat perlihatkan punyamu kepadaku!"

Olyn sudah tidak sabar ingin melihat seperti bentuk kelamin pria yang impoten. Dan ternyata itu sangat imut dan lucu.

"Oh my god, imut sekali bentuknya."

Olyn serasa mendapat mainan baru. Ia tidak pernah melihat bentuk kelamin pria seimut ini.

"Ah jangan lakukan itu!" Jona menahan geli saat Olyn menyentuh miliknya dan memainkannya menggunakan jari telunjuk.

"Aahh aku mohon berhenti, berhentilah."

Jona tidak tahan lagi dengan gelinya. Tapi seharusnya jika pria hal itu mungkin akan sangat menyenangkan karena akan membuat kelaminnya berdiri tegang. Namun ini tidak ada efek sama sekali.

"Aku mau buat pancingan, siapa tahu ini bisa membuat kamu hidup kembali."

"Percuma!"

"Tidak ada yang sia-sia, kita usaha dulu."

Olyn membuka gaun pengantinnya dan tidak tanggung-tanggung membuka secara keseluruhan di hadapan Jona. Pria itu menelan salivanya dengan sudah payah, ia tidak lagi sanggup menahan sesuatu dalam dirinya.

"Ayo kita coba."

Tubuh Jona membeku, ia tidak tahan melihat body Olyn yang sangat aduhai.

Keduanya berusaha melakukan sesuatu yang memang sudah seharusnya di lakukan oleh pengantin baru di malam pertama. Tapi sekuat apapun berusaha, itu tidak akan pernah bisa mengubah takdir jika Jona di tetapkan sebagai pria impoten permanen.

Jona yang semula tidur menindih di atas tubuh Olyn, kini beralih ke sisi kosong sebelah kiri wanita itu. Dia menyerah.

"Argh, sial. Aku hampir menderita setiap hari karena masalah ini."

Jona benar-benar menyerah. Ia justru merasa tersiksa di buatnya. Ketika hasratnya membesar, namun ia tidak bisa menyalurkan hasratnya dan mau tidak mau ia harus menerima kenyataan bahwa ia seorang pria impoten.

Keduanya berbaring di atas tempat tidur yang sama sambil menatap langit-langit.

"Apa ini tidak akan sembuh?" tanya Olyn membelah keheningan.

"Dokter mengatakan jika ini permanen."

Olyn menghembuskan napas kecil.

"Itu artinya selamanya kita tidak akan pernah bisa melakukan hubungan suami istri."

Kalimat Olyn barusan menarik perhatian Jona, pria itu menoleh dan menatap wajah istrinya dari samping.

"Sama halnya seperti kita tidak akan pernah punya anak," jawab pria itu kemudian.

Olyn pun menoleh. Sehingga saat ini mereka saling bertatapan namun masih dengan posisi tubuh terlentang.

"Iya, kamu benar."

"Apa kamu menyesal menikah denganku? Sebab meskipun kamu tidak bisa punya anak, setidaknya kamu masih bisa merasakan hubungan itu dengan pria normal."

"Tetap saja, mereka tidak akan pernah mau menjadikan aku sebagai istrinya."

"Setidaknya itu sedikit lebih baik dariku."

Keduanya saling menatap dengan tatapan yang cukup dalam penuh arti.

"Mau coba lagi?" tawar Olyn.

Jona menggeleng. Semakin ia merasakan suhu tubuhnya memanas akan sensasi yang di timbulkan, maka ia akan semakin tersiksa.

Olyn kemudian meraih tangan Jona. Ia mengangkat tangan itu ke udara. Dengan senyum penuh arti.

"Kamu bisa melakukannya dengan ini."

Olyn melipat tiga jari tangan Jona dan hanya menyisakan jari tengah dan jari manisnya saja. Kini Jona paham akan maksud wanita itu. Tapi tetap saja, ia tetap merasa tersiksa. Tapi setidaknya jika itu akan membuat Olyn senang, maka ia akan melakukannya.

"Baiklah."

Senyum Olyn melebar. Sebelum kemudian mereka mencoba untuk melakukannya lagi.

_Bersambung_

Terpopuler

Comments

💥💚 Sany ❤💕

💥💚 Sany ❤💕

Baguslah mereka bisa saling melengkapi.

2023-06-20

1

lihat semua
Episodes
1 Menikah
2 Impoten vs Infertil
3 Sebuah Alasan
4 Dicurigai
5 Jogging
6 Makhluk Kepo
7 Obrolan Ringan
8 Makan Siang
9 Insiden Kecil
10 Pertanyaan Pancingan
11 Fakta Mengejutkan
12 Membahas Honeymoon
13 Rencana Honeymoon
14 Di Sambut Antusias
15 Packing
16 Swiss
17 Pantang Menyerah
18 Berenang
19 Pusat Perbelanjaan
20 Fakta Baru Mengejutkan
21 Memberi Pengertian
22 Sebuah Usaha
23 Gawat
24 Kekhawatiran Olyn
25 Gantungan Kunci
26 Kecurigaan
27 Kejujuran
28 Pertengkaran Kecil
29 Merasa Muak
30 Memberi Pengetian
31 Baikan
32 Sapaan Maut
33 Tamparan
34 Meminta Maaf
35 Keputusan Tepat
36 Acara Makan Malam
37 Demam
38 Rumah Sakit
39 Ketulusan Jona
40 Menjaga
41 Kemunculan Seseorang
42 Mantan Pacar
43 Cemburu Berlebihan
44 Hujan
45 Notifikasi
46 Perdebatan Kecil
47 Tamu di Pagi Hari
48 Ketahuan Bolos
49 Supermarket
50 Adopsi
51 Sedikit Mesra
52 Deep Talk
53 Hujan Dipagi Hari
54 Sakit Perut
55 Merasa Lega
56 Lega
57 Hari Sial
58 Mencurigakan
59 Rayuan Maut
60 Bersorak Girang
61 Menyampaikan Sesuatu
62 Memberi Tahu
63 Perdebatan
64 Dijemput
65 Panik dan Gelisah
66 Khawatir
67 Menepati Janji
68 Permainan Dimulai
69 Disudutkan
70 Menegangkan
71 Sakit Hati
72 Pesan Rahasia
73 Menakutkan
74 Masih Beruntung
75 Kebahagian Menyerta
76 HOLLAA
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Menikah
2
Impoten vs Infertil
3
Sebuah Alasan
4
Dicurigai
5
Jogging
6
Makhluk Kepo
7
Obrolan Ringan
8
Makan Siang
9
Insiden Kecil
10
Pertanyaan Pancingan
11
Fakta Mengejutkan
12
Membahas Honeymoon
13
Rencana Honeymoon
14
Di Sambut Antusias
15
Packing
16
Swiss
17
Pantang Menyerah
18
Berenang
19
Pusat Perbelanjaan
20
Fakta Baru Mengejutkan
21
Memberi Pengertian
22
Sebuah Usaha
23
Gawat
24
Kekhawatiran Olyn
25
Gantungan Kunci
26
Kecurigaan
27
Kejujuran
28
Pertengkaran Kecil
29
Merasa Muak
30
Memberi Pengetian
31
Baikan
32
Sapaan Maut
33
Tamparan
34
Meminta Maaf
35
Keputusan Tepat
36
Acara Makan Malam
37
Demam
38
Rumah Sakit
39
Ketulusan Jona
40
Menjaga
41
Kemunculan Seseorang
42
Mantan Pacar
43
Cemburu Berlebihan
44
Hujan
45
Notifikasi
46
Perdebatan Kecil
47
Tamu di Pagi Hari
48
Ketahuan Bolos
49
Supermarket
50
Adopsi
51
Sedikit Mesra
52
Deep Talk
53
Hujan Dipagi Hari
54
Sakit Perut
55
Merasa Lega
56
Lega
57
Hari Sial
58
Mencurigakan
59
Rayuan Maut
60
Bersorak Girang
61
Menyampaikan Sesuatu
62
Memberi Tahu
63
Perdebatan
64
Dijemput
65
Panik dan Gelisah
66
Khawatir
67
Menepati Janji
68
Permainan Dimulai
69
Disudutkan
70
Menegangkan
71
Sakit Hati
72
Pesan Rahasia
73
Menakutkan
74
Masih Beruntung
75
Kebahagian Menyerta
76
HOLLAA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!