Sania dan Erlan berjalan melewati koridor kantor Rafi dengan perasaan bahagia. Terutama Sania, dia terus tersenyum penuh kebahagiaan, karena akhirnya dia bisa mendapatkan kesempatan untuk mendekati Bisma. Hari ini adalah hari pertama dia magang di kantor Rafi, jadi dia akan mengunakan kesempatan ini dengan sangat baik.
"Apakah kau tidak bisa berhenti untuk tersenyum? aku sudah bosan melihat senyumanmu itu," ucap Erlan ketus ketika melihat Sania terus saja terseyum.
"Terserahku! jika kau bosan melihat senyumanku kau tidak usah melihatnya," ucap Sania ketus sambil terus melangkahkan kakinya.
"Hai! kalian sudah sampai?" ucap Rafi menghampiri kedua keponakannya itu.
"Tentu dong paman. Eh, Kak Bisma mana?" tanya Sania melihat Bisma tidak ada di samping Rafi.
"Bisma sedang ada pekerjaan. Kalian bergabunglah dengan mahasiswa magang lainnya. Nanti Bisma akan menjelaskan apa yang boleh dan tidak boleh kalian lakukan selama magang di kantor ini," ucap Rafi menatap Sania dan Erlan secara bergantian.
"Ok! paman," ucap Sania tersenyum penuh semangat.
"Ingat! kau jangan banyak tingkah selama magang di sini. Kau harus membantu pekerjaan Bisma, bukan untuk mengacaukan semua pekerjaannya," ucap Rafi menatap tajam Sania.
"Sania mengerti. Tapi paman jangan menatap Sania seperti itu," ucap Sania merasa takut melihat tatapan Rafi.
"He... he.... ternyata kau bisa takut juga," ucap Rafi terkekeh kecil.
"Sudah! kalian bergabunglah dengan yang lainnya. Nanti kalian terlambat. Ingat selama di kantor kita adalah bos dan bawahan. Jadi paman harap kalian bisa menjaga sikap kalian," ucap Rafi tidak mau di anggap pilih kasih terhadap mahasiswa lainnya.
"Siap, Tuan. Kami mengerti dengan tugas kami di sini," ucap Sania dan Erlan menunduk memberi hormat.
"Jangan gitu juga. Kalian tetap pangil paman," ucap Rafi tidak nyaman dengan sebutan Tuan dari kedua keponakannya itu.
"Baik, Paman. Kalau begitu kami pergi dulu. Nanti Kak Bisma marah jika kami telat," ucap Sania menarik tangan Erlan dan berlari menjauhi Rafi.
"Dasar bocah itu!" gumam Rafi mengeleng kecil menatap kepergian Sania dan Erlan.
Rafi kembali melangkahkan kakinya menuju ruangannya. Sedangkan Sania dan Erlan berkumpul dengan mahasiswa lainnya yang telah di siapkan Rafi. Mereka semua saling berbincang-bincang kecil sambil menunggu kedatangan Bisma. Sania hanya diam sambil memainkan ponselnya di sudut ruangan.
Melihat Sania yang duduk seorang diri, Rifky sang pangeran kampus yang juga kebetulan magang di kantor Rafi mencoba mendekatinya. Dia duduk di samping Sania sambil menatapnya degan lekat. Rifky dan Sania berbeda kelas, sehingga mereka jarang bertemu. Akan tetapi Rifky selalu memperhatikan Sania secara diam-diam. Dia sangat menyukai sifat Sania yang sangat baik dan juga ramah.
Bahkan sebagai putri dari salah satu pengusaha terkaya di kota mereka, Sania sama sekali tidak pernah memperlihatkan sifat sombongnya. Dia tidak pernah memilih-milih teman, tidak perduli yang kaya, sederhana maupun miskin semuanya bisa di jadikan teman olehnya. Asalkan orang itu tidak memiliki sifat iri dan dengki, karena Sania sangat benci akan sifat itu.
"Hai! kau sedang apa di sini?" tanya Rifky membuka percakapannya.
"Hai! aku sedang bertukar kabar dengan sahabatku Yuki," ucap Sania tersenyum.
"Tapi, maaf! kau siapa?" tanya Sania tidak mengenali Rifky.
Mendengar pertanyaan Sania, Rifky langsung tersenyum kecil. Di saat semua gadis berbondong-bondong untuk mendekatinya, akan tetapi Sania malah tidak mengenalinya. Sania memang tidak terlalu suka mencari tau kehidupan orang lain.Apa lagi jika itu laki-laki, Sania tidak pernah perduli dengan pria yang ada di kampusnya. Karena baginya pria yang paling dia kenal hanyalah Bisma semata.
"Sorry! aku lupa memperkenalkan diri. Kenalkan aku Rifky anak Akutansi," ucap Rifky memperkenalkan diri.
"Oh! Rifky," ucap Sania tersenyum.
"Selamat siang!" suara briton yang terdengar sangat mengerikan langsung membuat para mahasiswa itu langsung duduk di kursi mereka masing-masing.
"Siang, Pak!" ucap semuanya serentak.
Mereka menatap pria tampan yang terlihat sangat menyeramkan yang berdiri di depan mereka. Bahkan banyak mahasiswi yang menatap kagum ketampanan pria itu. Akan tetapi melihat tatapan datar yang terpancar dari pria itu, mereka hanya bisa diam dan menatap ketampanan pria itu. Pria itu menatap datar para mahasiswa itu satu persatu. Hingga akhirnya matanya berhenti ketika melihat gadis yang sangat dia kenal sedang duduk berduaan dengan seorang pria di sudut ruangan itu.
"Sial! ngapain itu bocah main berduaan di kantor ini. Dia kira ini tempat mojok apa!" batin Bisma menatap kesal ke arah Rifky dan Sania.
Sania yang melihat kedatangan Bisma nampak biasa saja. Dia tidak kelihatan bahagia sama sekali. Bahkan dia tidak kelihatan mengoda Bisma, sehingga membuat Bisma langsung kebingungan sendiri. Tidak biasanya Sania seperti itu, karena selama ini dia selalu mengoda Bisma di manapun dan kapanpun.
Bahkan dia tidak pernah perduli di mana mereka berada, dia pasti selalu berteriak histeris, mengeluarkan kata-kata romantis, bahkan selalu menempel bagaikan prangko kepada Bisma. Namun, kali ini. Dia bahkan seperti tidak memperdulikan kehadiran Bisma di depannya. Sehingga membuat berbagai pertanyaan langsung melayang di pikiran Bisma.
"Apa kalian sudah siapa magang di kantor ini?" tanya Bisma sambil terus melayangkan tatapan elangnya kepada Sania dan Rifky.
"Sudah, Pak!" ucap semuanya serentak.
"Kalian berdua! kalian mau belajar atau mau pacaran. Jika kalian mau pacaran silahkan keluar dari ruangan ini," ucap Bisma menatap tajam Rifky dan Sania
Mendengar ucapan Bisma, Sania langsung menatap ke arah belakangnya. Namun, dia tidak melihat siapapun di belakang. Dia juga melihat ke kanan dan kirinya, akan tetapi tidak ada yang duduk berpasangan di sana.
"Maaf! bapak berbicara dengan siapa?" tanya Sania dengan polosnya.
Mendengar pertanyaan Sania, semua orang yang ada di sana hanya bisa menahan tawanya. Karena mereka tau yang dimaksud oleh Bisma adalah Sania dan Rifky. Hanya saja Sania nya yang tidak peka.
"Dasar bocah! tidak hanya mengabaikanku, tapi dia juga memangilku bapak. Memangnya kapan aku menikah dengan emaknya," batin Bisma dengan wajah yang penuh kekesalan.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Ani
cie ada yang merasa terabaikan nih 😃😃😃😃
2023-06-13
1
Aditya HP/bunda lia
wkwkkkk ... 😂😂😂😂 dasar Sania tapi bagus juga ayo San bikin si kulkas 27 pintu itu panas dingin karena cembukor liat kamu sama cowok lain ...
2023-06-13
3
Enik Nurhayati
smngat trs Sania,buat Bisma cemburu kak trs balas cinta sania.lnjut kak
2023-06-13
1