"Mana itu anak! kenapa belum muncul juga?" gumam Sania terus menatap ke gerbang kampus.
Sudah hampir tiga puluh menit dia menunggu kedatangan Yuki, akan tetapi Yuki belum juga muncul. Sania takut jika terjadi sesuatu kepada Yuki, terlebih lagi mereka tadi sedang melakukan balapan. Berulang kali Sania mencoba menghubunginya. Namun, tidak ada jawaban sama sekali, sehingga berbagai dugaan yang tidak-tidak langsung muncul di pikiran Sania.
"Tidak! Yuki pasti tidak apa-apa. Anak itu 'kan gadis gila. Pasti tidak mungkin ada yang berani menyakitinya," gumam Sania mencoba menenangkan pikirannya.
Setelah lelah Mondar-mandir di parkiran, akhirnya Sania melihat mobil Yuki memasuki perkarangan kampus. Dia langsung melipat kedua tangannya di dada sambil menatap kesal Yuki. Dia besiap-siap untuk menyemburkan kekesalannya kepada sahabatnya yang selalu membuatnya jengkel itu.
"Argghh! Sania," ucap Yuki langsung bersorak ria lalu memeluk Sania dengan erat.
Bukannya meluapkan kekesalannya, Sania malah menatap binggung ke arah Yuki. Dia berpikir setan stress mana yang telah merasuki sahabatnya itu. Sehingga di pagi-pagi seperti ini Yuki sudah terlihat seperti orang kesurupan.
"Kau gila apa stress?" tanya Sania menatap aneh Yuki.
"Aku tidak stress. Tapi sedang merasa sangat bahagia. Apa kau tau? aku tadi bertemu dengan kakak tampan," ucap Yuki tersenyum penuh kebahagiaan.
"Apa! kau tidak usah mimpi di siang bolong? Sudah sepuluh tahun kita tidak melihat ataupun mendengar kabar tentang Kak Aldan. Mana mungkin di tiba-tiba muncul di depanmu," ucap Sania tidak percaya.
"Kau tidak percaya!" ucap Yuki menatap kesal Sania.
"Percaya tidak percaya sih. Tapi aku benar tidak yakin jika kau lihat itu adalah Kak Aldan," ucap Sania
"Aku sungguh melihatnya. Bahkan aku sempat memeluknya dan berbincang kecil dengannya. Tapi sayangnya," ucap Yuki memasang wajah memelasnya.
"Tapi apa?" tanya Sania mengerutkan keningnya binggung.
"Aku lupa meminta nomor ponselnya," ucap Yuki memanyunkan bibir.
"Jadi kau beneran bertemu dengan Kak Aldan?" tanya Sania masih belum percaya.
"Ya ampun Sania! sudah berapa kali aku mengatakan jika aku bertemu dengan kakak tampan. Kenapa kau masih tidak percaya juga, Sih?" tanya Sania mulai kesal.
"Upss! kau mulai kesal," ucap Sania terkekeh tanpa dosa.
Melihat kelakuan sahabatnya itu, Yuki hanya membuang napasnya kesal. Sania memang sangat senang menguji kesabarannya. Tidak mau membuat moodnya berantakan, Yuki langsungmelangkahkan kakinya meninggalkan Sania.
"Eh! aku sudah lelah menunggumu. Tapi kenapa kau malah meninggalkanku?" tanya Sania menatap kesal Yuki.
"Bodoamat!" ucap Yuki ketus sambil terus melangkahkan kakinya.
Melihat itu, Sania hanya bisa membuang napasnya kasar. Dia langsung mengejar Yuki dan mencoba membujuknya kembali. Yuki memang gampang merajuk, akan tetapi mudah untuk di bujuk kembali. Karena sudah kenal sejak kecil, bahkan tumbuh besar bersama-sama. Mereka telah mengerti dengan sifat mereka masing-masing. Walaupun selalu bertengkar, akan tetapi mereka bisa langsung berbaikan kembali.
"Kau marah? aku hanya bercanda," ucap Sania merangkul Yuki.
"Siapa yang marah? aku tidak marah," ucap Yuki tersenyum karena telah berhasil mengerjai Sania.
"Kau mengerjaiku?" tanya Sania kesal.
"Ha... ha... Sudahlah. Ayo kita ke kantin. Sesuai janjiku aku akan meneraktirmu," ucap Yuki terkekeh kecil.
"Kau benar juga. Lagi pula kita sudah terlambat. Jadi lebih baik kita menunggu di kantin saja," ucap Sania setuju.
"Tapi bagaimana dengan Erlan? nanti dia ceramah tiga hari tiga malam jika kita bolos," ucap Sania mengingat Erlan yang selalu menceramahi mereka jika mereka membuat kesalahan.
"Kau tenang saja! aku akan menyogok nya. Lebih baik kita bersenang-senang saja, lepaskan semua beban pikiran kita," ucap Yuki.
"Baiklah! Aku juga malas belajar pagi ini. Lebih baik kita memanjakan perut kita saja di kantin," ucap Sania setuju.
Mereka langsung pergi ke kantin untuk menggosip sambil menggemil bersama. Walaupun nantinya mereka harus mendengar ceramah dari Erlan, setidaknya pagi ini mereka bisa menenangkan pikiran mereka. Suasana kantin yang tadinya hening kini menjadi heboh karena ulah mereka.
Mengetahui Aldan sudah ada di kota ini, Yuki langsung menyusun rencananya. Dia harus terus mendekati Aldan tanpa memberi celah sedikitpun. Dia yakin jika dia akan bisa mendapatkan hati Aldan. Walaupun harus melakukan berbagai macam cara, Yuki akan terus berjuang untuk mendapatkan cinta dari pangeran tampannya.
Beda dengan Yuki yang telah mengatur cara agar bisa bertemu dengan Aldan lagi. Sania malah terus menunggu kepulangan Bisma yang tidak tidak tau kapan. Bahkan dia tidak tau kapan bisa bertemu dengan Bisma lagi. Namun, dia akan tetap setia menunggu kepulangan Bisma. Walaupun Bisma belum membalas perasaannya, akan tetapi dia akan terus memperjuangkan cintanya kepada Bisma. Dia tidak akan pernah menyerah sebelum bendera kuning berkibar.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Unhy Anwar
kasihan sania..yg sabar sania
2023-08-18
2
Nhelly Pebriyanty
ahhhh
2023-08-09
1
Aniza
kalo bendera kuning berkibar dah beda alam sania😂,lnjut thooor
2023-06-05
1