Bab 5. Kehangatan Keluarga.

Dengan sigap Hanna menganggukkan kepalanya saat mendengar ucapan sang suami, setelah itu dia mengambil tas kerja suaminya dan bergegas mengantar Leo berangkat kerja sampai ke pintu depan.

"Hah." Hanna menghembuskan napasnya dengan kasar. Dia lalu segera masuk ke dalam rumah untuk bersiap, karena harus segera ke pasar membeli belanjaan yang akan di masak untuk malam nanti.

Sementara itu, di tempat lain terlihat Zafran sedang berkutat dengan pekerjaannya setelah menikmati sarapan di tampat jualan langganannya.

Hari ini sepertinya dia agak senggang karena sang papa sudah kembali masuk ke perusahaan, setelah menghabiskan liburan yang katanya bulan madu kedua bersama mamanya.

Zafran merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku, lalu berjalan keluar ruangan untuk menuju ruangan River.

"Pagi Om," sapa Zafran sambil memasukkan kepalanya ke dalam ruangan River, membuat laki-laki itu mendongakkan kepalanya dari pekerjaan.

"Pagi juga, Tuan Zafran. Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya River sambil beranjak dari kursi. Dia menatap laki-laki itu dengan penuh tanda tanya.

Zafran menganggukkan kepalanya lalu berjalan cepat menghampiri River. "Apa Junior belum kembali juga?" Dia bertanya sambil menyandarkan tubuhnya ke meja, dan bersedekap dada.

"Belum, Tuan. Sepertinya nanti malam," jawab River. Seperti biasa, Junior harus menjalankan perintahnya untuk menyelidiki sesuatu.

Zafran menganggukkan kepala, dia merasa sunyi karena biasanya ada Junior yang selalu berisik dan mengganggu konsentrasinya. Namun sekarang, dia merasa sangat sepi sekali.

Kemudian dia mulai membicarakan tentang proyek baru yang akan mereka jalankan dalam bulan ini, sebuah proyek besar yang melibatkan 3 perusahaan sukses yang ada di negara mereka.

Tidak terasa, waktu sangat cepat berlalu. Setelah seharian berkutat dengan pekerjaan, Zafran bersiap untuk pulang ke apartemen. Namun, dia memutuskan untuk singgah ke rumah sang mama setelah mendapat pesan dari mamanya untuk datang.

"Assalamu'alaikum," ucap Zafran saat masuk ke dalam rumah, terlihat semua orang sedang berkumpul di ruang keluarga.

"Wa'alaikum salam," jawab Via dan yang lainnya secara bersamaan. Dia tersenyum saat melihat kedatangan Zafran, lalu mengusap kepala putranya itu ketika menyalim tangannya.

"Bagaimana kabar Mama? Apa liburannya menyenangkan?" tanya Zafran sambil mendudukkan pantatnya di sebelah sang kakak, saat ini mereka sedang duduk lesehan di aras karpet dengan banyaknya barang-barang yang sepertinya adalah ole-ole.

"Alhmdulillah mama baik. Tentu saja menyenangkan," jawab Via sambil mengeluarkan beberapa barang dari dalam paper bag.

"Sangking senangnya, kau sampai mau dikasi adik lagi, Zaf,"

"Apa?" Pekik Zafran saat mendengar ucapan Yara, membuat Via dan Zayyan terjingkat kaget. "Apa itu benar, Ma?" Dia menatap mamanya dengan penasaran dan penuh tanda tanya.

Dengan cepat Via melemparkan sesuatu ke arah Yara membuat putrinya itu tergelak. "Dasar anak ini, mulutnya asal bicara saja." Dia menggelengkan kepalanya dengan helaan napas frustasi.

Yara dan Zayyan semakin teryawa lebar saat melihat wajah sebal sang mama, sementara Zafran berdecak kesal karena ternyata ucapan sang kakak hanya main-main saja.

"Kirain beneran, Ma. Padahal aku sudah senang tadi," ucap Zafran membuat sang mama langsung menepuk mulutnya itu.

"Sembarangan. Sekarang mama maunya cucu dari kalian, bukan anak," bantah Via dengan cepat. Di umurnya yang sudah memasuki kepala 5 ini, bagaimana mungkin punya anak lagi? Tentu saja resikonya sangat amat besar.

"Punya anak lagi juga gak papa kok, Sayang."

Tiba-tiba Vano yang baru sampai di rumah ikut menyambar ucapan sang istri, membuat semua orang melihat ke arahnya.

"Gak usah yang aneh-aneh deh Mas, malu sama umur," cibir Via sambil mencebikkan bibirnya. Kalau suaminya mah enak tinggal buat aja, lah ujung-ujungnya dia yang berjuang di hadapan maut.

Yara dan Zayyan masih saja terkikik geli, membuat Zafran menggelengkan kepala karena melihat kakak dan adiknya sangat kompak sekali.

Vano sendiri tersenyum lebar mendengar ucapan sang istri. Tanpa merasa malu dengan anak-anaknya, dia duduk di belakang Via lalu memeluk wanita itu dari belakang.

"Aku kan cuma bercanda, kenapa marah?" ucapnya sambil menggelitik perut Via, membuat wanita itu langsung mencubit lengannya. "Apa sih, Sayang? Sakit tahu." Dia berdecih sambil mengusap-ngusap lengannya.

Via langsung menggerutu tidak jelas karena sikap kekanakan sang suami yang sejak dulu tidak pernah berubah, sementara anak-anaknya hanya menggelengkan kepala karena sudah paham betul bagaimana sikap Vano.

Mereka kemudian mulai membahas tentang liburan Vano dan Via ke korea, sekaligus ingin menyambut annyversary 10 tahun group penyanyi favorit mereka.

Sebenarnya Yara juga ingin ikut, tetapi suaminya menjadi garda terdepan yang melarang. Jika sang suami tidak ada pekerjaan yang sangat penting saat ini, maka laki-laki itu sendiri yang akan menemaninya ke korea sana.

Tepat pukul 5 sore, Zafran memutuskan untuk pulang ke apartemen. Dia melajukan mobilnya dengan sedikit kencang membelah jalanan, hingga tidak butuh waktu lama sudah sampai di kawasan apartemennya.

Zafran segera turun dari mobil dan bergegas menuju unit apartemennya. Begitu masuk ke dalam lift, dia sedikit terkejut saat melihat Hanna ada di lift itu juga.

Hanna yang melihat kedatangan Zafran langsung menundukkan kepalanya, sambil membawa beberapa barang yang tadi pagi lupa dia beli.

Tidak ada di antara mereka yang bersuara di dalam lift tersebut. Mereka berdua sama-sama tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Hanna sibuk memberanikan diri untuk mengundang laki-laki itu sesuai dengan perintah sang suami, sampai tidak sadar jika pintu lift sudah terbuka.

"Tu-tunggu sebentar, Tuan."

Zafran menghentikan langkah saat mendengar panggilan seseorang. Dia lalu memiringkan tubuhnya dan melirik ke arah Hanna yang sedang berjalan ke arahnya.

"Su-suami saya mengundang Anda untuk makan malam di apartemen kami malam ini. A-apakah Anda bersedia datang?" ucap Hanna yang berakhir dengan pertanyaan. Dia mencoba menatap laki-laki itu walau merasa takut.

Zafran terdiam dengan mengernyitkan keningnya. Dia tidak menyangka jika laki-laki bernama Leo itu akan mengundangnya.

"Tentu saja. Nanti malam saya akan datang."

Tbc.

Terpopuler

Comments

Lizye Zahier

Lizye Zahier

msh teka teki,,suami yara itu ryder atau bukan ya

2023-06-10

1

Een Nurjanah

Een Nurjanah

pasti suami Hana mau pamer kekayaan nya lagi

2023-06-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!