Jona sudah memutuskan untuk berangkat bulan madu bersama Olyn usai mengurus tiket keberangkatan. Dan sekarang mungkin waktunya yang pas untuk mengatakannya pada mama dan papanya ketika mereka sedang makan malam bersama. Kebetulan Elea tidak ikut makan karena dia sedang sakit perut fase haid.
"Aku rencananya mau bulan madu, ma, pa."
Seketika fokus mereka beralih pada Jona. Dan nyonya Artur sedikit tidak percaya mendengarnya meski hal itu sebenernya hal yang wajar bagi pasangan pengantin baru.
"Serius kalian mau bulan madu?" tanya tuan Artur memastikan.
Jona mengangguk membenarkan. "Iya, pa. Memangnya ada salah dari aku?"
"Bukan begitu, Jona," timpal nyonya Artur. "Maksud papa kamu-"
"Olyn berhak mendapatkan kebahagiaan yang pengantin baru sering lakukan. Aku sadar diri, tujuan pasangan pengantin bulan madu adalah menikmati waktu berdua dan berharap pulang dengan membawa kabar baik pada keluarga soal garis dua. Tapi aku rasa kekurangan yang aku miliki ini tidak membuat seolah aku tidak pantas untuk melakukan apa yang biasa pengantin baru lainnya lakukan usai menikah."
Nyonya Artur paham akan maksud Jona.
"Iya, Jona. Mama paham maksud kamu."
"Jadi kapan kalian pergi?" sahut tuan Artur.
"Aku masih cari waktu, tapi dalam waktu dekat ini. Aku akan minta sekretaris aku dulu buat handle semua pekerjaan selama aku pergi."
"Untuk masalah pekerjaan, biar papa saja yang handle. Kalian enjoy dan have fun di sana."
Ekspresi wajah Jona dan Olyn berubah senang mendapat antusias dari papanya.
"Papa beneran yang mau handle?"
"Iya. Bukannya tidak percaya dengan sekretaris kamu. Tapi papa rasa papa yang perlu handle semua."
Jona mengangguk antusias. Ia tidak menyangka jika kepergiannya mendapat dukungan dari papanya.
"Terima kasih ya, pa."
"Iya, kamu tenang saja di sana. Nikmati waktu kamu sama istri kamu."
"Baik, pa."
Jona dan Olyn saling menatap dengan binar kebahagiaan yang terpancar di wajah keduanya. Mereka semakin bersemangat dan sudah tidak sabar untuk segera pergi.
"Kak Jona serius mau honeymoon?"
Tiba-tiba Elea datang ke meja makan. Dia ikut duduk di kursi makannya lalu mengambil segelas air. Semua pasang mata kini tertuju pada gadis itu.
"Iya," jawab Jona.
"Ngapain di sana?" tanya gadis itu lagi.
Mendengar pertanyaan putrinya, tuan Artur ikut angkat bicara.
"Jaga bicaramu, Elea! Kamu tidak baik bertanya seperti itu sama kakak kamu. Kamu fokus saja sama mata pelajaran kuliah."
"Iya, papa benar, Elea. Kamu masih kecil dan belum cukup paham obrolan orang dewasa," timpal Olyn.
Lagi-lagi Olyn harus merasa kesal jika Olyn sudah angkat bicara. Entah kenapa setiap kalimat yang keluar dari mulut kakak iparnya itu selalu jleb menusuk hati.
"Aku juga sudah dewasa kali. Tapi apa salahnya aku bertanya?"
"Oh jelas salah. Pertanyaan kamu barusan seolah sedang menghina kekurangan kakak kamu secara halus," jawab Olyn lagi.
Jawaban Olyn barusan merusak mood gadis itu lagi. Padahal ia sangat lapar dan berusaha menahan perutnya yang sakit akibat haid untuk bisa makan. Tapi begitu ia datang ke meja makan, moodnya kembali hancur dan tanpa sadar itu karena dirinya sendiri. Dia bangkit dari duduknya dan pergi usai menghentakkan kakinya ke lantai.
Nyonya Artur hanya bisa menghela napas melihat sikap putrinya.
"Maafin sikap Elea ya, Olyn. Dia memang begitu anaknya. Terkadang harus banyak-banyak sabar untuk menghadapinya apalagi jika moodnya sedang buruk," ucap nyonya Artur.
"Itu karena mama suka memanjakan dia dan tidak bisa tegas," timpal tuan Artur.
"Iya, tidak apa-apa. Aku mengerti," jawab Olyn kemudian mereka semua melanjutkan kembali makannya.
_Bersambung_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
💥💚 Sany ❤💕
Berharap Olyn n Jona mendapatkan keajaiban.
2023-06-20
1
💥💚 Sany ❤💕
Jangan selalu berpikir negatif Lea, bukannnya seneng tp kamu akan semakin kesel n emosi.
Gak baik lah buat kesehatan hati n jantung 😁😁😁
2023-06-20
1
Hasan
lea lea makanya jd adek jgn suka kepo kali ada yg mau terima abang lu saja sudah hrs bersyukur dan jgn terlalu munafik gitu juga deh
2023-06-09
1