"Pa!" ucap Yuki manja sambil menghampiri Wildan yang berada di ruang kerjanya.
Melihat kedatangan putrinya, Wildan langsung meletakkan dokumen yang ada di depannya sambil mentap putrinya dengan lekat. Dia tau jika dibalik kedatangan putrinya ada tujuan yang tersembunyi. Dia yakin jika putrinya itu akan merengek meminta sesuatu kepadanya.
"Ada apa?" tanya Wildan dingin sambil mengerutkan keningnya binggung.
"Papa 'kan salah satu pengusaha tersukses di kota ini. Bahkan banyak orang yang tidak berani menantang ucapan papa. Jadi apa Yuki boleh meminta sesuatu kepada papa?" ucap Yuki sambil memijit kecil bahu Wildan.
"Tebakanku benar seratus persen," gumam Wildan membuang napasnya kasar sambil memijit keningnya pelan.
"Pa! boleh ya," ucap Yuki manja lalu memeluk Wildan dari belakang.
"Ok! papa akan usahakan. Tapi katakan dulu apa yang kau inginkan," ucap Wildan waspada.
"Em! sebentar lagi Yuki akan magang," ucap Yuki memainkan jarinya.
"Ia! lalu?" tanya Wildan mengerutkan keningnya binggung.
"Yuki mau magang di kantor Kak Aldan," ucap Yuki sambil mengigit bibirnya kecil.
Mendengar ucapan Yuki, Wildan langsung membulatkan matanya terkejut. Dia tidak menyangka jika ternyata putrinya itu belum menyerah untuk mendapatkan Aldan. Padahal dia tau jelas jika Aldan telah memiliki calon istri. Memang cinta itu butuh perjuangan, akan tetapi Yuki tidak pantas untuk mendekati pria yang sudah memiliki calon istri. Karena di luar sana begitu banyak pengusaha muda sukses yang bersedia mengantri untuk mendapatkan cintanya.
"Apa kau masih mengharapkan Aldan?" tanya Wildan menatap lekat Yuki.
"Ia!" ucap Yuki dengan penuh keyakinan.
Mendengar ucapan Yuki, Wildan langsung membuang napasnya kasar. Dia mendudukkan Yuki di mejanya lalu menatapnya dengan lekat. Dia menatap wajah putrinya itu dengan tatapan yang tidak dapat di artikan. Melihat tatapan sang papa, Yuki hanya diam dan menatapnya dengan penuh keyakinan. Dia sangat yakin dengan keputusannya untuk terus mengejar cinta Aldan.
"Apa kau yakin? kau tau sendiri jika Aldan sudah memiliki tunangan. Apa kau sudah siap menghadapi semua konsekuensi atas keputusanmu ini?" tanya Wildan memgengam erat tangan Yuki.
Merebut cinta pria dari tunangannya bukanlah hal yang mudah. Bukan hanya butuh perjuangan yang kuat, akan tetapi Yuki juga akan mengorbankan nama baiknya dan juga keluarganya. Apakah Yuki akan siap jika suatu saat nanti di cap perusak hubungan Aldan dan Gresya. Terlebih lagi hubungan mereka telah tersebar luas ke seluruh penjuru kota.
Bahkan keluarga Wijaya juga sudah mengumumkan jika pernikahan Aldan dan Gresya akan dilakukan bulan depan. Jadi Yuki hanya mempunyai waktu satu bulan untuk mendapatkan cinta Aldan. Jika Yuki telah berani melangkahkan kakinya untuk terus melanjutkan jalannya, maka dia harus siap menghadapi rintangan yang akan menghapirinya. Baik itu dia berhasil mendapatkan Aldan ataupun tidak.
"Aku yakin, Pa. Aku yakin dengan keputusanku. Aku akan terus memperjuangkan Kak Aldan, dan aku juga akan siap menerima semua konsekuensinya. Tapi Yuki butuh dukungan dari papa," ucap Yuki dengan penuh permohonan.
"Lagi pula Kak Aldan masih bertunangan belum menikah. Jadi sebelum mereka terikat dalam hubungan suci pernikahan. Maka, aku tidak akan menyerah begitu saja. Kak Aldan juga masih mempunyai janji kepadaku, dia berjanji akan menemuiku. Jadi aku akan terus menangih janji Kak Aldan" ucap Yuki kembali.
"Jika dia lebih memilih tuanangannya daripada dirimu?" tanya Wildan kembali.
"Jika kata-kata itu keluar dari mulut Kak Aldan maka, aku akan mencoba menerimanya. Aku akan membiarkannya hidup dengan wanita yang dia cintai. Jika dia belum mengeluarkan kata-kata itu, maka aku akan terus berjuang untuk mendapatkannya," ucap Yuki tersenyum manis.
Melihat senyuman Yuki, Wildan perlahan mengusap wajahnya kasar. Dia memang sangat menyayangi putrinya itu, bahkan dia rela melakukan apapun asalkan putrinya bisa bahagia. Namun, kali ini Wildan berada di dalam dilema yang sangat besar. Dia harus memilih antara nama baik keluarganya atau kebahagiaan putrinya sendiri.
Jika dia memilih nama baik keluarganya, tentu saja dia tidak akan sanggup melihat putrinya terus menderita. Jika dia memilih kebahagiaan putrinya, maka dia harus siap menerima ucapan pedas yang akan menghampiri keluarganya.
"Baiklah! Papa akan membantumu," ucap Wildan akhirnya mengambil keputusan yang sangat besar.
Baginya tidak ada yang lebih penting dari kebahagiaan putrinya. Lagi pula jika di piki-pikir, Yuki tidak salah dengan keputusannya. Aldan dan Gresya belum menikah, jadi Yuki masih mempunyai kesempatan untuk mendapatkan cinta Aldan. Jika Yuki berada di tengah-tengah mereka bukanlah suatu masalah yang besar. Wildan yakin, jika jodoh tidak akan kemana. Terlebih lagi melihat ekspresi Aldan di acara pesta semalam, ntah mengapa Wildan dapat merasakan jika Aldan juga mencintai putrinya.
"Papa serius?" tanya Yuki tersenyum penuh kebahagiaan.
"Tentu saja! papa akan selalu memberikan apa yang kau inginkan. Selagi itu masih wajar," ucap Wildan tersenyum.
"Yach... Terima kasih, Pa. Aku sayang sama papa," ucap Yuki memeluk Wildan dengan penuh kebahagiaan.
"Papa juga sayang kepadamu, Nak," ucap Wildan membalas pelukan Yuki dan mencium kening Yuki dengan lembut.
"Aku akan kabari hal baik ini kepada Sania. Aku yakin dia juga sedang merengek manja kepada Paman Kinan," ucap Yuki terkekeh kecil.
"Kalian berdua memang sama saja," ucap Wildan terkekeh kecil sambil mencubit hidung mancung Yuki.
Melihat tingkah putrinya itu, Wildan menjadi ingat masa mudanya dulu. Di mana dia juga harus berjuang mati-matian untuk mendapatkan cinta Shinta. Walaupun akhirnya mereka di satukan karena kejahilan Rayyan dan Rafi yang salah sasaran.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Aniza
lanjut lgi thooor
2023-06-11
2
Aditya HP/bunda lia
semangat Yuki 💪
2023-06-11
1
Enik Nurhayati
llnjut kak
2023-06-11
1