Happy Reading ....
.
.
.
“Apa yang ingin kau bicarakan?” tanya Selena langsung. Dia berharap jika dirinya tidak membuang waktu lebih banyak untuk bersama pria beristri itu. Bayang-bayang istrinya terus hinggap. Entah bagaimana jika wanita itu tau suaminya pergi makan siang dan malam bersamanya. Terlebih lagi Felix bersedia menawarkan tumpangan kepada Selena siang tadi.
Felix ingin mengatakannya ketika mereka sudah selesai dengan makan malam. Tapi wanita cantik itu dengan cepat berkata, “Lebih baik kau katakan sekarang. Aku masih memiliki janji penting lainnya.”
Wajah dingin Felix semakin suram mendengar perkataan wanita di hadapannya. Ternyata wanita itu memiliki kepribadian yang buruk. Bukankah Felix sudah memberikannya tumpangan, dan bahkan dia pernah merelakan mainannya untuk putra wanita itu. Tapi kenapa sikapnya begitu dingin seperti es batu.
Zayn benar tentangnya. Selena sangat susah untuk diajak berbicara. Jadi malam ini, Felix tidak akan berbasa-basi lagi dengannya. Dia juga sudah cukup membuang waktu, dan meninggalkan pekerjaannya hanya untuk berbincang dengan wanita ini.
“Mengenai putramu, apakah dia baik-baik saja?”
“Dia baik-baik saja.” Selena menjawab dengan singkat. “Kenapa kau bertanya mengenai putraku?” Apakah kau memiliki ikatan batin dengannya? Imbuh Selena di dalam hati.
“Ada yang harus aku bicarakan denganmu, ini masalah yang terjadi di sekolah anak-anak,” lugas Felix.
Akhirnya sekarang Selena mengerti kenapa pria itu ingin bertemu dengannya, dan bahkan rela menguntitnya sampai ke luar negeri. Itu semua karena putra dan istrinya yang bermasalah dengan Selena. Pria itu begitu bertanggung jawab, dan membuat Selena muak.
“Kenapa? Apakah kau ingin meminta maaf padaku?” Selena menaikan dagunya dengan cantik.
Felix tersenyum simpul mendengar pertanyaan wanita cantik di hadapannya. Dia ingin membicarakan masalah itu baik-baik kepada Selena, tapi respon dari wanita itu justru sangat buruk. Jika seperti ini Felix merasa tertantang. Tapi dia mengingat citra keluarganya yang tidak perlu terlibat dengan orang lain apalagi karena masalah sepele. Jika tidak, Felix akan mengikuti semua alur permainan.
“Apakah kita bisa membicarakan ini secara kekeluargaan, Nona Selena?”
Selena menatap pria itu dengan malas. Karena selain memiliki wajah yang tampan, pria itu juga kaya raya, dan bertanggung jawab. Selena membencinya mengingat kenyataan jika dia adalah suami orang lain. Padahal pria itu juga ayah dari putranya sendiri.
Pria itu sangat mengagumkan. Dan semua tentangnya membuat Selena semakin membencinya. Melihat kesempurnaannya membuat Selena begah.
“Apa yang aku dapatkan jika aku menyetujuinya?”
“Bukankah kita sama-sama diuntungkan dengan berakhirnya masalah sepele ini. Kau tidak perlu sibuk mengurusi semua hal ini lagi kedepannya.” Felix menjelaskan dengan ekspresi tenang.
Akibat semua masalah yang terjadi, Kenzo harus pindah sekolah, sementara tidak ada sekolah yang menurut Selena lebih cocok dari sekolah itu. Tapi jika putranya pindah sekolah, dan masalah ini berakhir begitu saja, maka Selena akan dianggap kalah. Dia tidak suka diremehkan.
Tidak ada cara lain untuk dilakukan. Selena keras kepala begitu pula Renee. Itulah sebabnya Felix datang untuk mengurus permasalahan ini. Dia tidak mau nama baik keluarga terseret ke dalam masalah kecil dan sepele. Terlebih lagi jika semua ini harus melibatkan pihak berwajib, masalah ini hanya akan di anggap sebuah lelucon para orang-orang kaya saja.
“Bagaimana?” Felix bertanya lagi.
“Aku setuju. Tapi dengan satu syarat.” Ujung bibir Selema melengkung di akhir kalimat. Dia tidak akan menyetujui hal jika tidak menguntungkan baginya.
Felix menaikan sebelah halisnya. “Apa itu?”
“Aku mau Renee yang meminta maaf langsung padaku. Aku akan berdamai masalah anak-anak, tapi tidak dengan wanita itu.”
Felix terdiam, ekspresi wajahnya masih begitu tenang. Wanita cantik di hadapannya ini memang tidak mau kalah dan sangat susah untuk di atur. Jika tidak mementingkan reputasi keluarganya, Felix tidak akan berada di negara itu bersama Selena.
“Seperti yang kau mau, Nona.” Felix menyetujuinya, tidak ada cara lain. Dia harus membuat Renee meminta maaf atas kesalahannya.
Selena tersenyum simpul saat pria itu menyetujui permintaannya. Dia menjadi tidak sabar ketika Renee yang angkuh itu meminta maaf dengan raut wajah yang kesal. Pasti akan sangat seru untuk ditonton.
Seorang pelayan datang dengan membawa dua hidangan steak untuk makan malam, dan dua gelas redwine sebagai pelengkap.
Selena melihat Felix yang mulai memotong daging steak miliknya, dan menyisihkan potongan asparagus di dalamnya. Selena berpikir, kenapa dia memesan itu jika tidak menyukainya. Hal yang tidak dia sukai bahkan sama dengan Kenzo. Dia menurunkan kebiasaan buruk kepada putranya karena tidak menyukai sayuran.
“Aku mengenal banyak petinggi perusahaan, tapi baru kali ini melihatmu. Apakah sebelumnya kau berada di luar negeri, atau baru menjabat di perusahaanmu?” tanya Selena seraya memakan makan malamnya.
“Aku berada di luar negeri.”
Selena mengangguk mengerti. Jadi dia meninggalkan istri dan anaknya di sini, sementara dirinya tinggal di luar negeri. Hubungan para konglomerat memang selalu rumit, dan tidak mudah dipahami. Atau mungkin mereka pisah ranjang. Damn! Tidak perlu memikirkannya. Batin Selena kesal.
Kenapa rasanya aku ingin tahu banyak tentang pria ini? Dia bahkan sudah menikah. Aku tidak akan bertanya lagi.
“Apa kau tidak menyukai asparagus?” Pertanyaan itu tiba-tiba saja keluar dari mulut Selena tanpa seijinnya. Dia menyesalinya
“Ya.” Pria itu menjawabnya dengan sangat dingin dan ekspresi datar. Selena sedikit berdecih melihat tingkahnya itu.
“Itu buruk untuk putramu nanti. Kau akan menurunkannya kepada putramu.”
Hening, Felix tidak menanggapi perkataan Selena. Padahal beberapa menit yang lalu pria itu begitu ingin mengajaknya berbicara. Tapi sekarang apa yang dia lakukan? Dia justru mengabaikannya. Membuat perasaan Selena semakin kesal dan sangat ingin melemparkan daging steak pada wajahnya yang dingin itu.
Bisakah seorang wanita tahan dengan sikapnya yang seperti itu? Ada untungnya aku memiliki phobia yang tidak akan menyebabkanku menikah dengan pria seperti dia, atau aku akan mati karena rasa kesal dan patah hati.
“Aku sudah selesai, dan akan pergi. Kau bisa berada di sini sesukamu. Restoran ini telah direservasi sampai pagi hari,” kata Felix seraya berdiri dari tempat duduknya. Dia tersenyum ramah kepada Selena sebelum akhirnya melangkah dan pergi dari sana.
Selena yang sedang menikmati makan malamnya mendadak tidak selera. Dia langsung melepaskan pisau dan garpu ke atas piring dengan perasaan kesal. Pria itu benar-benar sukses membuat perasaanya tidak enak. Sangat sial!
Dia tidak ingin melanjutkan makan malamnya, karena moodnya sudah hancur oleh pria itu. Selena lebih memilih untuk meminum wine. Dia memesan satu botol wine lagi untuk menemaninya malam ini. Dia menegak wine dalam gelas hingga tandas, lalu menuangkannya lagi dari botol ke dalam gelas.
Pria itu, kenapa aku memilihnya malam itu? Pria yang sangat menyebalkan.
.
.
.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
ira
ayo Selena taklukkan felix
2024-02-12
0
vall
waduh malah Selena yg tertarik aha haha
2023-08-21
1