Zafran kembali melangkahkan kaki menuju unit apartemennya. Sebelum masuk, dia melirik ke arah Hanna yang juga sedang membuka pintu unit apartemen wanita itu.
Tanpa Zafran duga, tiba-tiba Hanna berbalik dan melihat ke arahnya membuat dia langsung berbalik dan masuk ke dalam unit apartemennya.
Brak.
Zafran langsung menutup pintu dengan kasar. Dia merutuki kebod*ohannya yang telah melihat ke arah wanita itu, bagaimana jika Hanna mengetahuinya?
"Dasar gila! Sebenarnya aku kenapa sih?" gumamnya dengan kesal. Dengan cepat dia berjalan ke arah kamar untuk segera mengguyur kepalanya dengan air dingin agar tidak berpikir yang macam-macam, cukup satu macam saja agar selamat dunia akhirat.
Sementara itu, Hanna yang berniat untuk memberitahu jam makan malamnya pada Zafran mengernyitkan kening bingung saat melihat laki-laki itu langsung masuk ke dalam apartemen.
"Apa dia tidak suka saat melihatku?" Hanna bergumam bingung, tetapi dia juga merasa tersinggung karena laki-laki itu langsung berbalik begitu dia melihatnya.
Tidak mau ambil pusing, Hanna bergegas masuk ke dalam untuk kembali menyiapkan semuanya. Tubuhnya terasa sangat lelah karena mempersiapkan semuanya seorang diri.
Setelah selesai menyegarkan kepala serta tubuhnya, Zafran berjalan keluar dari kamar dan berniat untuk ke dapur. Namun, langkahnya terhenti saat melihat kotak makanan yang ada di depan pintu apartemennya pagi tadi.
Dia mengambil kotak itu dan hendak membuangnya ke tong sampah, tetapi tiba-tiba ada perasaan tidak tega yang entah datang dari mana.
"Sebenarnya siapa yang memberi ini sih?" ucap Zafran dengan bingung, dia lalu membukanya untuk melihat makanan apa yang ada di dalamnya.
"Ini 'kan sup?" Lirih Zafran.
Ternyata kotak makanan itu berisi sup sayur telur puyuh yang tampak sangat segar walaupun sudah dingin, benar-benar sangat cocok untuk ibu hamil sesuai dengan isi dari surat tersebut.
"Apa mungkin ada yang salah kasi?" gumam Zafran. Bisa saja makanan itu untuk tetangganya tetapi nyasar ke unit kamarnya.
Sekarang sudahlah, makanan itu sudah berada di tangan Zafran dan dia memutuskan untuk mencobanya sedikit. Untung-untung tidak mengandung racun atau lain sebagainya.
Segar.
Itulah satu kata yang ada dalam benak Zafran saat mencicipinya. Makanan yang sederhana, tetapi cocok dilidahnya yang memang terbiasa memakan makanan seperti itu dari sang mama.
***
Tepat pukul 8 malam, Zafran keluar dari unit apartemennya dengan pakaian santai tetapi masih terlihat rapi dan sopan.
Dia lalu melangkahkan kakinya menuju unit apartemen Hanna untuk memenuhi undangan makan malam mereka, dan segera mengetuk pintunya.
Di dalam unit apartemen Hanna, tampak wanita itu sedang sibuk berjalan ke sana-kemari untuk melayani teman-teman sang suami. 10 menit yang lalu mereka baru sampai di tempat itu, dan berjumlah 3 orang.
"Hanna! Apa kau tidak mendengar orang mengetuk pintu?" teriak Leo. Dia merasa kesal karena mendengar suara ketukan dipintu, dan rasanya mengganggu sekali.
Mendengar teriakan sang suami, Hanna segera berlari ke pintu untuk melihat siapa yang datang. Padahal suaminya sedang duduk santai, tetapi masih saja dia yang diteriaki.
"Cari sia-" Hanna tidak dapat melanjutkan ucapannya saat melihat siapa yang berdiri di hadapannya saat ini.
"Selamat malam, Nona Hanna," ucap Zafran membuat Hanna terkesiap, dia mengulas senyum tipis kepada wanita itu.
"Se-selamat malam, Tuan. Silahkan masuk," balas Hanna sambil membuka pintu apartemennya lebar-lebar, dan mempersilahkan Zafran untuk masuk ke dalam tempat itu.
Zafran menganggukkan kepalanya dan berjalan masuk ke dalam apartemen wanita itu. Suara gelak tawa langsung tertangkap indra pendengarannya, dan tidak lama tampaklah Leo dan beberapa orang lainnya sedang duduk di balkon.
"Si-silahkan bergabung dengan mereka, Tuan. Saya akan menyiapkan makanan dan minumannya," ucap Hanna, dia lalu berbalik dan berjalan ke arah dapur.
Zafran melihat sekilas ke arah Hanna, lalu melangkahkan kakinya untuk menghampiri Leo dan yang lainnya.
"Selamat malam, Tuan," ucap Zafran membuat semua orang yang ada di tempat itu langsung mendongakkan kepala dan melihat ke arahnya.
"Kau sudah datang?" tanya Leo dengan senyum lebar, dan dijawab dengan anggukan kepala Zafran.
Dua orang wanita yang merupakan teman Leo menatap Zafran dengan tatapan terpana. Mata mereka membulat sempurna, bahkan tidak bisa berkedip karena ketampanan laki-laki itu.
"Ehem." Leo berdehem untuk menyadarkan wanita-wanita itu, terlihat mereka salah tingkah sambil merapikan rambut serta pakaian yang sebenarnya tidak berantakan.
Leo lalu mempersilahkan Zafran untuk duduk dan bergabung dengan mereka. Tidak berselang lama datanglah Hanna dengan membawa cemilan dan minuman, sebagai makanan pengganjal sebelum makan.
"Siapa dia?" tanya seorang lelaki bernama Baim, dia adalah anak dari pemilik toko emas terbesar di daerah itu.
"Dia tetanggaku yang tinggal di apartemen ini juga. Oh iya, siapa namamu?" tanya Leo yang memang tidak tau siapa nama Zafran.
"Perkenalkan, nama saya Zafran. Senang bisa berkenalan dengan Anda semua," ucap Zafran dengan mengulas senyum tipis, walau wajahnya masih datar.
Baim menganggukkan kepalanya. "Aku Baim, temannya Leo. Sekaligus pewaris toko mas surya terbesar di tempat ini." Dia memperkenalkan diri dengan lengkap, persis sama seperti Leo waktu itu.
Zafran tersenyum sinis saat mendengarnya. Benar-benar deh, bisa-bisanya mereka memiliki sifat yang sama satu sama lain. Apakah berteman memang seperti itu?
"Perkenalkan, namaku Claudia. Dan ini, Bella. Kami masih sama-sama jomblo loh," ucap Claudia tiba-tiba, sambil mengulurkan tangannya ke hadapan Zafran.
Baim dan Leo mendengus sebal saat mendengar ucapan wanita itu. Asal lihat cowok tampan sedikit pasti langsung gatal mintak di garuk.
Sekilas Zafran menatap tangan wanita itu, lalu mau tidak mau menyambutnya. "Saya Zafran. Kalau gitu cepat-cepatlah cari pasangan, Nona. Tidak baik mengumbar kesendirian terlalu lama."
•
•
•
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments