"Yuki!" teriakan Sania langsung mengema di kediaman Wildan.
"Eh! ada nak Sania. Yuki nya masih tidur," ucap Shinta sambil menata masakannya di atas meja.
"Dasar! itu anak," ucap Sania membuang napasnya kesal, mengingat kelakuan Yuki yang selalu bangun kesiangan.
"Tante masak apa? sepertinya enak," ucap Sania menatap masakan Shinta yang tertata rapi di atas meja.
"Wah, ada Sania. Mau cari Yuki ya?" tanya Wildan yang telah berpakaian rapi berjalan mendekati mereka
"Ia, Paman! tapi kata tante dia belum bangun," ucap Sania memanyunkan bibirnya.
"Coba kau bangunin sana. Nanti kalian terlambat masuk kampusnya," ucap Wildan lalu duduk dan bersiap untuk sarapan.
"Siap, Paman!" ucap Sania tersenyum lalu melangkahkan kakinya.
Baru beberapa langkah, Sania langsung menghentikan langkahnya dan kembali mendekati Wildan. Dia menarik kursinya mendekati Wildan lalu menatapnya dengan lekat. Melihat kelakuan Sania, Wildan langsung mengerutkan keningnya binggung.
"Kenapa kau melihat paman seperti itu? jika kau bertanya tentang Bisma, paman tidak tau," ucap Wildan langsung bisa menebak apa yang ada di pikiran Sania.
Karena tebakan Wildan benar apa adanya, Sania langsung memasang wajah memelas nya. Bukan Sania namanya jika tidak bisa mendapatkan informasi yang dia inginkan. Jujur dia tidak percaya dengan ucapan Rafi, itu makanya dia ingin mencari informasi dari Wildan. Dia yakin jika Wildan tidak mungkin bisa membohonginya. Karena di antara semua sahabat papanya, cuman Wildan yang paling polos dan tidak bisa menjaga rahasia.
"Paman! Aku yakin paman mengetahui sesuatu. Kenapa kalian semua tega menjauhkanku dengan Kak Birma. Apa aku salah jika aku ingin mengejar cintaku?" ucap Sania langsung menunduk sedih.
Melihat wajah sedih Sania, Wildan langsung mengusap wajahnya kasar. Dia langsung merasa tidak enak ketika melihat Sania sedih seperti itu. Itu memang kelemahan Wildan, dia tidak bisa melihat para gadis kecilnya bersedih. Baginya tidak ada bedanya Yuki, Sania dan putri sahabatnya yang lainnya. Dia sama-sama menyayangi mereka semua.
"Kau ini, Paman tidak tau. Kenapa kau terus memaksa paman?" tanya Wildan membuang napasnya kasar.
"Paman jahat. Paman sama saja dengan papa dan Paman Rafi," ucap Sania kesal lalu bangkit dari duduknya.
"Ok! Bisma akan kembali. Tapi paman tidak tau kapan," ucap Wildan akhirnya buka suara.
"Paman serius? paman tidak membohongi Sania 'kan?" tanya Sania.
"Ia! paman serius. Tapi jangan bilang paman yang memberitahumu," ucap Wildan.
"Ok paman. Aku akan menutup mulut rapat-rapat. Paman tidak perlu khawatir. Tapi apa Kak Rafi akan pulang minggu depan?" tanya Sania penuh antusias.
"Paman tidak tau. Karena Bisma harus menyelesaikan tugasnya terlebih dulu," ucap Wildan.
"Kau yang sabar saja. Jika kau dan Bisma berjodoh pasti kalian bersatu. Lebih baik kau belajar yang giat saja dulu. Jangan pikirkan yang lain," ucap Shinta mengusap lembut rambut Sania.
"Ia, Tante. Aku bangunin Yuki dulu ya," ucap Sania bangkit dari duduknya.
"Terima kasih ya, Paman. Paman memang pamanku yang paling terbaik," ucap Sania memeluk Wildan dengan penuh kasih sayang.
"Sama-sama, Sayang. Kau jangan terlalu memikirkan Bisma dulu ya. Paman yakin kalian pasti bisa bersatu. Buktinya sampai sekarang Bisma belum menikah. Pasti dia menunggumu," ucap Wildan menarik hidung mencung Sania
Mendengar ucapan Wildan, Sania langsung menunduk malu dengan wajah merah merona nya. Dia langsung tersenyum bahagia lalu melangkahkan kakinya menuju kamar Yuki. Wildan dan Shinta hanya menatap kepergian Sania sambil tersenyum kecil. Mereka kembali melanjutkan sarapan mereka, dan membiarkan Sania yang mengurus putri mereka yang seperti kebo itu.
Sesampainya di kamar Yuki, Sania melihat Yuki masih tertidur pulas di balik selimutnya. Namun, yang membuat Sania terkejut bukan hanya itu saja. Dia melihat foto seorang pria tampan yang yang terpajang di dinding kamar Yuki.
"Gila! Yuki ternyata jauh lebih gila dari aku," ucap Sania melihat koleksi foto Aldan yang memenuhi kamarnya.
Lalu Sania menatap Yuki sambil membuang napasnya kasar. Dia memikirkan cara agar dia bisa membangunkan Yuki dengan mudah. Karena membanginkan Yuki bukanlah hal yang mudah.
"Arghh! Kak Aldan. Kak Aldan menghubungiku," pekik Sania bersorak tepat di telinga Yuki.
"Kak Aldan! mana Kak Aldan? Dia adalah milikku," oceh Yuki langsung bangkin dari tidurnya.
"Ha.... ha... Kena tipu," ucap Sania tertawa lepas.
Mengetahui jika dirinya telah di kerjain oleh Sania, Yuki langsung memanyunkan bibirnya kesal. Dia mengambil bantal lalu meleparkannya ke wajah Sania. Sania dengan sigap menghindari lemparan Yuki, lalu menjulurkan lidahnya mengejek Yuki.
"Apa kau tidak punya kerjaan pagi-pagi seperti ini? aku masih mengantuk," ucap Yuki kembali membaringkan tubuhnya.
"Eh! Kau tidak kuliah? lihat, sudah jam berapa ini?" ucap Sania menunjukkan jam kepada Yuki.
"Apa! sudah jam tujuh. Kenapa kau tidak mengatakannya sejak tadi?" ucap Yuki melompat lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
"Aku tunggu kau di bawah. Aku lihat tante tadi masak enak. Aku mau sarapan dulu, bye," ucap Sania berlari keluar dari kamar Yuki.
"Kau sisakan untukku. Jangan sampai aku tidak sarapan karenamu," teriak Yuki dari dalam kamar mandi.
"Ok! tapi kalau tidak lupa," ucap Sania terkekeh kecil lalu berlari ke ruang makan.
Sania yang melihat Wildan dan Shinta sedang sarapan bersama langsung ikut bergabung. Kebetulan dia tadi belum sempat sarapan, jadi dia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Setelah beberapa menit, akhirnya Yuki turun sambil merapikan rambutnya mengunakan jari. Sebelum Sania menghabiskan sarapannya, dia langsung duduk bergabung dan sarapan bersama.
"Kau mandi pakai jurus dua jari ya?" tanya Sania melihat Yuki yang turun dengan cepat.
"Tentu saja tidak! kau kira aku ini gadis apaan? Tapi aku mengambil jurus mandi lima menit," ucap Yuki terkekeh kecil.
"Itu mah sama saja," ucap Sania ketus lalu kembali menyantap makanannya.
Setelah selesai sarapan, mereka langsung berjalan keluar secara bersama-sama. Mereka berjalan menuju mobil mereka masing-masing. Saat sampai di mobilnya, Sania melihat kesana kemari. Ketika melihat halaman itu kosong, Sania langsung memanggil Yuki.
"Yuki! balapan yuk," ucap Sania dengan suara pelan agar tidak ada yang mendengarnya.
"Ok! siapa yang sampai kampus terlebih dulu, akan makan gratis selama seminggu," ucap Yuki.
"Ok! Jadi siapkan uang sakumu," ucap Sania tersenyum lalu masuk kedalam mobilnya.
Dia langsung mengemudikan mobilnya keluar dari perkarangan rumah Wildan. Mereka berdua mengemudikan mobil mereka dengan kecepatan tinggi. Tidak ada rasa takut di anatara keduanya, mereka terus mengemudikan mobil mereka melewati pengemudi lain.
"Sial! aku tidak boleh kalah. Enak saja jika sampai uang sakuku di gunakan untuk mentraktirnya selama seminggu," batin Yuki terus meninggikan kecepatan mobilnya.
Tinnn....
"Arghh! sial," pekik Yuki geram ketika melihat sebuah mobil mewah berhenti di depannya.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Nur Hidayat
siapa dia
2023-06-05
2
Aditya HP/bunda lia
tenang Yuki gak apa apa kalah soalnya Kaka tampan mu datang tuh ...
2023-06-05
1
Livyana 171
Semangat sania dan yuki💪💪💪
2023-06-04
1