Kutikung Dengan Bismillah
"Iya-iya, aku akan segera keluar," ucap seorang lelaki bernama Zafran pada seseorang yang ada di sebrang telepon. Dia segera keluar dari unit apartemennya dengan terburu-buru, karena sejak tadi sang kakak terus saja memintanya untuk keluar.
"Dasar, padahal aku baru saja sampai di apartemen," gumam Zafran dengan kesal. Baru juga menginjakkan kaki di kamar, sudah ada saja yang harus dia lakukan di luar sana.
Dengan langkah lebar, Zafran segera pergi dari tempat itu untuk menemui sang kakak yang katanya sudah berada di luar apartemen. Dia ingin lihat apakah ucapan kakaknya benar atau tidak, jika tidak maka awas saja wanita itu.
"Aku pasti akan menarik jilbabnya sampai lepas," gumam Zafran sambil tetap melangkahkan kakinya untuk keluar dari lift, dan segera keluar dari tempat itu.
Bruk.
"Arghh!"
Sangking terburu-burunya, Zafran sampai tidak sengaja bersenggolan dengan seorang wanita yang membuat wanita itu sampai terjatuh ke lantai.
"Astaga. Maaf, saya tidak sengaja." Pekik Zafran sambil berjongkok dan memasukkan beberapa belanjaan yang berserakan di lantai, dia menundukkan pandangannya saat akan bersitatap mata dengan wanita itu.
"Ti-tidak apa-apa, Tuan. Sa-saya yang salah," ucap wanita itu sambil ikut mamasukkan belanjaannya ke dalam kantong belanja, dia harus bergegas sebelum jam makan malam tiba.
Zafran memasukkan semua belanjaan ke dalam tempatnya semula, dan membuang beberapa sayuran yang sudah rusak. Seperti telur dan tomat yang pecah akibat terjatuh tadi.
"Ini, ambillah. Saya harus mengganti belanjaan Anda yang rusak," ucap Zafran sambil memberikan dua lembar uang seratusan kepada wanita itu.
Wanita itu mendongak, dan menatap uang itu untuk beberapa saat. "Ti-tidak perlu, Tuan. Kalau gitu, sa-saya permisi dulu." Dia menggelengkan kepalanya dan berlalu pergi dari tempat itu.
"Tunggu, tunggu sebentar!" panggil Zafran sambil mengejar wanita itu yang sudah masuk ke dalam lift. Dengan cepat tangannya menahan pintu lift itu supaya tidak tertutup, membuat wanita itu mengkerut takut.
"Kenapa Anda tidak mengambilnya?" tanya Zafran sambil menatap wanita itu dengan tajam, membuat mata mereka berdua saling bersitatap selama beberapa saat.
Deg.
Zafran terpaku saat menatap kedua bola mata wanita yang saat ini ada di hadapannya. Mata berwarna coklat terang dan jernih, memancarkan keindahan yang membuatnya seakan ingin tenggelam.
Bulu mata yang lentik tampak melambai-lambai dalam kelopak mata wanita itu, hingga membuat Zafran enggan berpaling seakan terhipnotis.
Drrt, ddrt.
Getaran ponsel yang ada disaku celana Zafran langsung menyadarkannya dari lamunan, sontak dia melapaskan tangannya dari pintu lift membuat lift itu langsung tertutup.
"Tung-" Zafran tidak bisa melanjutkan ucapannya saat lift itu sudah tertutup. Dia merasa bersalah karena sudah menabrak wanita itu dan membuat barang belanjaannya menjadi rusak.
"Tapi siapa dia? Aku belum pernah melihatnya," gumam Zafran.
Tidak mau semakin larut memikirkan wanita tadi, Zafran bergegas pergi dari tempat itu untuk segera melanjutkan langkahnya. Terlihat sang kakak sudah berdiri di depan apartemen, ternyata wanita itu benar-benar datang ke tempat ini.
"Ngapain aja sih, Zaf? Udah dari tadi mbak di sini," ucap Yara dengan cemberut, sudah sejak tadi dia menunggu tetapi adiknya baru datang sekarang.
"Cih, seharusnya aku yang marah sama Mbak. Ngapain cobak, Mbak buru-buruin aku keluar?" tanya Zafran dengan ketus. Sejak kakaknya itu hamil, selalu saja ada tingkah aneh yang membuat kepalanya pusing. Lalu anehnya, kenapa dia yang selalu kena?
"Ayo, temani Mbak makan es krim!" ajak Yara dengan senyum lebar. Dia baru ingat kalau ingin mengajak Zafran makan es krim di kedai salah satu temannya.
Zafran terdiam dengan helaan napas frustasi. Nah kan, alasan kenapa sejak tadi kakaknya meminta dia untuk keluar hanya karena ingin makan es krim.
"Kenapa sama aku sih, Mbak? Mbak 'kan bisa pergi bareng Zayyan, atau sama suami Mbak," tolak Zafran secara halus. Sejak pagi dia sudah dibuat stres oleh pekerjaan, dan sekarang malah harus stres menghadapi wanita hamil.
"Jadi, kau gak mau, Zhaf?" tanya Yara dengan sendu, bahkan air mata sudah akan turun membasahi wajahnya.
Zafran langsung menganggukkan kepalanya dan masuk ke dalam mobil tanpa mengucapkan apa-apa. Memangnya apa lagi yang bisa dia katakan saat sudah melihat tatapan sendu dan menyedihkan itu?
Lihat, dengan secepat kilat wajah sang kakak langsung ceria seperti diberi hadiah terbaik diseluruh muka bumi, membuat Zafran benar-benar tidak bisa berkutik dan hanya bisa mengusap dada saja.
"Sabar, sabar. Gak boleh berdebat sama mamak-mamak, apalagi mamak-mamak yang sedang hamil." Zafran mengusap dadanya dengan helaan napas terakhir dari kesabaran yang setipis tisu tersiram air.
Yara lalu melajukan mobilnya sambil melirik ke arah Zafran yang wajahnya terlihat sangat tertekan, tetapi dia sama sekali tidak peduli dan malah menikmati raut wajah adiknya itu.
"Haha, aku ingin sekali tertawa melihat wajahnya yang super kesal itu. Tapi mau bagaimana lagi, aku cuma mau ditemani sama dia. Ya Allah, maafkan aku." Yara sendiri tidak tahu kenapa selalu ingin bersama dengan Zafran, bahkan ingin sekali melihat adiknya itu kesal setengah mati. Namun, saat ini dia belum berani melakukan itu.
Sementara itu, di tempat lain terlihat seorang wanita sedang berkutat di dapur untuk menyiapkan makan malam. Beberapa kali dia melirik ke arah jam yang tergantung di dinding, untuk memastikan kapan suaminya sampai di rumah.
"Huh, gara-gara merhatiin laki-laki yang nabrak aku tadi jadi kelaman deh masaknya. Tapi, gak sangka masih muda gitu udah punya istri, hamil lagi."
•
•
•
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
yoyoh sm
ini lanjutan takdir cinta yg kau pilih yaa thor?
2023-10-25
0
Een Nurjanah
mampir LG di karya baru nya thour
2023-06-07
0
Rini Musrini
mampir thor d karyamu yg baru 💪💪💪
2023-06-06
0