Olyn baru saja di ajak ke rumah pribadi Jona yang dimana di sana hanya ada penjaga rumah saja. Rumah itu sudah lama di beli oleh Jona, akan tetapi pria itu belum ada rencana untuk tinggal di sana. Sebab ia masih nyaman tinggal bersama keluarga.
"Rumahnya bersih, padahal tidak ada orang di sini," ujar Olyn setelah mengelilingi setiap sudut ruangan rumah tersebut.
"Memang tidak ada orang di sini selain penjaga, tapi aku juga bayar orang untuk membersihkan rumahnya setiap satu minggu sekali. Jadi rumahnya tidak akan kotor walaupun tak berpenghuni."
"Aku pikir di biarkan begitu saja."
"Bisa terbengkalai dan rusak."
"Benar juga."
Kini mereka berada di taman bagian belakang yang terdapat beberapa tanaman di sana. Tanaman cukup terawat, mungkin Jona juga membayar seseorang untuk merawat tanamannya.
Kemudian mereka duduk di bangku taman yang muat untuk dua orang saja.
"Kenapa kita tidak pindah saja kesini?"
"Itu bukan ide yang bagus," sahut Jona.
"Why?"
"Aku masih nyaman tinggal bersama mama, papa, Elea."
"Sekarang kamu sudah punya istri, apa kamu tidak mau kita pisah rumah? Dengan begitu kita Elea tidak bisa mencurigai aku."
Olyn berusaha memberi saran, namun Jona tetap tidak bisa mengubah keputusan.
"Aku sebenarnya tidak takut kalau pada akhirnya mereka semua tahu. Tapi mungkin semua butuh waktu, dan aku mau aku yang memberi tahu mama dan papa soal kamu. Bukan kamu apalagi Elea."
Olyn lantas diam. Ia pikir Jona akan berubah pikiran dan mau tinggal di rumah pribadinya. Jujur untuk Olyn dia merasa kurang nyaman jika tinggal satu atap bareng mama papa mertua, apalagi adik ipar. Beruntung Jona hanya memiliki satu adik saja. Apa jadinya kalau Jona memiliki banyak saudara kandung. Ia bisa di mata-matai habis-habisan.
Setelah melihat-lihat rumah pribadi Jona tadi, mereka tidak langsung pulang. Keduanya memutuskan untuk makan siang di restoran terdekat. Jona sering makan di tempat itu jika ia habis dari rumah pribadinya seperti sekarang.
Sambil menunggu pesanan datang, mereka mengobrol dahulu. Lalu tidak sengaja melihat pasangan yang duduk di meja sebrang tengah makan siang bersama anak kecil berusia sekitar dua tahun dan wanitanya sedang hamil lagi. Mereka tampak bahagia sekali.
Tanpa Olyn sadari, mulutnya mengulas senyum merasa sedikit iri dengan kebahagiaan yang orang-orang itu miliki.
Jona mengikuti arah pandang Olyn yang tengah menatap keluarga kecil itu. Olyn pasti sedang membayangkan memiliki keluarga kecil seperti mereka. Tapi ia sadar jika ia tidak akan pernah di beri kesempatan untuk memilikinya. Jangankan punya anak, membuatnya saja sudah mustahil.
Seorang pelayan datang mengantarkan makanan mereka dan membuyarkan lamunan Olyn seketika. Olyn tidak lupa mengucapkan terima kasih pada pelayan yang barusan mengatar makanannya.
"Aku tahu kamu pasti iri sama mereka," ucap Jona tiba-tiba namun pandangannya tetap fokus pada makanannya.
Olyn menatap wajah Jona, ia berpikir pria itu usai memperhatikannya.
"Sedikit," jawab Olyn.
"Jangan sampai insecure. Karena kita tidak pernah tahu apa yang terjadi pada mereka."
Olyn mengangguk. "Iya. Aku paham. Tidak semua yang kita lihat sama seperti yang kita pikirkan. Kamu benar, kita tidak pernah tahu hidup seperti apa yang orang-orang di luaran sana tengah jalani. Bisa jadi, mereka tengah menghadapi situasi yang lebih buruk daripada kita."
Jona salut dengan cara berpikir Olyn yang bisa langsung paham dengan pemikirannya.
_Bersambung_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
💥💚 Sany ❤💕
Kalian pasangan yg cocok, paket komplit 😁😁.
2023-06-20
1
💥💚 Sany ❤💕
Aku jg salut sama pemikiran Olyn. Dewasa n bijak.
2023-06-20
1
Hasan
cocok banget nih pasangan benar2 saling melengkapi
2023-06-09
2