Happy Reading ....
.
.
.
“Kenapa kamu bisa berada di sini bersamanya?”
Zayn penasaran kenapa wanita cantik ini bisa bersama kakaknya. Karena kakaknya itu tiba-tiba menghilang dan meninggalkan semua pekerjaannya setelah membuat janji temu dengan Selena.
“Apa kalian memiliki hubungan?” tanya Zayn lagi.
Selena langsung memandang Zayn dengan mata bulatnya yang melebar. “Apa yang kamu katakan? Hubungan apa yang kami miliki?” Selena mengatakannya dengan nada sedikit kesal.
“Dia datang untuk berdamai denganku. Ayah itu meminta maaf.”
“Ayah?” Zayn menunjukan ekspresi bingungnya.
“Ya. Putranya bertengkar dengan putraku di sekolah, lalu dia datang untuk meminta maaf.”
Pikiran Zayn blank seketika. Ayah dan anak apa yang dimaksud Selena. Kakaknya itu sama sekali belum menikah apalagi sampai mempunyai anak. Jadi anak siapa yang dia maksud.
“Tunggu, maksudmu putra dia adalah ....”
“Leon Alexander. Bukankah dia suami dari Renee?” Wanita gila itu. Selena melanjutkan kalimatnya dalam hati.
“Hah?” Zayn semakin terkejut dengan apa yang baru saja didengarnya.
Bagaimana bisa Selena beranggapan jika Felix adalah suami dari Renee, dan ayah dari Leon. Bisa saja kakaknya itu memang datang untuk meminta maaf, tapi Selena tidak bisa menyimpulkan siapa dia sebenarnya, terlebih lagi beranggapan jika dia adalah suami dari orang lain. Ini akan menjadi kesalahpahaman di antara mereka berdua.
“Jadi aku tidak memiliki hubungan apapun dengan pria itu. Kau tidak perlu berpikiran macam-macam, aku tidak suka pria beristri.”
Selena pergi setelah mengatakan kalimatnya. Tiba-tiba perasaan aneh menyertai hati dan pikirannya setelah dia menyatakan pernyataan tersebut. Entah kenapa dia harus menjelaskan semua itu kepadanya.
Tidak mungkin aku memiliki hubungan dengan pria yang memiliki istri. Jika ada, mungkin itu hanya hubungan masalalu yang bahkan pria itu saja tidak tahu.
Selena mendengkus kesal. Dia berjalan berlawanan arah dengan Felix dan Zayn.
“Kemana kau akan pergi?” Zayn berusaha menyusulnya.
Selena melambaikan tangan tanpa berbalik. “Aku akan mencari toilet, jangan ikuti aku.”
Langkah Zayn terhenti, dia memandang Selena yang sedang berjalan menuju arah toilet. Dia bahkan tidak menyadari kehadiran Felix di sisinya.
“Ke mana dia pergi?” Felix bertanya dengan nada datar dan pandangan ke depan yang refleks membuat Zayn terperanjat dan langsung menoleh ke arahnya. Sorot mata Felix terpaku pada sosok Selena.
“Toilet.” Zayn menjawab seadanya sembari menatap Felix.
Zayn berpikir jika Felix begitu banyak berkorban untuk Renee dan juga Leon sehingga pria itu tidak sadar jika dirinya telah dirugikan. Selena bahkan menganggapnya adalah ayah dari Leon. Bagaimana dengan orang lain.
Selain itu, mungkin wajah Felix sudah mendukungnya untuk memiliki anak. Zayn terkekeh dalam hati.
...........
Selena melenggang masuk ke dalam toilet. Dia mengeluarkan satu kotak batang nikotin dan pematik api lalu menyulut satu batang nikotin tersebut. Dia menghisapnya lalu mengeluarkan asap dengan santai.
Seorang wanita keluar dari dalam toilet bersama seorang anak kecil, dan dua wanita masuk ke dalam toilet secara bergantian. Tatapan mereka langsung tertuju pada Selena yang sedang menghisap rokoknya.
Selena sadar akan kehadiran anak kecil tersebut dan langsung mematikan sulutan rokoknya. Ibu dari anak itu langsung membawanya pergi keluar dari toilet seraya menutup hidung dan mulut anaknya dengan ekspresi tidak suka.
Selena mendengkus lalu mencuci tangannya.
Dua wanita yang baru saja masuk dan berdiri di samping Selena sedang memoleskan make up pada wajah mereka. Mereka melirik Selena dari atas sampai bawah dengan tatapan sinis, dengan cepat menilai Selena jika dia bukanlah orang asli negara itu.
Salah satu dari mereka berkata dengan bahasa mereka. “Jaalang ini merokok di toilet umum.”
Selena melirikan pupil matanya ke samping ketika mendengar perkataan itu. Meskipun dia mengatakannya dengan bahasa negara itu, tapi Selena masih bisa memahaminya.
“Ya, sangat tidak tahu diri.”
Kedua wanita itu terkekeh pelan.
Selena mengambil tisu lalu mengeringkan tangannya. Dia berbalik dan melangkah pergi. Namun belum sempat dirinya melangkah keluar, wanita itu menyorakinya dengan, “Jalaang.” Menggunakan bahasa mereka.
Selena menggertakan giginya dan mengepalkan jemarinya erat. Dia memutar bola matanya malas kemudian berbalik menuju dua wanita di belakangnya.
Satu tamparan keras Selena layangkan pada wanita berambut pirang hingga wanita itu tersungkur pada wastafel. Satu orang lainnya membantu wanita itu untuk berdiri dengan tatapan marah kepada Selena.
Selena berbicara bahasa mereka dengan penuh penekanan.
“Heh, jaga bicaramu atau aku akan menamparmu lagi.”
Mata kedua wanita itu membeliak lebar ketika mendengar ucapan Selena. Mereka tidak menyangka jika wanita asing itu begitu fasih berbicara bahasa mereka.
“Bukankah yang jalaang itu kalian, membicarakan orang di belakang dengan bahasa asing?”
Selena menatap mereka dengan tatapan tajam. “Damn *****!”
Setelah mengatakan kalimatnya, Selena lalu berbalik dan pergi keluar dari sana, meninggalkan dua wanita yang terdiam dan memaku menempel di dinding.
“Kenapa kau tidak melawan?”
“Aku lihat tamparannya begitu kuat.”
“Shit!”
Selena menyugar rambutnya ke belakang dengan kesal. Saat keluar dari kamar mandi dia langsung mendapati Felix dan Zayn yang sedang berdiri di ambang pintu. Dua pria itu langsung melihat ke arahnya ketika Selena keluar.
“Apa yang kalian lakukan di sini?”
Zayn mencoba melihat ke dalam toilet dengan wajah bingung. Pasalnya baru saja dia mendengar kegaduhan dari dalam.
Pandangan Felix langsung tertuju pada kotak nikotin dan pematik api yang sedang Selena genggam. Lalu tidak lama Selena membuangnya ke dalam tong sampah.
“Apa kau baik-baik saja? Aku mendengar keributan dari dalam,” tanya Zayn.
Selena menunjukan ekspresi datar. “Aku baik-baik saja.”
“Apa kalian sedang menungguku?” Selena bertanya namun dengan nada memprotes dan kerutan halus di dahi persis seperti wajah penuduh.
Belum sempat Zayn menjawab, dua orang wanita keluar dari dalam toilet. Satu wanita memegang pipinya yang merah dan rambutnya sedikit tidak teratur, sementara satu wanita lainnya mencoba memapah wanita itu. Dua wanita itu segera pergi ketika melihat Selena.
Zayn dan Felix memperhatikan dua wanita itu dan ekspresi mereka ketika melihat Selena. Mereka seperti orang yang sedang ketakutan.
“Bitch!” umpat Selena pelan, namun Felix dan Zayn masih bisa mendengarnya. Tatapan dua pria itu langsung mengarah padanya.
*********
Suasana menjadi suram semenjak Selena keluar dari toilet. Wajah wanita itu terlihat kesal dan berjalan dengan kasar. Zayn tidak berani untuk mengusiknya, sementara Felix terlihat acuh dan acuh.
Mereka berjalan cukup lama namun tidak kunjung sampai tujuan. Zayn dan Felix seperti anak ayam yang terus mengikuti langkah induknya yang gak lain adalah Selena. Tiba-tiba wanita itu menghentikan langkahnya dan berbalik badan.
Selena menatap dua pria di hadapannya dengan frustasi. Dia hampir melupakan mereka karena rasa kesalnya pada dua wanita asing itu.
“Nona, apakah anda lapar?” Zayn bertanya dengan takut-takut.
Selena menatap mereka dengan malas.
Felix maju mendekatinya. Dia mengeluarkan satu batang nikotin dari dalam kotak dan pematik api lalu menyodorkannya kepada Selena. Zayn membeliak melihat itu.
Selena menatap mata elang yang dingin itu, lalu mengambil rokok yang Felix sodorkan. “Terimakasih.”
.
.
.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
ira
kena tampar kn rasakan itu 🤣🤣🤣🤣
2024-02-12
0