Happy Reading ....
.
.
.
MENIKAH?
“Apa kau tidak ingin menikah? Ingat berapa umurmu tahun ini.”
“Apa kau tidak ingin hidup bahagia dan memiliki pasangan untuk menemani masa tuamu nanti?”
“Kau tidak ingin memiliki anak?”
“Kau harus memberikan keturunan untuk keluarga kita.”
“Kau satu-satunya harapan keluarga kita.”
DAMN IT!
“Aaaaaarrrrgggghhhhh!”
Seorang wanita cantik mengacak rambutnya kesal, menegak segelas redwine miliknya hingga tandas. Dia menundukkan wajahnya ke atas meja bartender, sementara satu wanita cantik lainnya duduk di sebelah dan memandangnya dengan wajah keheranan.
“Whats wrong, Babe?”
Selena mengurut pangkal hidungnya pening memikirkan segala tuntutan yang keluarganya berikan. Menikah dan memiliki anak bukanlah keinginan Selena. Tapi keluarganya terus menjodohkanya dengan berbagai lelaki yang tentu saja akan Selena tolak.
Selena menolak pria yang datang bukan karena dia tidak menyukai pria-pria itu, tapi ini karena Phobia yang dideritanya. Ketakutan Selena akan sebuah pernikahan membuat statusnya masih lajang sampai saat ini.
“Kau menolak pria lagi?” tanya Jenni, sahabat baik Selena. Seorang wanita cantik dan **** yang memiliki beberapa club malam elit dan terkenal. Dia memiliki usia yang sama dengan Selena, dan menentang keras akan adanya sebuah pernikahan di dalam hidupnya.
“Tidak menikah tidak akan membuatmu mati, bukan?” tanya Selena dengan raut frustasi di wajahnya.
“Tentu saja, Babe. Pernikahan hanya akan membebani pikiranmu dan mengakibatkan penuaan dini,” balas Jenni.
Selena mengangguk setuju. Tapi keluarga Selena sangat tidak setuju dengan pemikiran Selena akan sebuah pernikahan. Mereka terus meminta Selena untuk segera menikah dan memiliki anak, menentang keinginan putri mereka untuk melajang seumur hidup. Tentu saja, orang tua mana yang rela melihat anaknya menua dengan seorang diri, dan kesepian.
“Kau masih menjalani kencan buta yang dibuat oleh kedua orangtuamu?” tanya Jenni.
Selena menjawab dengan malas, “Ya.”
“Kau satu-satunya putri di keluargamu, tentu saja kau harus menikah dan memiliki keturunan.”
“Haish!” Selena kesal. “Bukankah kau tahu akan kondisiku? Menikah adalah hal yang tidak mungkin aku lakukan.”
Dia meminta bartender untuk menuangkan minuman ke gelasnya. Selena terus berpikir dengan masalah yang sedang dihadapinya. Menikah tentu bukan hal yang tepat untuk phobianya, dia akan gila jika melawan penyakitnya itu. Tapi memiliki seorang keturunan, bukan hal yang Selena takutkan.
Selena menatap Jenni intens kemudian mengutarakan pemikirannya. “Aku bisa memiliki anak tanpa menikah, bukankah yang mereka inginkan hanya seorang keturunan,” lugas Selena membuat Jenni terperangah mendengar pernyataan sahabatnya itu.
Selena tersenyum simpul memikirkan ide gilanya tersebut. Ini adalah penyelesaian masalah yang ping tepat tanpa melibatkan phobia yang dideritanya. Selena akan memiliki anak tanpa pernikahan.
“Kau yakin? Kau sadar mengatakan ini?” Jenni memastikan, melihat sahabatnya yang setengah mabuk itu Jenni menjadi ragu akan perkataannya.
“Aku yakin.”
Selena memikirkan bagaimana caranya dia mendapatkan seorang pria yang mau menanam benih di rahimnya. Tentu saja banyak pria yang menginginkan hal itu. CK! Tapi Selena harus memikirkan pria seperti apa yang pantas menyimpan bibit unggul di dalam rahimnya.
Tatapan mata Selena tertuju pada pria bertato di hadapannya. Pria tampan yang bekerja sebagai bartender itu lumayan juga, tapi Selena tidak ingin jika ayah dari putranya hanyalah seorang bartender.
Pandangannya mengedar ke setiap sudut club malam. Sesaat pandangan Selena terpaku pada sosok menawan di ujung ruangan. Pria tampan yang sedang duduk dengan kaki bertumpu itu mencuri perhatian Selena.
“Bagaimana dengan dia?” Selena mengedikan bahunya ke arah pria tersebut, dan Jenni langsung mengikuti petunjuknya.
Jenni menghela nafas, menatap Selena seraya menggelengkan kepalanya. “Aku tidak yakin.”
“Aku akan pergi!”
“Jangan memilih sembarang pria atau kau akan menyesal, Babe!”
Selena tersenyum senang, ikan emas sudah terlihat dipermukaan, dan dia hanya perlu menyiapkan umpan special untuk menangkapnya. “Aku akan kesana dan mendekatinya. Aku tidak percaya jika dia tidak akan tergoda,” ucap Selena seraya turun dari kursinya dan melenggang pergi mendekati pria yang sedang duduk seorang diri pada sebuah sofa di sudut ruangan.
“Wanita ini!” Jenni berdecak malas.
Sisa tiga langkah lagi sebelum Selena mencapai pria itu, tiba-tiba pria itu menatapnya dengan tatajam tajam menusuk. Dia menelan salivanya, seluruh tubuh Selena bergidik ngeri. Tatapan pria itu seolah sedang melucutinya. Wajahnya sangar dan memiliki tatapan mata yang sangat tajam juga ekspresi wajah datar. Selena langsung mengurungkan niatnya untuk mendekati pria tersebut.
Selena berbalik arah, duduk kembali di samping Jenni. Dia menatap Jenni dengan kerutan halus pada dahinya. Dia memegang erat pergelangan tangan Jenni. “Tolong aku,” rengek Selena pada sahabatnya.
“Tolong aku, buat dia jadi milikku sekali ini saja.”
Jenni melepaskan pengangan Selena pada pergelangan tangannya. Selena memegangnya sangat erat dan membuat pergelangan tangan Jenni menjadi merah. “Bagaimana caranya aku membantumu?.”
Selena tahu. Pria itu sangat waspada pada keadaan di sekitarnya. Itu sebabnya dia meminta bantuan dari Jenni. Club malam itu adalah miliknya, dan Jenni juga sangat pintar dalam mengatur rencana.
Jenni menghela nafasnya panjang, dia membisikan sesuatu pada Selena yang membuat wanita cantik itu langsung setuju kepadanya. Selena langsung berekspresi licik.
Pria itu memesan minuman dan Jenni meminta pelayan yang membawa minuman tersebut untuk menyimpan sebuah pil ke dalamnya. Jenni akan memberi pelayan itu gajih tambahan untuk tugasnya.
Selena duduk dan Jenni berpindah tempat. Mereka duduk di sofa yang berdekatan dengan pria berwajah dingin itu. Selena tidak berhenti menatap pria tampan itu dari layar ponselnya karena ketika keduanya masih duduk di kursi depan meja bartender, Selena sempat memotret wajah pria tersebut.
“Bukankah dia sangat tampan? Akan sangat lucu jika aku memiliki seorang putra yang mirip dengannya.”
Jenni tersenyum simpul menanggapi ocehan dari sahabatnya itu. Sementara Selena menganggumunya, seluruh kota tau jika dibalik ketampanan pria itu ada sosok yang dingin dan kejam. Pria itu tidak segan menghancurkan seseorang jika orang itu mengganggunya. Pria itu cukup membuat bulu kuduk Jenni merinding.
Pria itu menegak habis minuman yang dia pesan. Tidak berapa lama tiba-tiba saja kepalanya merasa pusing. Dia langsung menyadari ada yang aneh dari minumannya. ****! Umpatnya dalam hati.
Selena yang melihat ketidak berdayaan pria itu langsung mengambil tindakan saat pria itu mulai limbung. Dia langsung mendekatinya untuk memastikan, setelah pria itu benar-benar terpengaruh dengan efek obat, Selena langsung memapah pria itu pergi dengan bantuan seorang pelayan pria.
Selena mulai merangkak naik ke atas pria yang sudah bertelanjang dada di atas ranjang. Pria itu membuka matanya dan membalikan posisi mereka. Kini Selena yang berada di dalam kukungannya. Selena tersenyum. Obatnya sedang bekerja.
Next part guyssss ......
.
.
.
Bersambung ....
Jangan lupaa tambahkan favorit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
ira
sungguh bertekad ya s Selena ini🤭🤭
2024-02-12
0
Kenzi Kenzi
cara licik demi....
2023-10-27
0