Olyn terlihat sedang menerima telepon dari seseorang di kamarnya.
"Halo, mom. Kenapa?"
Olyn duduk di tepi ranjang kini bangun dan berdiri sambil mendengar apa yang di katakan oleh seseorang di sebrang telepon.
"Aku happy, mom. Momy tenang aja, aku pasti bisa adaptasi di sini," jawab Olyn lagi.
"Iya, momy gak usah khawatir, ya."
"Sudah, mom. Aku sudah kasih tahu Jona kalau aku-" Olyn seketika menghentikan kalimatnya pada saat melihat pantulan seseorang yang berdiri mengintip di celah pintu yang sedikit terbuka di cermin.
"Mau ke rumah momy nanti sore," sambung Olyn mematahkan ekspektasi seseorang yang saat ini tengah kepo.
Kemudian Olyn mengakhiri percakapannya di telepon bersama momy nya. Tidak berapa lama seseorang yang terlihat di pantulan cermin kini menghilang. Dia pergi usai menguping pembicaraannya di telepon.
Olyn tersenyum sambil geleng-geleng mendapati kelakuan adik iparnya yang tidak sopan. Rupanya ia memang harus ektra hati-hati dengan gadis itu. Sebab dia pasti tidak akan pernah berhenti untuk cari tahu apa alasan terbesarnya bertahan dengan pernikahan ini usai mengetahui apa yang di alami oleh Jona.
Olyn meletakkan ponsel nya di atas nakas, sepertinya Jona masih lama di kamar mandi. Mungkin tidak apa-apa jika ia tinggal sebentar.
Olyn berjalan-jalan sambil mencari sosok yang saat ini ia cari. Dan menemukan sosok itu tengah berdiri di balkon.
"Hhh .." Elea reflek terkejut melihat kakak iparnya tiba-tiba sudah berdiri di sampingnya.
"Kenapa? Kaget?"
"Iya. Aku pikir hantu tadi," jawab gadis itu.
Olyn hanya tersenyum. Elea pasti sengaja berkata seperti itu agar dirinya tersinggung.
"Aku rasa rumah ini memang ada hantunya. Tadi, waktu aku telepon di kamar, aku melihat pantulan sosok mahkluk aneh di cermin. Sepertinya di hantu yang kepo terhadap urusan orang lain. Dan tiba-tiba dia menghilang," balas Olyn.
"Maksud kamu apa bilang aku hantu?" tanpa Elea sadari, dia telah memberi tahu itu adalah dirinya.
"Oh jadi makhluk kepo itu kamu, aku pikir itu hantu."
Elea terlihat ketar-ketir. Sialnya dia masuk ke dalam perangkap pancingan wanita itu.
"Jadi kamu tadi ngapain tadi? Mau ngintipin aku sama kakak kamu?" Olyn menyenggol bahu Elea menggunakan bahunya seraya menaik nurun kan alisnya.
"Apa sih? Orang gak sengaja lewat aja tadi."
"Ohhhh .. Hanya lewat rupanya."
Elea merasa semakin tersudutkan. Rupanya ia harus segera pergi dari sana daripada terus menerus menerima sindiran. Dia pergi dengan menghentakan kakinya, meluapkan kekesalan lantaran lagi-lagi dia kalah.
Olyn lagi-lagi senyum sambil geleng-geleng melihat Elea pergi membawa kekesalan yang di ciptakan oleh dia sendiri.
***
Siangnya Elea kuliah. Olyn dan nyonya Artur tengah bicara untuk melakukan pendekatan supaya mereka saling mengenal satu sama lain lebih jauh. Sementara Jona dan tuan Artur tengah bicara soal perusahaan mereka.
"Jadi kamu gak kasih tahu momy kamu soal kekurangan Jona?" tanya nyonya Artur memastikan dan juga butuh alasan.
"Aku rasa itu bukan sesuatu yang harus di ceritakan sama momy dan papi aku, ma. Karena itu menyangkut privasi suami aku," jawab Olyn dan nyonya Artur merasa salut.
"Mama senang kalau kamu tidak perlu menceritakan soal Jona sama orang tua kamu. Tapi bagaimana kalau mereka nantinya mempertanyakan soal keturunan? Apa yang nanti akan kamu katakan?"
Olyn diam untuk beberapa saat seraya memikirkan jawaban yang pas yang pastinya tidak menimbulkan kecurigaan.
Saat Olyn tengah berusaha mencari jawaban, Jona memanggilnya dirinya dan minta untuk ikut dengannya.
"Aku mau pergi, kamu harus ikut," pinta pria itu lalu di angguki oleh Olyn.
"Kalau begitu, aku mau pergi dulu ya, ma," pamit Olyn pada nyonya Artur.
"Memangnya mau pergi kemana?"
"Aku mau ajak Olyn buat lihat rumahku, ma. Karena bagaimanapu sekarang dia istri aku, dan dia berhak tahu kalau aku suaminya punya rumah," jawab Jona.
"Oh, iya. Kalau begitu kalian hati-hati."
"Iya, ma."
Olyn pun pergi bersama Jona. Mereka masuk ke dalam mobil. Jona sama sekali tidak menghidupkan mesin mobilnya.
"Kenapa belum jalan?" tanya Olyn melihat pria itu tampak santai.
"Aku bohong," jawab pria itu.
"Maksudnya?"
"Sebenarnya kita tidak akan pergi ke rumah yang aku maksud tadi. Aku hanya menyelamatkanmu dari pertanyaan mama."
Olyn diam. Rupanya itu maksud Jona. Memang ia kebingungan mencari jawaban tadi. Beruntung Jona mengerti situasinya.
_Bersambung_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
💥💚 Sany ❤💕
Suami istri yang saling melengkapi.
2023-06-20
0
💥💚 Sany ❤💕
Jona pengertian banget. Moga ja ada keajaiban buat mereka, biar mereka punya momongan.
2023-06-20
1
Hasan
wah keknya disegel othor nih makanya tuh 2 punya masalah sama🤭🤭🤭
2023-06-07
2