Seorang pria berbadan tegap sedang berdiri di di depan jendela kamarnya. Rahang tegas di tumbuhi bulu-bulu halus, sehingga membuat aura ketampanannya semakin terpancar. Tatapan matanya begitu tajam, akan tetapi terlihat sangat mengoda di mata gadis yang terus mengejar cintanya. Dia menatap langit malam dengan tatapan kosong, sambil memegang secangkir kopi di tangannya.
Rasa rindu akan gadis kecil yang telah mengisi hatinya membuat hidupnya terasa hampa. Setelah lima tahun terpisahkan oleh jarak, membuat kerinduannya semakin tidak bisa di bendung lagi. Saat sedang sibuk dengan pikirannya, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Dengan seketika senyuman tipis terukir indah di wajah tampannya, ketika melihat nama gadis kecilku terpanjang di ponselnya.
Sudah lama dia mengabaikan pesan ataupun panggilan dari gadis kecilnya. Bukannya ingin menghindar ataupun menjauhinya. Namun, dia tau jika dia tidak pantas bersanding dengan gadis kecilnya. Bagaikan langit dan bumi, itulah perbandingan dirinya dengan gadis kecil yang telah menghiasi hatinya.
Setelah berdebat panjang dengan pikirannya, akhirnya Bisma memilih mengikuti kata hatinya. Dia langsung menekan tombol hijau dan meletakkan benda pipih itu ke telinganya. Dengan seketika, senyuman indah langsung menghiasi wajahnya. Dia mendengar suara indah yang begitu manja dan memenangkan hatinya menyebut namanya dari seberang sana.
"Kak Bisma! kenapa kakak tidak pernah mengangkat teleponku? kakak juga tidak pernah membalas pesanku? apa kakak sudah memiliki gadis yang bisa meluluhkan hati kakak di sana?" oceh Sania dari seberang sana.
"Maaf! kakak sibuk. Jadi kakak tidak sempat membalas pesanmu," ucap Bisma singkat dengan mata berkaca-kaca.
"Apa kakak sesibuk itu? Apa Paman Rafi terus memaksamu untuk bekerja?" tanya Sania.
"Tidak! hanya saja aku harus mengerjakan tugasku agar cepat selesai," ucap Bisma.
"Jika tugas kakak selesai, kakak bisa kembali ke kota ini?" tanya Sania penuh antusias.
"Hem!" dehem Bisma sambil mengangguk kecil.
"Baiklah! kalau begitu aku tidak akan menggangu kakak lagi. Agar pekerjaan kakak cepat selesai, dan bisa kembali ke kota ini lagi. Kakak jaga kesehatan kakak di sana ya, jangan lupa makan yang teratur," oceh Sania.
"Ia! Terima kasih," ucap Bisma tersenyum.
"He.. he... pasti kakak tersenyum di sana. Sudah, kakak bekerja lagi ya. Agar pekerjaan kakak cepat selesai, dan kakak bisa kembali secepatnya. Ingat! jaga mata dan hati kakak ya. Karena aku akan selalu menunggu kakak. selamat malam, jangan terlalu lelah ya. Aku merindukan kakak," ucap Sania tersenyum manja.
"Kakak juga merindukanmu, Sayang," batin Bisma tidak sanggup lagi membendung kerinduannya.
"Baiklah! Kau juga istirahat ya. Ingat jangan suka begadang. Kau harus jaga kesehatanmu," ucap Bisma.
"Kakak ternyata perhatian juga. Aku jadinya makin cinta deh," ucap Sania sambil kekeh kecil.
"Sudah! kakak sibuk. Kakak matikan ya," ucap Bisma lalu mematikan panggilannya.
Dia menatap ponselnya sambil tersenyum bahagia. Mendengar suara Sania saja sudah membuat jantungnya berdegup kencang. Namun, dia langsung menepis semua pikirannya. Dia harus tau siapa dirinya, dia hanyalah seorang asisten pribadi. Dia tidak pantas bersanding dengan Sania puteri tungal keluarga Wirawan.
Sedangkan di sebrang sana, Sania sedang bersorak ria. Mendengar suara Bisma saja membuat hatinya sangat bahagia. Apalagi ketika mendengar perhatian Bisma, hati Sania langsung berbunga-bunga. Semua beban pikirannya langsung sirna setelah bicara dengan Bisma kesayangannya.
"Arghhh! Kak Bisma menghawatirkan keadaanku. Pasti dia juga diam-diam mencintaiku," ucap Sania bersorak ria sambil mencium ponselnya.
Dia membaringkan tubuhnya di atas ranjang sambil menatap langit-langit kamarnya. Senyuman bahagia terus melingkar indah menghiasi wajah cantiknya. Dia membayangkan senyuman Bisa yang membuat hatinya meleleh seketika, sambil tersenyum bahagia.
"Aku yakin Kak Bisma akan pulang secepatnya. Aku harap suatu saat nanti kami bisa bersatu untuk selamanya. Aku tidak perduli walaupun dia bukan pengusaha kaya. Karena bagiku hidup bersamanya jauh lebih berarti dari pada hidup bergelimbang harta. Aku yakin Kak Bisma adalah pria yang baik dan bertanggung jawab. Dia pasti bisa membahagiakanku, aku juga akan belajar menjadi wanita yang baik untuknya," gumam Sania berbicara sendiri.
Dia perlahan mengambil batal guling kesayangannya dan memeluknya dengan hangat. Dia berharap suatu saat nanti bantal guling itu akan di gantikan oleh Bisma. Dia membayangkan jika berada di dalam pelukan Bisma pasti rasanya sangat hangat dan penuh ketenangan. Dia mencoba memejamkan matanya dan berharap hari dapat dengan cepat berlalu. Dia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Bisma, dan memeluknya untuk melepaskan semua rasa rindu yang dia pendam selama ini.
"Malam! cepatlah berganti. Dan bawalah pangeran tampanku kepadaku. Karena aku sudah sangat merindukannya. Angin katakan kepadanya, cepatlah pulang. Karena aku sedang menunggunya. Bulan terangilah malamnya, jangan biarkan dia merasa sendirian, karena aku akan selalu ada bersamanya," gumam Sania lalu memejamkan matanya.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Unhy Anwar
usia bisma dngan sania jarak brp tahun?
2023-08-18
1
Nhelly Pebriyanty
semangat Sania dan bisma
2023-08-09
1
Nur Hidayat
semangat bisma
2023-06-06
1