Bab 13. Terkejut dan Terheran-heran.

Kedua pupil mata Leo melebar saat melihat sosok laki-laki yang saat ini ada di hadapannya, mungkinkah laki-laki itu adalah pimpinan di perusahaan Sky group?

Zafran sendiri juga terkejut saat melihat keberadaan Leo, dia sama sekali tidak tahu jika laki-laki itu adalah pemilik tanah yang mereka beli karena selama ini River lah yang mengurusnya.

"A-apa yang kau lakukan di sini?" tanya Leo dengan tergagap, matanya memperhatikan penampilan Zafran dari atas sampai bawah, terlihat jelas pancaran pemimpin dari tubuh laki-laki itu.

"Kau bilang apa?" Junior yang sejak tadi berdiri di samping Zafran merasa emosi saat mendengar cara bicara laki-laki itu, berani sekali dia berlaku tidak sopan pada tuannya?

"Tenanglah," ucap Zafran sambil melirik ke arah Junior, membuat Leo terus menatapnya dengan tajam. Dia lalu beralih melihat ke arah laki-laki itu sambil menyunggingkan senyum tipis. "Saya sedang bekerja. Anda sendiri sedang apa, Tuan?"

Junior langsung membulatkan matanya saat mendengar ucapan Zafran, sementara Leo mengernyitkan keningnya dengan heran.

"Aku ingin bertemu dengan pimpinan Sky group, apa itu kau?" tanya Leo dengan lirih, entah kenapa suasananya terasa berbeda saat ini.

Zafran tersenyum saat mendengarnya. Haruskah dia membuka identitasnya sekarang, atau membiarkan laki-laki itu terus meremehkannya?

"Bukan," jawab Zafran, membuat Leo menghela napas lega. "Saya bukan pimpinan Sky group, tapi saya adalah salah satu pewaris dari Sky group."

Deg.

Jantung Leo seakan dihantam oleh balok besar saat mendengar ucapan Zafran. Dia tercengang dengan tatapan tidak percaya yang terhunus ke arah laki-laki itu.

Junior yang tadinya akan menyangkal ucapan Zafran tidak jadi mengeluarkan suara. Dia pikir laki-laki itu akan menyembunyikan identitasnya, ternyata malah memberikan kejutan yang tidak terduga.

"Ja-jadi, kau, kau anaknya-"

"Benar. Papaku adalah pemilik Sky group, apa ada yang ingin Anda katakan pada beliau?"

Glek.

Leo menelan salivenya dengan kasar. Tubuhnya bergetar saat mengetahui kenyataan bahwa Zafran bukanlah orang sembarangan. Lalu, kenapa selama ini laki-laki itu tinggal di apartemen yang terbilang biasa saja? Zafran bahkan bersikap layaknya seseorang yang punya status di bawahnya.

"Kenapa Anda diam?" tanya Zafran kembali. Dia tersenyum tipis saat melihat kepanikan diwajah Leo, terlihat jelas jika laki-laki itu sangat terkejut saat mengetahui identitasnya.

"Lihat, wajah panikmu bahkan masih jauh di bawah istrimu saat kau marahi." Zafran teringat dengan wajah Hanna semalam, bahkan wajah wanita itu selalu terlihat takut dan panik saat bersama Leo. Lalu, kenapa mereka bisa sampai menikah?

"Ma-maaf, Tuan," jawab Leo dengan pelan. Jawaban yang keluar dari mulutnya seketika membuat Zafran tergelak, begitu juga dengan Junior.

"Kenapa Anda jadi sopan seperti ini? Anggap saja saya seperti mana biasanya," seru Zafran. Dia lalu kembali melanjutkan langkah untuk menyusuri tempat itu dengan gelak tawa yang masih tersisa diwajahnya.

Leo sendiri terdiam kaku di tempatnya berdiri. Dia merutuki sikapnya yang sudah salah sangka dengan status Zafran, tetapi untung saja laki-laki itu tidak marah dan membalas apa yang sudah dia lakukan.

Leo lalu mencoba tenang agar bisa mengatakan maksud dan tujuannya menemui Zafran, dia harus memanfaatkan peluang bekerja sama dengan Sky group agar usahanya semakin berkembang. Dengan cepat dia menyusul langkah Zafran yang sudah beberapa meter menjauh darinya.

"Za- ma-maksud saya, Tuan," panggil Leo tergagap membuat langkah Zafran kembali terhenti, tetapi laki-laki itu tetap melihat lurus ke depan tanpa berniat untuk melihat ke belakang. "Ma-maaf kalau saya mengganggu Anda, tapi bisakah kita bicara sebentar? Saya ingin menawarkan-"

Zafran mengangkat tangannya membuat ucapan Leo terpaksa berhenti, dia lalu berbalik dan tersenyum ke arah laki-laki itu.

"Sekarang saya sedang sedikit sibuk, Tuan. Bagaimana jika besok Anda datang saja ke perusahaan papa saya? Kita akan bicara di sana," ucap Zafran tiba-tiba membuat Leo membelalakkan kedua matanya, sementara Junior menatap sang tuan dengan heran.

"Ba-baik, Tuan. Besok saya akan datang ke perusahaan Anda," balas Leo setuju. Wajah yang tadinya panik dan terlihat kaku, seketika berubah cerah saat mendengar ucapan Zafran.

Zafran menganggukkan kepalanya lalu meminta Leo pergi dari tempat itu karena dia sedang bekerja, membuat Leo mengangguk paham dan mengucapkan terima kasih sebelum pergi dari tempat itu.

"Cih, dasar laki-laki bermuka dua!" gumam Zafran dengan kesal. Lihat saja, dia akan menunjukkan kekayaan yang sesungguhnya pada laki-laki sombong itu. Bisa-bisanya kekayaan pengusaha toko roti disandingkan dengan kekayaan pewaris perusahaan ternama dengan ratusan karyawan sepertinya.

Sementara itu, di tempat lain terlihat Hanna dan keluarga Zafran sedang sibuk menyiapkan kejutan ulang tahun untuk laki-laki itu.

Unit apartemen Zafran yang tadinya berwarna hitam dan abu-abu, kini tampak lebih meriah dengan warna-warna lain yang menghiasi walau tidak terlalu banyak karena takut laki-laki itu murka.

"Apa kita tidak membuat ucapan selamat yang ditempel didinding, Kak?" tanya Hanna sambil menyusun puluhan bunga mawar ke dalam vas.

"Biasanya kami pasang itu kalau yang ulang tahun orang lain, tapi kalau Zafran dia tidak suka," jawab Yara. Dia duduk di karpet yang ada di depan televisi sambil meluruskan kaki yang terasa pegal.

"Kenapa tidak suka?" tanya Hanna dengan bingung, memang apa yang salah dengan ucapan selamat ulang tahun?

"Apa kau mau membuatnya?" Tiba-tiba Via bergabung dengan mereka sambil membawa minuman dan makanan ringan, lalu meletakkannya di hadapan Yara.

"Ka-kalau boleh, maka saya akan melukisnya."

•

•

•

Tbc.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***