Happy Reading ....
.
.
.
Selena mengantar Kenzo ke sekolah, dan betapa senangnya bocah kecil itu berada di dalam satu mobil bersama maminya. Kenzo sangat mengagumi maminya karena sangat penyayang dan pemberani. Maminya itu selalu membela yang pada semua situasi. Bocah kecil itu sangat bangga memiliki mami seperti Selena.
Wanita cantik itu mengelus rambut legam putranya yang sedang menyender di tangannya. Bocah laki-laki itu sangat manja jika bersamanya. Ini karena Selena tidak pernah menolak apapun yang dia inginkan dan selalu berada di pihaknya. Tapi sayangnya Selena selalu disibukan dengan urusan pekerjaan yang membuatnya tidak memiliki waktu yang banyak untuk dihabiskan bersama Kenzo.
Mobil mereka berhenti tepat di depan pintu masuk sekolah. Seorang supir membukakan pintu untuk Nona dan Tuan muda. Lalu ibu dan anak itu masuk ke area sekolah yang ramai. Wanita cantik itu langsung menjadi pusat perhatian di sana. Dari kalangan orang tua murid, hingga para anak kecil menatapnya dengan penuh kagum.
Selena meminta pengasuh Kenzo untuk membawa bocah itu masuk ke dalam kelasnya. Sementara dia akan pergi ke ruang guru untuk membicarakan masalah putranya itu. Selena dipersilahkan masuk dengan sopan oleh para guru di sana. Mengingat jika dialah donatur besar sekolah elit itu.
“Apa yang ingin Anda minum, Bu?”
“Tidak perlu. Aku datang hanya untuk membicarakan masalah putraku.” Selena berkata dengan angkuh. Dia menghindari para penjilat itu. Sikap baik mereka semata-mata hanya karena uang yang dimiliki Selena.
Selena duduk bersama dua orang guru dan kepala sekolah. Satu guru adalah guru mata pelajaran bahasa Inggris, yang saat kejadian sedang mengajar, dan satunya lagi adalah wali kelas Kenzo. Mereka bertiga akan berbincang dengan Selena mengenai masalah yang terjadi.
Tidak lama kemudian pintu ruangan itu terbuka. Seorang wanita cantik dan modis masuk ke dalam ruangan dengan menggunakan kacamata hitam besarnya. Dia memandang Selena dengan kerutan halus di dahi.
“Apa kau adalah ibu dari anak itu?”
Selena menatap wanita tersebut dari ujung rambut sampai ujung kaki. 'Anak itu' wanita itu memanggil putranya dengan sebutan seperti itu. Membuat Selena geram dengan tingkahnya. Selena beralih menatap tiga orang yang duduk bersamanya dengan intens.
“Siapa dia?” Selena mengedikan dagunya ke arah wanita yang baru saja tiba itu tanpa melihat ke arahnya. Wanita itu menatapnya tajam.
Kepala sekolah dan dua orang guru beranjak dari duduk mereka. Tersenyum dan menunduk kehadiran wanita itu. Kepala sekolah menjelaskan jika wanita itu adalah Renee Alexander, ibu dari Leon Alexander. Kepala sekolah juga mengenalkan Selena pada ibu muda bernama Renee itu.
Selena mengangkat dagunya menatap tiga orang guru di depannya. “Jadi, apa tindakan kalian atas tragedi yang menimpa putraku?”
Renee terkekeh samar dan bergumam, “Tragedi?”
Selena melihat tingkah wanita itu. Dia terlihat begitu menyebalkan dari pertama Selena menatapnya. Tingkahnya seperti mencemoohnya.
“Ibu Selena, kami berharap semua ini diselesaikan secara kekeluargaan. Mereka hanya anak kecil dan wajar jika sesekali ada pertengkaran seperti itu.” Kepala sekolah menjelaskan dengan nada pelan dan lembut.
“Tidak! Putraku harus melakukan istirahat total karena anak itu menarik rambutnya! Kepalanya masih sakit sampai sekarang!” Renee tidak terima ketika mendengarkan kepa sekolah itu menjelaskan. “Aku akan melakukan visum!”
Selena berdecih malas. “Bukankah putramu yang mencari gara-gara dengan putraku? Haruskah putraku diam saja karena ditindas oleh putramu itu? Dia melawan untuk membela dirinya sendiri!”
“...ajari putramu itu sopan santun agar dia tidak menganggu orang lain lagi. Cih, sekarang aku tahu sikap mengganggunya dia dapatkan dari mana.”
Bola mata Renee menyalang marah mendengar ocehan yang Selena lontarkan. Dia tidak terima jika seseorang menjelekkan putranya sendiri. Leon adalah anak yang baik dan penurut. Dia tidak pantas mendapatkan kata-kata seperti itu.
“Leon adalah putraku, dia lembut dan penyayang. Mungkin saja putramu mencari gara-gara terlebih dahulu dengan putraku!”
“Putraku tidak pernah menganggu siapapun. Dia seorang anak laki-laki yang tenang dan berwibawa!”
Pertengkaran di antara orang tua murid itu membuat tiga guru kalang kabut. Mereka meminta keduanya untuk tetap tenang namun tidak berhasil. Selena dan Renee masih melanjutkan adu mulut mereka dan tidak kunjung menemukan titik terang permasalahan. Kepala sekolah sudah kewalahan. Wanita paruh baya itu meminta kedua wanita itu pergi bersamanya untuk melihat rekaman CCTV.
Rekaman CCTV menunjukan suasana kelas yang tenang. Tiba-tiba seorang murid yaitu Leon mematahkan pensilnya sampai tidak bisa dipakai. Anak laki-laki itu kemudian merebut pensil milik satu murid perempuan hingga murid tersebut menangis. Tiba-tiba Kenzo datang dan mengambil kembali pensil yang Leon ambil. Saat itulah Leon beraksi dan membuang tempat pensil milik Kenzo. Di sanalah keributan dimulai.
Selena tersenyum puas, kemenangan miliknya. Dia sangat yakin jika putranya bukanlah anak laki-laki yang memiliki sikap arogan. Kenzo tidak akan menganggu anak lain tanpa alasan yang jelas. Sekarang Selena begitu bangga pada putranya itu. Dia berjanji akan mengajak Kenzo berbelanja pulang sekolah nanti.
“Bagaimana? Sudah jelas bukan?” Selena mengangkat dagunya dengan bangga menatap ke arah Renne. Sementara wanita itu terdiam untuk mencari alasan.
“Putramu sangat pelit! Tidak bisakah dia meminjamkan pensilnya kepada putraku?”
Cih! Membual!
“Aku akan menuntutmu atas penghinaan terhadap putraku!” ujar Selena yakin.
Pihak sekolah semakin tertekan dibuatnya. Jika saja kasus ini sampai pada pihak kepolisian, maka wartawan akan meliput sekolah mereka. Popularitas sekolah mereka akan buruk di mata para orang tua. Pihak sekolah memohon kedua wanita itu untuk tetap tenang dan membicarakan masalah ini secara kekeluargaan. Namun sikap keras keduanya tidak bisa dilawan.
***
Jam pelajaran telah usai. Selena menunggu Kenzo di depan ruang kelas. Bocah laki-laki itu berlari dan memeluk maminya. Sangat jarang bagi maminya itu untuk mengantar dan menjemputnya di sekolah karena sibuk. Hari ini adalah hari yang spesial untuknya terlebih lagi Selena akan mengajaknya pergi berbelanja.
“Matcha!”
Seru bocah laki-laki itu menunjuk pada tumpukan ice cream berwarna hijau muda. Selena membayar tagihan ice cream putranya itu. Setelah selesai membeli ice cream mereka berdua sepakat untuk berkeliling mall dan membeli apapun yang Kenzo inginkan.
Selena menghabiskan waktunya hari ini berada di sekolah Kenzo. Dia meninggalkan semua pekerjaannya demi mengurusi masalah putranya. Jika saja dia tidak hadir hari ini, mungkin di masa depan anak dari wanita itu akan terus menganggu Kenzo tanpa peringatan.
“Kau menyukainya?”
“Aku menyukai Mami!” Kenzo tersenyum manis. “Mami, bisakah Mami mengantarku pergi sekolah setiap hari seperti mami orang lain? Kenapa selalu pengasuh yang mengantarku?” Matanya bulat dan bertanya dengan gaya yang polos.
“Nona Selena?” Seseorang berbicara pada mereka. Selena langsung menatap orang tersebut dengan terkejut.
.
.
.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
ira
wah ternyata s Leon ini anak dari Rene Alexander dan itu pun masih keluarga sama Kenzo,btw bakalan jdi ipar nih Selena dan rene🤭🤭
2024-02-12
1