Leo menatap Zafran dengan tajam dan tidak mengerti, tetapi dia tetap menganggukkan kepalanya untuk mengambil hati laki-laki itu.
"Kalau gitu pikirkan dan lakukan semua itu, setelahnya kau baru boleh menemuiku lagi," ucap Zafran sambil beranjak dari sofa, membuat Leo juga ikut berdiri.
Zafran lalu berjalan ke arah meja kerjanya dan duduk di kursi, dia ingin kembali melanjutkan pekerjaan yang sama sekali belum tersentuh.
"Oh iya, apa saya boleh mengatakan sesuatu sebelum pergi, Tuan?" tanya Leo.
Zafran menghela napas kasar, dia lalu menganggukkan kepalanya untuk mengizinkan Leo bicara, tetapi tangannya masih tetap menyalakan laptop dan membuka berkas yang ada di atas meja kerjanya.
"Anda 'kan tinggal sendirian, jika berkenan apakah Anda mau makan bersama saya dan Hanna setiap hari? Dia bisa menyajikan makanan yang sehat dan enak, jadi Anda tidak perlu repot-repot lagi memikirkannya."
Zafran langsung tergelak saat mendengar ucapan Leo. Sebenarnya apa sih yang sedang laki-laki itu lakukan, kenapa setiap hari semakin tidak masuk akal sekali?
"Apa aku akan dilayani oleh istrimu juga?" tanya Zafran dengan sarkas dan penuh makna.
"Tentu saja, Tuan. Dia akan melayani Anda dengan baik."
Zafran tercengang saat mendengar jawaban Leo. Baru kali ini dia tahu ada laki-laki gila yang menyuruh laki-laki lain bersama dengan istrinya sendiri, apalagi sampai harus dilayani walau pun hanya sekedar makan saja. Benar-benar tidak habis pikir.
"Baiklah, terserah kau saja. Jika kau ingin aku dilayani oleh istrimu, maka akan aku lakukan," ucap Zafran kemudian. Kenapa tidak dilayani selamanya saja, pikirnya.
Leo menganggukkan kepalanya dengan senyum lebar. Dia senang sudah semakin dekat dengan Zafran dan mengambil hati laki-laki itu, dengan begitu Zafran pasti akan membantunya untuk mengembangkan bisnis keluarga sampai terkenal di mana-mana.
Leo lalu beranjak pamit dan kembali ke kantornya. Dia segera mengambil ponsel yang ada dalam saku celana untuk menghubungi Hanna, dan menyuruh wanita itu memasak menu makan malam yang enak untuk Zafran.
Setelah kepergain Leo, Zafran mengusap wajahnya dengan kasar sambil tersenyum sinis. Entah kenapa hatinya merasa senang saat mendengar tawaran dari laki-laki itu tadi, tetapi ada bagian yang terasa sedikit sesak juga. Membuatnya merasa sangat tidak nyaman.
"Kalau gitu aku akan pulang cepat, aku ingin lihat apakah Hanna akan benar-benar melayaniku atau tidak," gumam Zafran. Dia lalu mulai menyiapkan pekerjannya agar bisa pulang lebih awal, dan melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.
Sementara itu, di tempat lain terlihat Hanna sedang berada di pasar untuk belanja kebutuhan sehari-hari seperti mana biasa. Setelah semuanya sudah dibeli dengan lengkap, dia beranjak pergi menuju tempat jualan minuman langganannya.
Hari ini matahati bersinar dengan sangat terik membuat keringat bercucuran mengalir diseluruh tubuh. Apalagi padatnya orang-orang yang ada di pasar membuat suasana bertambah panas.
Setelah sampai di tempat jualan langganannya, Hanna segera meletakkan barang belanjaan itu ke atas kursi. Dia lalu memesan minuman dingin dan duduk di tempat itu.
Hanna mengibas-ngibaskan kertas yang ada ditangannya untuk menghilangkan rasa panas, satu tangannya membuka tas yang dibawa untuk mengambil ponsel.
"Silahkan diminum, Nona," ucap seorang lelaki yang berjualan di tempat itu, sambil meletakkan minuman yang di bawa ke atas meja.
"Terima kasih, Pak. Ini uangnya," balas Hanna sambil memberikan uang pada penjual itu.
"Ini-"
"Kembaliannya untuk Bapak saja," potong Hanna dengan cepat saat melihat laki-laki paruh baya itu mengambil uang pecahan untuk dikembalikan padanya.
"Terima kasih, Nona. Semoga rezekinya lancar dan panjang umur." Laki-laki paruh baya itu mendo'akan Hanna sebagai rasa terima kasihnya, dan langsung diaminkan oleh wanita itu.
Hanna lalu menikmati segelas minuman dingin dengan bongkahan es besar yang ada di adalam gelas. "Alhamdulillah, segar sekali." Dia berucap dengan semangat. Rasa dingin dari es itu terasa masuk ke dalam tubuh.
Tiba-tiba Hanna mendengar suara notifikasi yang berasal dari ponselnya. Dia segera mengambil benda pipih itu dan melihat siapa yang sedang mengirim pesan.
"Nanti malam siapkan makanan yang enak dan lezat untuk Zafran. Perlakukan dia dengan baik dan layani, kau harus bisa mengambil hatinya agar laki-laki itu merasa senang."
Mata Hanna langsung mengembun saat membaca pesan dari sang suami. Hatinya terasa sangat sakit bak diremmas-remmas dengan kuat saat ini.
"Kenapa kau sama sekali tidak menghargai perasaanku, Leo? Aku ini istrimu, tapi kenapa kau malah menyuruhku untuk melayani laki-laki lain seperti ini?" gumam Hanna dengan lirih. Air mata tidak dapat lagi ditahan dan berjatuhan membasahi pipi.
Hanna segera mengusap air matanya agar orang lain tidak melihat, dia lalu mengambil belanjaannya dan beranjak pergi dari tempat itu.
"Baiklah. Jika suamiku sendiri yang menyuruhku untuk melayani laki-laki lain, maka aku akan melayaninya dengan sepenuh hati."
•
•
•
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Sri Puryani
suami egois
2024-10-15
0
zahrana
tes....
2023-07-25
0
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
2023-06-21
0