Di saat hari pertamanya bekerja, Yuki melakukan tugasnya dengan sangat baik. Bahkan hanya sekali saja Aldan menjelaskan apa saja tugas Yuki selama menjadi sekertarisnya, Yuki langsung mengerti dan melakukannya dengan sangat baik. Melihat cara kerja Yuki yang sangat memuaskan, Aldan langsung menatap kagum gadis kecilnya itu. Dia tidak menyangka jika Yuki memiliki kecerdasan yang sangat bagus. Bahkan kini kerjanya jauh lebih baik dari sekertaris aslinya.
"Sepertinya kau akan menjadi sekertarisku untuk selamanya," ucap Aldan menatap Yuki yang sedang menyusun dokumen yang ada di depannya.
"Tidak masalah! asalkan kakak juga menjadikanku sebagai bendahara rumah tangga kakak," ucap Yuki tersenyum sambil menatap manja Aldan.
Mendengar ucapan Yuki, Aldan langsung terkekeh kecil. Yuki memang selalu mempunyai cara untuk merayunya. Namun, sangat di sayangkan kini telah tercipta tembok yang sangat tinggi yang menciptakan jarak di antara mereka.
"Memangnya kau mau jadi bendahara di kehidupanku?" tanya Aldan menatap lekat wajah imut Yuki.
"Tentu saja! bahkan itu yang aku impikan sejak dulu. Tapi...," ucap Yuki menatap lekat mata Aldan sehingga tatapan mereka saling bertemu.
"Tapi apa?" tanya Aldan menyatukan kedua alisnya.
"Tapi aku ingin menjadi yang satu-satunya. Tanpa ada kehadiran orang lain di tengah-tengah kita," ucap Yuki dengan tegas.
Mendengar ucapan Yuki, Aldan hanya bisa tersenyum kecil lalu menyandarkan tubuhnya di sandaran bangku kuasanya. Bukan hanya Yuki, akan tetapi semua wanita pasti ingin menjadi wanita satu-satunya di kehidupan prianya. Tanpa ada sosok ketiga yang berada di tengah-tengah hubungan mereka.
"Aku akan mencobanya walaupun itu sulit," batin Aldan menatap lekat wajah Yuki yang terlihat sangat mengemaskan di depannya.
"Apa?" tanya Yuki seperti mendengar kata hati Aldan.
"Tidak apa-apa! Sekarang kita selesaikan tumpukan dokumen ini. Aku tidak mau jika sampai kau pulang kemalaman saat hari pertamamu bekerja di kantorku," ucap Aldan kembali fokus pada tumpukan dokumen yang ada di depannya.
"Kakak benar juga. Aku juga masih sayang dengan masa mudaku," ucap Yuki lalu kembali melanjutkan pekerjaannya untuk mengecek satu persatu dokumen yang harus di tanda tangani Aldan.
"Maksudmu?" tanya Aldan mengerutkan keningnya binggung tidak mengerti apa maksud dari ucapan Yuki.
"Jika kita harus mengerjakan tumpukan dokumen ini sampai malam berdua, sudah pasti akan ada orang ke tiga di antara kita. Dan yang lebih mengerikan lagi, ada orang yang melihat kita berduaan di ruangan ini. Sudah di pastikan dia akan berpikir yang tidak-tidak dan menggerebek kita berdua. Tentu saja kita akan di nikahkan secara paksa," ucap Yuki sambil mengidik ngeri.
Mendengar dongeng yang di ceritakan Yuki, Aldan langsung terkekeh kecil. Yuki memang selalu ada cara agar membuatnya tersenyum. Itulah sebabnya kenapa Aldan merasa sangat nyaman berdekatan dengan Yuki. Walaupun memiliki mulut yang selalu asal ceplos, akan tetapi Yuki selalu terlihat sangat mengemaskan di depan Aldan.
"Bukannya itu yang kau mau," ucap Aldan tersenyum sambil menatap Yuki.
"Ia juga, Sih! sepertinya itu adalah ide yang sangat bagus untuk mendapatkan kakak. Tapi... " ucap Yuki memanyunkan bibirnya pelan.
"Tapi kenapa?" tanya Aldan.
"Kata mama jika hanya satu yang mencintai maka, sebuah hubungan tidak akan bisa bertahan lama. Jadi, jika aku ingin mendapatkan kakak, maka aku harus mendapatkan hati kakak terlebih dulu. Agar, jika nanti kita menikah, kita bisa saling mencintai dan membuat keluarga kira akan semakin harmonis," ucap Yuki dengan bijaksana.
Mendengar ucapan Yuki yang sangat bijaksana, Aldan hanya bisa tersenyum kecil. Dia melipat kedua tangannya di atas meja sambil menatap lekat kecantikan Yuki. Melihat tatapan Aldan, Yuki langsung mengerutkan keningnya bingung.
"Jika aku tidak bisa membalas Cintamu dan memilih untuk hidup bersama wanita lain?" tanya Aldan dengan serius.
"Jika kakak belum mengucapkan ijab kobul di depan penghulu dan mengucapkan janji suci pernikahan, maka aku tidak akan berhenti untuk mendapatkan cinta kakak. Jika kakak mencintai wanita lain dan bisa hidup bahagia dengannya, maka aku akan melepaskan kakak dengan ikhlas. Karena bagiku tidak ada yang lebih penting selain kebahagiaan kakak. Tapi jika kakak akan menikah dengan wanita yang tidak tepat, dan hanya akan membuat hidup kakak menderita, maka aku tidak akan tinggal diam, apalagi jika wanitanya macam si nenek lampir Glacier" oceh Yuki panjang lebar.
"Glacier?" tanya Aldan mengerutkan keningnya binggung.
"He... he... Gresya!" jelas Yuki terkekeh kecil.
"Kau ini," ucap Aldan mencubit gemas hidung mancung Yuki.
"Aw! kakak, nanti hidung Yuki yang mancung ini lecet," ucap Yuki memegang hidungnya yang memerah karena ulah Aldan.
"He.. he.. maaf! soalnya kau sangat mengemaskan," ucap Aldan terkekeh kecil lalu kembali menatap dokumen yang ada di depannya.
"Jika aku mengemaskan nikahin aku dong," ucap Yuki tersenyum sambil mengedipkan satu matanya untuk mengoda Aldan.
Mendengar ucapan Yuki, Aldan hanya bisa menahan tawanya sambil mengelengkan kepalanya kecil. Andai saja dia belum menjadi tunangan orang lain, sudah di pastikan dia pasti akan mengungkapkan perasaannya kepada Yuki.
"Tidak usah berpikir yang macam-macam dulu. Lebih baik kau fokus dengan kuliahmu dulu," ucap Aldan tersenyum.
"Jika aku belajar dengan rajin, dan menjadi lulusan terbaik. Apa kakak mau membalas perasaanku dan menjadikanku menjadi wanita satu-satunya di hati kakak?" tanya Yuki menatap Aldan dengan penuh harapan.
Mendengar permintaan Yuki, Aldan hanya bisa terdiam membisu. Jujur dia sangat ingin menjadikan Yuki menjadi wanita satu-satunya dalam kehidupannya. Akan terapi, dia juga tidak bisa menyakiti perasaan kedua orang tuannya.
"Kita bicarakan itu lain waktu saja ya. Lebih baik kita fokus ke pekerjaan kita saja dulu," ucap Aldan mengalihkan pembicaraan.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Dwi Winarni Wina
yuki jodoh gak akan lari kemana sabar aja menunggu aldan,,,,,
2023-08-23
1
Aditya HP/bunda lia
semoga kebusukan si glacier segera terbongkar ....
2023-06-16
1