Happy Reading ....
.
.
.
“Minum coffee bersama weekend nanti?”
Selena mendapatkan sebuah pesan dari akun dengan nama Zayn Alexander. Dia mencoba mengingat kembali siapa pria itu dengan melihat beberapa foto yang di upload oleh pria itu pada sosial medianya. Tidak lama Selena mengingatnya. Dia? Seorang pria yang sudah merelakan mainannya untuk Kenzo.
Dia mengabaikan pesan tersebut dan langsung beralih membuka email pekerjaannya. Selena akan membalas pesan dari Zayn ketika dia benar-benar ingin pergi. Meskipun beberapa hari yang lalu wanita cantik itulah yang menjanjikan minum coffee bersama. Tapi sebenarnya Selena hanya berbasa-basi untuk menghargainya.
Tiba-tiba saja sebuah pesan masuk ke dalam aplikasi chat online miliknya. Itu adalah sebuah pesan dari guru sekolah Kenzo yang mengatakan jika Selena diwajibkan untuk hadir ke sekolah putranya besok pagi. Itu merupakan surat panggilan orang tua. Selena terdiam seketika, berpikir apa yang telah terjadi kepada putranya.
Dia beringsut turun dari ranjang, berjalan dengan cepat menuju kamar Kenzo untuk memastikan putranya itu baik-baik saja. Selena terlalu sibuk dengan urusannya sampai-sampai dia lupa untuk memperhatikan Kenzo.
Sesampainya di dalam kamar Kenzo, Selena melihat bocah kecil itu sedang bermain robot-robot mainannya. Robot kesayangannya itu dibuat berbaris seolah sedang bertarung satu-persatu. Pandangan Kenzo langsung tertuju ke arah Selena yang tiba-tiba membuka pintu. Selena tersenyum menatap wajah mungil putranya, kemudian meminta dua pengasuh Kenzo untuk pergi keluar sebentar meninggalkan dia dengan putranya berdua saja.
Selena mendekati Kenzo, menyetuh pipi anak laki-lakinya itu kemudian mengecupnya dengan lembut. “Kau belum tidur, Honey?”
Kenzo menggelengkan kepalanya dan tetap focus pada mainan di tangannya.
“Bukankah besok kau harus pergi ke sekolah?”
Kenzo menggelengkan kepala untuk kedua kalinya kemudian berkata, “Aku tidak mau pergi sekolah, Mami.”
“Why, Honey?”
“I don't like Leon, Mami,”
“Leon?”
Kenzo menceritakan semua tentangnya di sekolah dengan suara imut anak laki-laki itu. Dia mengatakan jika teman sekelasnya bernama Leon terus saja mengganggunya. Leon bahkan pernah membuang tempat pensil Kenzo ke tempat sampah, dan membuat Kenzo tidak bisa menulis.
Selena geram mendengar semua itu. Dia langsung memeluk putranya dengan erat. Tidak disangka jika Kenzo menjadi korban bullying di sekolahnya. Selena merasa bersalah. Tapi tiba-tiba saja Kenzo melanjutkan kalimatnya yang seketika membuat Selena terperangah.
“Ya, Mami, Leon membuang tempat pensil ku, lalu aku marah dan menarik rambutnya, Leon menangis.”
“Huh?”
Selena tersenyum simpul. Dia tidak terlalu khawatir sekarang setelah apa yang Kenzo katakan. Ternyata putranya itu pintar melawan. Selena bangga padanya yang tidak dengan mudah mengalah pada sesuatu yang salah.
“Baiklah, sekarang Kenzo tidur. Besok Mami akan mengantar Kenzo pergi ke sekolah, oke?”
“Oke!” seru bocah kecil itu.
Kenzo langsung naik ke atas ranjang, dan Selena menyelimutinya dengan rapat, mengelus kepala putranya hingga dia benar-benar tertidur pulas. Kini Selena tahu alasan kenapa guru Kenzo memintanya datang ke sekolah.
Setelah Kenzo benar-benar tidur, Selena diam-diam pergi keluar kamar. Dia menatap dua pengasuh Kenzo dengan tatapan datar. Salah satu dari mereka tidak mengatakan apa yang telah terjadi kepada putranya. Mereka terus saja menutup mulut.
“Pergi ke ruanganku,” kata Selena.
Kedua pengasuh Kenzo mengikuti langkah bosnya menuju ruang kerja. Selena duduk di kursi kerjanya, menatap intens pada dua pengasuh Kenzo yang sudah lama bekerja dengannya.
“Kenapa tidak ada satu pun dari kalian yang memberitahuku tentang masalah Kenzo di sekolah?” tanya Selena dengan tegas.
Selena memperkerjakan mereka untuk menjaga Kenzo, dan memberi laporan setiap hari kepada Selena mengenai putra kecilnya itu. Tapi untuk masalah sebesar ini dua pengasuh itu bahkan tidak ada yang mau membuka mulutnya.
“Kenapa?” tanya Selena lagi.
“Nona muda, sebenarnya kami ingin memberitahu Anda, tapi nyonya besar tidak mengijinkannya,” jelas salah satu pegasuh Kenzo.
Selena menghela nafasnya panjang. “Mulai sekarang, lapor padaku apapun yang terjadi kepada Kenzo. Kalian tidak perlu mendapatkan ijin dari mami.”
“Pergilah,” imbuh Selena.
“Baik, Nona.”
Dua pengasuh itu pergi keluar ruangan Selena. Sementara Selena mengurut pangkal hidungnya pening. Mami. Kenapa maminya itu malah menyembunyikan hal sebesar ini darinya? Bukankah Selena berhak tau semua yang terjadi kepada putranya.
***
Kini waktu sudah menunjukan pukul delapan pagi. Keluarga Geovandra berada di ruang makan untuk sarapan bersama. Beberapa pelayan melayani mereka. Dan Kenzo adalah yang pertama menyelesaikan makanannya.
Dua pengasuh Kenzo membawa bocah kecil itu ke depan pintu mansion, mereka akan mengantarnya ke sekolah. Sementara Selena masih berada di ruang makan bersama kedua orang tuanya.
“Bagaimana bisa Mami menutupi masalah Kenzo dariku?” tanya Selena pada Marie.
Marie terhenyak, dia sudah menutupinya dari Selena namun putrinya itu tetap saja mengetahui. Marie berpikir jika dua pengasuh Kenzo yang memberitahukannya kepada Selena.
“Guru di sekolah Kenzo mengatakannya padaku,” kata Selena, membuat pikiran Marie akan dua pengasuh Kenzo berubah.
Selena menegak air di dalam gelasnya, kemudia. membawa tas yang dan beranjak dari tempat duduknya. “Aku akan pergi ke sekolah Kenzo dan menegur orang tua anak itu,” kata Selena seraya berjalan pergi meninggalkan ruang makan.
Marie menghela nafasnya panjang, menatap kepergian putrinya sampai bayang-bayang Selena hilang terhalang oleh dinding ruangan. Dia tahu akan seperti ini jadinya. Selena akan membuat masalah jika dia mengetahui anaknya mendapatkan masalah dari anak lain.
Sebenarnya sebelum itu Marie sudah mencoba menghubungi orang tua dari anak yang berkelahi dengan Kenzo, tapi mereka tidak mau damai dan lebih memilih untuk meneruskan hal ini. Kini Selena yang turun tangan, entah apa yang akan terjadi di sana.
“Apa yang terjadi?” tanya Johan.
Marie menatapnya dengan pasrah. “Kenzo.” Kemudian dia menceritakan semuanya pada Johan tentang masalah Kenzo pada suaminya. Johan mengerang kesal.
“Jangan menutupi apapun dari Selena, biarkan dia menyelesaikan semua dengan caranya. Lagipula aku tidak setuju dengan caramu yang terlalu lunak kepada orang lain, Marie.”
Kenzo adalah cucu satu-satunya keluarga Geovandra, harapan keluarga tersimpan pada bocah kecil itu. Johan sangat menyayanginya, dia tidak rela cucunya diperlakukan dengan tidak adil seperti itu. Jika hal ini terus berlanjut, Johan akan menuntut keluarga bocah itu. Beraninya dia menganggu cucuku!
Marie mengurutkan pangkal hidungnya pening. Dia sudah menduga jika putri dan suaminya itu memiliki sifat yang sama. Arogan dan tidak sabaran. Marie hanya ingin menyembunyikan masalah Kenzo supaya tidak ada hal yang lebih besar terjadi. Tapi apa daya semuanya tidak bisa dielakan lagi.
.
.
.
Next parttt guyssss ..... Jangan lupa berikan ulasan terbaik kalian untuk menyemangati Author yaaa. Bye bye
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
ira
aku sih setuju sama Selena dan ayahnya
2024-02-12
0
Latifahsv
yu thorr lanjut semangat seruu, aku nunggu part kenzo ketemu ayah kandungnya
2023-06-10
2