Yuki berlahan turun dari mobilnya. Dia menatap gedung mewah di depannya sambil membuang napasnya pelan. Dia mencoba untuk menyiapkan mentalnya untuk bertemu dengan pujaan hatinya. Dia sudah berani melangkah, jadi sangat pantang untuknya mundur kembali. Dia perlahan melangkahkan kakinya memasuki gedung mewah itu dengan begitu anggunya.
Melihat kedatangan Yuki, banyak orang yang menatap kagum kecantikannya. Bahkan ada juga yang menatap binggung kedatangan Yuki ke kantor bos mereka. Berbagai pertanyaan langsung memenuhi pikiran mereka, karena mereka melihat Yuki meninggalkan pesta waktu itu sambil menangis.
"Hai! kau Yuki 'kan? sahabat Sania," ucap seorang gadis berparas cantik mendekati Yuki.
"Ia! kau siapa?" tanya Yuki bingung.
"Kenalin aku Delia Husna, kau magang di sini juga?" tanya Delia tersenyum.
"Ia! kebetulan aku juga magang di sini. Kalau begitu asik, dong. Kita bisa berteman di sini," ucap Yuki tersenyum.
"Tentu saja! aku sangat senang bisa berteman denganmu," ucap Delia tersenyum bahagia.
"Eh! kau tau tidak. Aku dengar Tuan Aldan sangat tampan lho, aku rasa kita akan betah magang di sini," ucap Delia tersenyum membayangkan wajah tampan Aldan.
"Eh! kau mau jadi pelakor ya? Kak Aldan sudah tunangan," ucap Yuki kesal mendengar kakak tampannya di puji wanita lain.
"Apa! jadi dia sudah tunangan?" tanya Delia terkejut.
"Ia! sudahlah, ayo kita bergabung dengan anak yang lainnya. Nanti kita kena hukum saat pertama masuk," ucap Yuki melirik jam tangannya.
"Kau benar!" ucap Delia langsung berjalan menuju ruangan yang telah siapkan untuk perkumpulan anak magang.
Yuki dan Delia bergabung dengan anak magang lainnya. Mereka bergosip bersama sambil menunggu perintah dari atasan mereka. Ada yang bergosip tentang ketampanan pewaris perushaan itu sehingga membuat Yuki menjadi kesal. Namun, dia tetap berusaha mengontrol dirinya. Dia tidak mau di ejek teman-temannya karena mengejar cinta dari pria yang sudah bertunangan.
Hingga akhirnya suara hentakan sepatu yang memasuki ruangan itu membuat mereka semua langsung terdiam. Mereka langsung merapikan duduk mereka sambil menatap pria yang sangat tampan dan gagah masuk ke ruangan itu. Aldan masuk dengan wajah datar tanpa ekspresi, sehingga membuat para mahasiswa itu langsung takut melihatnya.
"Selamat siang semuanya!" ucap Aldan menatap mahasiswa itu satu persatu.
"Siang, Pak!" ucap semuanya serentak.
"Perkenalkan saya Aldan Arya Wijaya, saya yang akan membimbing kalian selama magang di kantor saya. Saya harap kalian semua bisa mengikuti tata tertib kantor ini dengan baik," ucap Aldan tegas.
"Ingat! kunci dalam sebuah pekerjaan adalah Kejujuran dan kerja keras. Ingat, saya paling tidak suka jika ada karyawan saya yang berbohong dalam hal apapun. Jadi saya harap kalian bisa mulai pekerjaan kalian dengan baik," ucap Aldan kembali sambil menatap satu persatu mahasiswa itu.
Hingga akhir matanya teruju kepada Yuki, dia melihat Yuki terlihat sangat bahagia, tanpa ada raut kesedihan sedikitpun. Melihat itu, Aldan menjadi binggung sendiri. Dia merasa heran kenapa Yuki bisa seceria itu, bahkan dia tidak melihat raut kesedihan yang terpancar di wajahnya.
"Kau! siapa namamu?" tanya Aldan menunjuk ke arah Yuki.
"Saya, Pak?" tanya Yuki menunjuk dirinya.
"Ia! kau," ucap Aldan datar.
"Yuki Yuspika. Bapak pangil saja saya Yuki," ucap Yuki tersenyul manis sambil mengedipkan matanya.
Melihat kelakuan Yuki, Aldan langsung tersenyum kecil. Senyuman yang sangat kecil, akan tetapi terlihat sangat jelas, sehingga membuat para mahasiswa itu langsung menatap Yuki dan Aldan secara bergantian sambil terkekeh kecil.
"Ok! Yuki, kau di tugaskan menjadi sekertaris saya. Karena sekertaris saya sedang cuti selama tiga bulan, jadi kau yang mengantikannya," ucap Aldan tegas.
"Apa! sejak kapan saya meminta cuti?" batin seorang wanita cantik dan seksi yang berada di samping Aldan.
"Baik, Pak!" ucap Yuki tersenyum bahagia.
"Baiklah! setelah ini kau temui saya di ruangan saya. Dan untuk kalian semua bekerjalah dengan baik di sini," ucap Aldan lalu menyerahkan para mahasiswa itu kepada Asitennya lalu keluar dari ruangan itu di ikuti oleh sekertarisnya.
"Pak! perasaan saya tidak ada minta cuti," ucap Sekertaris Aldan sambil berjalan mengikutinya.
"Kau memang tidak meminta cuti. Tapi saya yang mencutikanmu," ucap Aldan menghentikan langkahnya sambil menatap sekertarisnya itu.
"Maksudnya! bapak memecat saya?" tanya sekertarisnya itu membulatkan matanya terkejut.
"Tidak! kau cukup berlibur atau bermalas-malasan selama tiga bulan. Saya akan memberikan gajimu dua kali lipat selama tiga bulan itu. Tapi kau harus membuat surat permintaan cutimu saat ini juga," ucap Aldan.
"Dua kali lipat? ok, saya akan membuat surat permintaan cuti say secepatnya," ucap sekertarisnya penuh semangat mendengar kata gaji dua kali lipat.
"Baiklah! silahkan. Saya tunggu selama dua menit," ucap Aldan lalu kembali melangkahkan kakinya.
"Apa dua menit! dasar bos tidak punya hati. Tapi tidak apa-apa. Dua kali lipat," ucap sekertarisnya itu tersenyum bahagia lalu berlari kecil menuju mejanya.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Jamain Jamain
😂😂😂😂paldan curi kesempatan
2023-08-05
1
Felicya
hahahha enak kalau punya bos kaya gitu ya😂😂
2023-08-01
1
dewi.kelly
𝚕𝚊𝚗𝚓𝚞𝚝 𝚔𝚔
2023-06-13
1