Sania mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Senyuman indah terus melingkar di wajah cantiknya. Dia terus tersenyum kebahagiaan sambil menatap ke arah jalanan. Walaupun cuaca yang begitu panas, di tambah lagi kemacetan yang begitu panjang tidak membuat senyuman indah itu menghilang dari wajahnya. Dia menghidupkan musik romantis sambil bernyanyi kecil mengikuti irama musik.
Senyuman Bisma yang begitu mengoda terus terbanyang di pikirannya. Apalagi ketika mendengar jika Bisma akan kembali menetap. di kota ini, membuat Sania langsung merasa bahagia tujuh turunan. Akhirnya dia memiliki kesempatan untuk mengejar cinta Bisma. Dia akan terus berjuang sampai titik darah penghabisan. Dia tidak akan pernah membiarkan Bisma jatuh ke tangan wanita lain. Jangankan menjadi milik wanita lain, bahkan Sania tidak akan rela jika ada lalat yang hingap di tubuh pangeran tampannya.
"Aku akan mendapatkanmu, Kak. Aku akan berjuang sampai titik darah penghabisan," ucap Sania penuh semangat.
Hingga akhirnya mobilnya memasuki perkarangan rumah mewahnya. Dia langsung memarkirkan mobilnya dan turun sambil terus tersenyum bahagia. Bahkan Sania berjalan memasuki rumah sambil terus melompat kegirangan. Dia bahkan memutar tubuhnya sambil berjalan dengan penuh kebahagiaan. Melihat tingkah putrinya yang sudah seperti orang kesurupan, Risa langsung mengerutkan keningnya bingung. Dia menatap putrinya dengan penuh keheranan.
"Kau kenapa? apa kau tadi habis lewat dari kuburan?" tanya Rissa menatap bingung Sania.
"Mama!" teriak Sania tiba-tiba bersorak ria.
Dia langsung memeluk Risa dengan penuh kegirangan. Bahkan dia juga mengajak Rissa untuk berdansa, dia memutar tubuh Risa begitu juga dengan dirinya. Risa hanya bisa diam sambil menyunggingkan bibirnya melihat kelakuan putrinya yang seperti orang kesetanan.
"Mama! apa mama tau? aku sangat bahagia saat ini," ucap Sania mengambil gelas yang berisi jus milik Risa.
Dia menghampaskan bokongnya di sofa dan meminum jus milik Risa. Risa yang kebingungan melihat tingkah putrinya itu hanya bisa mengerutkan keningnya penuh kebingungan.
"Memangnya kenapa? apa kau sedang ketiban rezeki nomplok hari ini?" tanya Risa duduk di samping Sania.
"Bahkan ini jauh lebih dari rezeki nomplok, Ma. Apa mama tau? Kak Bisma sudah kembali," ucap Sania tersenyum penuh kebahagiaan.
"Apa!" pekik Risa membulatkan matanya terkejut.
Bagaimana tidak, baru semalam Rafi mengatakan jika Bisma tidak jadi pulang. Namun, tiba-tiba Bisma muncul begitu saja bagaikan jelangkung saja.
"Mama tidak percaya 'kan? sama, Sania juga tadi tidak percaya. Tapi Sania melihat Kak Bisma tepat di depan mata Sania," ucap Sania terus melayangkan senyuman kebahagiaannya.
Melihat senyuman indah yang terus melingkar di wajah putrinya, Rissa hanya bisa tersenyum sambil menatap hangat kebahagiaan putrinya itu. Ketika melihat senyuman indah yang terus melingkar di wajah Sania, hati Rissa langsung ikut bahagia merasakan kebahagiaan putrinya itu.
"Kau melihatnya di mana?" tanya Risa mengerutkan keningnya.
"Di kantor papa," ucap Sania sambil meminum jus di tangannya sampai habis.
"Eh! kau menghabiskan jus mama?" tanya Risa ketika melihat gelas di tangan Sania yang telah kosong.
"He... he... mama buat lagi ya. Sania mau ke kamar dulu, bye!" ucap Sania mencium lembut wajah Risa lalu berlari kecil menuju kamarnya.
Dia terus berjalan tidak beraturan. Kadang dia melompat, kadang memutar dan bernyanyi kecil. Risa hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah Sania. Orang jika sedang kasmaran, maka dunia ini bagaikan miliknya seorang.
...----------------...
Yuki duduk terdiam di depan laptopnya. Dia mengerjakan tugas kuliahnya dengan tidak semangat. Bahkan pulpen yang ada di tangannya terus dia gigit, sehingga begitu banyak cap giginya di sana. Dia menatap layar laptopnya dengan tatapan kosong.
"Kak Aldan! Kak Aldan di mana sekarang ya? kenapa aku belum bertemu dengannya lagi. Apa kota ini sangat luas ya, sehingga bertemu dengannya saja sangat sulit," gumam Yuki sambil menangkup kan wajahnya di atas meja.
Namun, tiba-tiba dia mengingat pertemuannya dengan Aldan di pesta pernikahan Dirga dan Arin sepuluh tahun lalu. Dia langsung berpikir jika Aldan datang ke pesta pernikahan berarti Dirga ada hubungan dengan keluarga Wijaya. Dia langsung bangkit dari duduknya lalu melangkah kakinya keluar dari kamarnya. Dia berjalan menuruni anak tangga sambil mencari Wildan.
"Ma! papa belum pulang?" tanya Yuki melihat Shinta yang sedang sibuk menyajikan makan malam.
"Belum! mungkin sebentar lagi," ucap Shinta terus menatap masakannya di atas meja.
Mendengar ucapan mamanya, Yuki langsung memayunkan bibirnya memelas. Melihat raut wajah putrinya yang begitu lusuh, Shinta mengerutkan keningnya binggung. Dia berpikir kenapa Yuki tiba-tiba tidak bersemangat seperti itu. Biasanya dia akan terus mengoceh dan membuat ulah tiada hentinya.
"Kau kenapa? wajahmu itu sudah seperti sambal belacan saja," celetuk Shinta tersenyum kecil.
"Mama!" pekik Yuki kesal.
"He.. he... maaf! mama hanya bercanda," ucap Shinta tersenyum lalu menarik kursi dan duduk di samping Yuki.
"Memangnya putri mama yang cantik ini kenapa?" tanya Shinta mencubit gemas wajah imut Yuki.
"Ma! apa mama tau apa hubungan Paman Dirga dengan keluarga Wijaya?" tanya Yuki.
"Keluarga Wijaya, yang mama tau mereka adalah rekan bisnis. Bukan hanya Pamanmu saja, papamu juga ada hubungan bisnis dengan keluarga itu," jelas Shinta.
"Yang benar, Ma?" tanya Yuki penuh antusias.
"Ia, memangnya kenapa?" tanya Shinta mengerutkan keningnya binggung.
"Apa jangan-jangan kau ingin mencari tau tentang bocah ingusan itu?" tanya Shinta menatap Yuki dengan tatapan penuh selidik.
"He... he... mama tau saja," ucap Yuki terkekeh kecil lalu mengambil langkah seribu.
"Apa! kau sudah gila Yuki?" tanya Shinta membulatkan matanya terkejut.
"Yuki tidak gila kok, Ma. Hanya saja di buat gila karena ketampanan kakak tampan," ucap Yuki terkekeh lalu melangkahkan kakinya meninggalkan Shinta sebelum dia mendapat ceramah sepanjang rel kereta api.
"Apa! jangan bilang jika bocah ingusan itu akan menjadi menantuku. Author, kenapa kau setega ini? apa tidak ada pria lain di dunia halumu ini? kenapa kau malah menjadikan musuhku sebagai calon menantuku?" oceh Shinta malah mengoceh kepada Author.
"Lah! kenapa aku yang di salahin. Ya, salah kamu sendiri karena menabrak mobil Aldan dan membawanya ke kantor polisi? jika tidak, pasti Yuki tidak akan bertemu dengannya," oceh Author membela diri.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Jamain Jamain
🤣🤣🤣
2023-08-05
1
Aditya HP/bunda lia
Nah iya tuh Shinta kenapa jadi nyalahin othor yah ayo balas Thor buat Aldan dan Yuki nikah ...
2023-06-08
1
Enik Nurhayati
ceritanya bagus kak,lnjut
2023-06-08
1