Happy Reading ....
.
.
.
Dokter memberitahu jika Selena diperbolehkan untuk pulang siang ini. Kini dia sedang bersiap mengganti pakaiannya dengan pakaian baru yang Felix belikan. Selama di rawat inap, Selena hanya memakai baju pasien.
Dia membuka papperbag bertuliskan brand tersebut lalu mengambil pakaian di dalamnya. Jemari Selena mengambil kain berenda di dalamnya. Dia mengangkat kain berenda tersebut yang tak lain adalah pakaian dalam.
Damn! Apa yang akan dipikirkan pria itu jika aku memakai pakaian dalam yang dia pilihkan?
Selena tertegun.
Dia tidak ingin memperdulikan itu, yang saat ini ingin dia lakukan adalah mengganti pakaiannya dengan cepat. Karena memakai pakaian rumah sakit sangatlah panas dan tidak nyaman.
Setelah memakai pakaian dalam, dia lanjut mengambil baju di dalam papperbag. Raut wajah Selena seketika datar melihat baju yang Felix pilihkan untuknya.
Sebenarnya apa yang dipikirkan oleh pria itu? Kenapa dia memilihkan model baju seperti ini untukku?
(Photo by Pinteres) Baju yang saat ini Selena pakai dibelikan oleh Felix.
Dia memilihkan baju untuk anak remaja.
Selena menggerutu. Meskipun dia menyukai pakaian ****, tapi style bajunya bukan yang seperti itu. Baju yang sekarang dirinya pakai adalah stylenya beberapa tahun yang lalu ketika dia belum memiliki Kenzo.
Setelah selesai bersiap, Selena keluar dari toilet. Dia melirik Felix dengan wajah datarnya, pria itu sedang focus pada layar ponsel. Dia terlihat sangat sibuk, namun beberapa hari ini selalu berada di dekat Selena. Ketika Selena memintanya untuk pergi, dia terlihat kesal. Itulah sebabnya Selena membiarkannya.
Apakah istri dan anaknya tidak merindukan dia?
Selena berdiri tepat di hadapan Felix. Dia memegang bag miliknya dan mengeluarkan sebuah kartu berwarna hitam.
“Berapa biaya rumah sakit? Aku akan menggantinya,” kata Selena seraya menyodorkan blackcard tersebut pada Felix.
Tatapan Felix tertuju pada paha mulus Selena yang berada di balik ponsel yang dia pegang. Dia mematikan ponselnya setelah mendengar perkataan wanita itu.
Felix berdiri, dan menyimpan ponselnya ke dalam saku celana. “Tidak perlu.” Dia menjawabnya dengan singkat dan nada dingin.
Pria angkuh ini!
“Kita pergi.” Kata Felix seraya melangkah menuju pintu.
Sebelum mereka keluar dari ruangan, keduanya dikejutkan dengan pintu yang dibuka secara tiba-tiba. Seorang pria berpeluh dan nafas terengah-engah berdiri di ambang pintu sembari menatap bingung Selena dan juga Felix.
“Kau?” Selena menatap ke arahnya dengan kerutan pada keningnya.
Zayn terlihat bingung melihat Selena yang juga berada di sana, dan berada di satu tempat dengan kakaknya. Lalu tatapannya beralih pada Felix yang sedang menatapnya dengan tajam.
Beberapa jam yang lalu, Zayn segera terbang untuk datang dan mengunjungi Felix ketika kakaknya itu mengatakan jika dia sedang berada di rumah sakit. Zayn segera mencari tahu dan pergi sesegera mungkin.
“Kak, apa kau baik-baik saja?” tanya Zayn pada Felix seraya berjalan mendekat ke arah pria berwajah dingin dan tatapan tajam itu.
Felix hanya diam dengan tatapan tajamnya sebagai jawaban.
Pandangan bingung Zayn beralih pada wanita cantik dan **** di belakang Felix. Keduanya saling menatap satu sama lain dengan heran.
Selena berpikir jika Felix sengaja mengundang Zayn untuk datang.
“Kenapa kau datang, apa dia yang menyuruhmu?” tanya Selena seraya menunjuk pada Felix.
“Aku tidak memintanya untuk datang,” tampik Felix dengan nada datar.
Selena berdecih malas. Jelas jika Felix yang meminta adiknya untuk datang agar semakin menganggu ketenangan Selena. Keberadaan Felix saja sudah cukup menganggu baginya.
Zayn memandang Felix dengan penuh protes. “Kak, kau berkata sedang di rumah sakit, aku pikir kau mengalami kesulitan di sini dan jatuh sakit, itulah sebabnya aku datang,” lugasnya.
Felix dengan tenang menjawab, “Aku mengatakan jika aku berada di rumah sakit, tidak mengatakan aku jatuh sakit.”
Zayn berkerut kening dan bingung. Apa yang dikatakan oleh Felix benar, dia hanya mengatakan di telpon dia sedang berada di rumah sakit. Tapi Felix tidak menjelaskan jika dirinya berada di sana bukan untuk di rawat melainkan untuk menemani seseorang. Perkataan Felix ambigu, dan membuat Zayn salah paham kepadanya.
“Kenapa kau datang kesini, dan meninggalkan semua pekerjaan di perusahaan?” tanya Felix menatap adiknya intens.
“Aku datang untuk mengunjungimu, Kak!”
“Tidak perlu.”
Ekspresi dingin dan suara datar Felix menampar hati Zayn. Pria itu pergi setelah mengatakan penolakan kepada adiknya.
Sementara itu Selena masih berdiri di posisinya semula, menatap Zayn yang masih bingung dengan hal yang telah terjadi.
“Kau tidak ingin pulang?” tanya Selena lalu dia melangkahkan kaki keluar dari ruangan.
Zayn langsung tersadar dan berbalik dan menyusul Selena. Felix berada beberapa langkah di depan mereka.
“Nona, kenapa kau berada di sini?” tanya Zayn. Tatapan matanya focus pada tubuh indah Selena yang mengenakan pakaian terbuka. Dia baru menyadari jika penampilan wanita cantik itu berbeda dari biasanya.
Ketika Zayn bertanya Selena focus pada layar ponsel sehingga dia mengabaikan pertanyaan Zayn. Dia sedang memesan taxi online untuk mengantarnya pulang.
Langkah kaki mereka berhenti tepat di depan pintu rumah sakit. Sebuah mobil berhenti di depan mereka, lalu kaca pintu itu terbuka. “Naiklah.” Felix memerintah tanpa ekspresi.
Selena terdiam begitupula dengan Zayn.
Melihat tidak ada yang naik mobil yang dikemudikan oleh Felix, Selena menolehkan wajahnya dan menatap Zayn. “Aku pikir dia memintamu untuk naik, apa yang kamu tunggu?”
Zayn, “....”
Zayn menatap Felix yang sudah memasang ekspresi tidak sabaran.
“Kalian berdua naiklah.” Terselip nada kesal dan memerintah pada nada suara pria itu.
Selena menoleh ke arahnya dengan wajah memprotes. Pria itu memerintah orang seenaknya saja.
“Aku sudah memesan taxi,” jawab Selena singkat.
“Nona, kau tidak akan menemukan taxi yang akan mengantarmu di siang hari seperti ini menuju resortmu,” lugas Zayn.
“Kenapa?” Selena berkerut kening.
“Sebelum mengajakmu naik ke mobilnya, kakakku mungkin sudah merencanakan semua ini. Dia membuat supir taxi tidak beroperasi hari ini, jadi tidak akan ada yang bisa mengantarmu, dan juga dia tidak menyukai penolakan.”
“Apa kau gila? Bagaimana mungkin seseorang melakukan itu?”
“Dia bisa melakukan apapun yang dia mau.”
Zayn tidak mengatakan apapun lagi, dia masuk ke dalam mobil lalu membuka kaca. Dia terus meminta Selena untuk masuk dan tidak bersikap keras kepala.
Sementara Felix menunggunya dengan tatapan tajam.
Damn it! Hari sangat panas, dan resort berada jauh dari rumah sakit. Dia juga tidak bisa memesan taxi untuk mengantarnya.
Perasaan kesal dan marah menjadi satu. Gerakan tangan terpaksa membuka pintu mobil kemudian dia masuk ke dalam dan duduk di sebelah Zayn. Pria itu tersenyum, namun senyumannya lenyap ketika Felix berbicara.
“Kenapa kau duduk di belakang? Apa kau menganggapku seorang supir?”
.
.
.
***Bersambung ....
Haii guysss jangan lupa like, komen kalian untuk menyangati Author yaaa. See you***.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
ira
sabar Felix sabar🤣🤣🤣
2024-02-12
0
vall
mampir lagi kak
2023-09-01
0