Sama seperti Yuki, Sania juga sedang merengek manja di depan Kinan. Dia terus bergelut manja di tubuh Kinan karena Kinan belum mau menuruti keinginannya. Karena Kinan tau, bukannya membuat perkerjaan Rafi makin mudah, yang ada pekerjaan Rafi akan menjadi berantakan karena ulah putrinya yang satu itu.
"Pa! ayo lah pa," ucap Sania menyunkan bibirnya kesal.
"Pa! turuti saja apa yang di inginkan Sania. Lagi pula dia hanya bekerja selama tiga bulan di kantor Rafi," ucap Rissa tidak tega melihat Sania yang terus bergelut manja di tubuh suaminya itu.
"Sayang! kau magang di kantor papa saja ya. Jika kau magang di kantor Paman Rafi pasti kau akan membuatnya semakin pusing," ucap Kinan mencoba membujuk putrinya itu.
"Tidak! aku tidak mau magang di kantor papa. Lagian aku bosen jika melihat wajah papa terus. Cukup aku melihat papa di rumah saja, jangan sampai di kantor juga," ucap Sania.
"Memangnya kenapa jika kau melihat papa dua puluh empat jam? memangnya kau tidak mau melihat papa lagi?" tanya Kinan ketus.
"Bukan seperti itu, Pa. Apa papa mau jika Sania terus berada di samping papa sampai tua," ucap Sania menatap Kinan kesal.
"Bukan seperti itu, Sayang," ucap Kinan mengusap wajahnya kasar.
"Jika papa tidak mau, lebih baik Sania bicara dengan Paman Rafi saja," ucap Sania bangkit dari duduknya.
"Ok! papa akan mengatur semuanya. Tapi Erlan akan selalu mengawasimu," ucap Kinan akhirnya mengalah.
Berdebat dengan putrinya itu tidak akan ada artinya. Yang ada dia akan semakin pusing, karena Sania tidak akan pernah berhenti jika belum mendapatkan apa yang dia inginkan. Dia akan terus merengek bagaikan anak kecil di depan Kinan dan juga Rafi.
"Apa? papa serius 'kan?" tanya Sania menatap Kinan dengan tatapan penuh kebahagiaan.
"Ia! papa akan mengurusnya besok," ucap Kinan bangkit dari duduknya lalu melangkahkan kakinya menuju kamarnya.
"Papa!" ucap Sania sehingga Kinan menghentikan langkahnya. Melihat itu, Sania langsung berlari ke arah Kinan dan memeluknya dengan erat.
"Sania sayang sama papa. Maaf! karena Sania selalu membangkang semua ucapan papa. Sania tidak ada niat untuk menyakiti hati papa. Sania hanya ingin mendapatkan kebahagiaan Sania bersama cinta sejati Sania. Sania mohon beri dukungan papa kepada Sania," ucap Sania menenggelamkan wajahnya di dada bidang Kinan.
Mendengar ucapan Sania, Kinan hanya bisa tersenyum kecil. Dia sadar jika dia terlalu mengekang Sania untuk mengejar cinta Bisma. Bukannya dia tidak ingin Sania bahagia dengan cinta sejatinya, akan tetapi dia hanya tidak mau jika Sania terlalu berharap kepada Bisma. Dia tidak mau melihat putri kecilnya itu terluka jika sampai Bisma tidak bisa membalas cintanya.
"Papa juga sayang kepadamu, Sayang. Maafkan papa karena terlalu mengekangmu. Papa hanya tidak mau kau sakit hati karena terlalu mengharapkan hal yang belum pasti, Sayang. Papa tidak akan bisa melihatmu bersedih," ucap Kinan mengusap rambut panjang Sania.
"Papa tidak perlu takut seperti itu. Sania adalah putri papa yang sangat kuat. Jadi Sania tidak akan pernah bersedih hanya karena masalah sepele. Apalagi karena patah hati. Tapi Sania tidak akan berhenti sampai jalur kuning melengkung," ucap Sania tersenyum manja.
"Kau memang sama persis seperti Bibimu Zhia. Dia juga wanita yang kuat sama seperti mamamu," ucap Kinan mulai merindukan adik kecilnya Zhia.
"Papa! aku jadi merindukan si centil Aulya. Bagaimana ya kabar gadis centil itu. Apa papa tidak tau kapan mereka akan kembali ke kota ini?" tanya Sania mulai merindukan tingkah genit Aulya.
"Bibimu bilang mereka akan kembali setelah pekerjaan pamanmu selesai. Kira-kira Aulya akan kuliah di sini," ucap Kinan.
"Aku sudah tidak sabar menunggunya. Sudah, Sania pamit kekamar dulu ya," ucap Sania tersenyum.
"Good night papa, mama. I love you so much," ucap Sania mencium Kinan dan Risa secara bergantian lalu berlari menuju kamarnya. Kinan dan Risa hanya menatap Sania sambil mengelengkan kepala mereka pelan. Sania memang sangat mirip dengan Zhia, manja tapi suka membangkang.
...----------------...
Di sebuah kamar yang begitu luas dan megah, terlihat seorang pria berbadan tegap dan juga tampan sedang termenung di atas ranjangnya. Dia menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong. Dia memainkan cincin yang melingkar di jari manisnya dengan pikiran kosong.
Bayangan kesedihan Yuki pada acara pesta itu terus tergiang di pikirannya. Dia menyesal karena tidak bisa bersikap tegas kepada kedua orang tuanya. Dia terpaksa menerima perjodohan itu karena itu adalah permintaan sang mama saat dia sedang koma di rumah sakit. Nyonya Wijaya yang sudah ingin melihat Aldan menikah dan mendapatkan cucu dari putranya itu menyuruh Aldan untuk segera menikah dengan Gresya.
Memang sudah berulang kali orang tuanya itu mengatur perjodohannya dengan Gresya. Namun, Aldan terus menolak dengan alasan belum siap untuk menikah. Hingga akhirnya Nyonya Wijaya terkena serangan jantung karena sikap Aldan yang terus menolak perjodohan itu. Karena melihat sang mama sedang terbaring lemah di rumah sakit, mau tidak mau akhirnya Aldan terpaksa menerima perjodohan itu.
"Maafkan kakak Yuki! kakak sudah memberikan harapan palsu kepadamu. Kakak yakin kau sangat bersedih saat ini," ucap Aldan dengan mata berkaca-kaca.
Jujur dia juga menyukai Yuki saat pertemuan mereka yang pertama. Salain lucu dan menggemaskan, Yuki juga sangat baik dan perhatian. Walaupun kalau ngomong asal ceplos saja, akan tetapi Aldan merasa sangat nyaman ketika berada di dekatnya. Sangat berbeda saat dia ada di dekat Gresya. Aldan berharap agar datang mukjizat yang akan menghampirinya dan juga Yuki.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Aditya HP/bunda lia
pasti Al tenang ajah para mantan bocil akan membantumu mengungkap kebusukan calon istrimu dan kamu akan jatuh ke pelukan Yuki ...
2023-06-12
3
Adi Soraya
Lanjut lagi kk
2023-06-12
1
Ani
Aamiin semoga kk Author nya khilaf terus kamu nikah deh sama Yuki 😁😁😁😁
2023-06-12
1