Apakah Anakku?

Agam bernapas lega setelah melihat kondisi ayahnya baik-baik saja, setelah tadi ia berpikir jika ayahnya mungkin saja telah meninggalkannya.

Dokter mengatakan jika kondisinya sudah kembali normal, walaupun tadi ayahnya sempat dalam kondisi yang sangat serius.

Agam keluar dari ruangan ayahnya, ingin memberitahu sang ibu jika ayahnya sudah baik-baik saja, agar ibunya tak khawatir. Saat Agam berjalan menghampiri mereka, ia kembali melihat Adelia yang duduk di samping ibunya. Entah mengapa ada perasaan yang menghubungkannya dengan anak itu, ia merasa jika ia sangat dekat walau mereka baru pertama bertemu. Hatinya mengatakan jika ia memiliki hubungan dengan anak itu, sehingga ingatannya tertuju pada kejadian 5 tahun yang lalu, saat mereka menghabiskan malam bersama

Terpikir olehnya mungkinkah malam itu benihnya berkembang di rahim Vany, mengingat malam itu mereka sama sekali tak menggunakan alat pengaman atau mengantisipasi adanya kemungkinan kehamilan yang akan terjadi dari hubungan mereka.

Agam mempercepat langkahnya saat melihat Yana, "Permisi, kamu yang tadi bersama dengan Vany, kan?" tanya Agam yang menghentikan Yana yang datang dan ingin berjalan ke arah Vany dan ibunya dengan kantong belanjaan yang ada di tangannya. Yana baru saja kembali dari membeli air mineral.

"Vany?" tanya Yana tak mengerti siapa Fany yang dimaksud oleh Agam.

"Maksudku Febri dan anaknya."

"Oh … Iya, Pak. Saya Yana. Saya yang selama ini menjaga Adelia saat ibunya pergi bekerja dan hari ini karena kecerobohan saya, Adelia jadi terjatuh dan sampai kakinya terkilir," jelas Yana, yang ia tahu jika pria yang ada di depannya itu adalah bos Vany, berharap dengan mendengar cerita itu Vany bisa mendapat keringanan untuk tak bekerja satu atau dua hari ke depan.

"Boleh saya tahu tanggal ulang tahun Adelia, anak dari Vany, maksudku Febri," ucap Agam yang tak tahu mengapa semua orang-orang di sekitar Fany memanggilnya dengan nama Febri dan baru tau jika anak Vany bernama Adelia.

Yana pun menyebutkan tanggal ulang tahun Adelia yang ia ketahui, membuat Agam terkejut. Karena jika dihitung dari waktu mereka melakukan hubungan hingga saat ini memang usia Adelia ada kemungkinan adalah anaknya, jika saat itu Vany hamil benihnya.

Tanggal ulang tahun Adelia juga 9 bulan dari malam itu.

Apakah Adelia memang melihat putrinya.

"Maaf. Apa kamu mengenal siapa ayahnya Adelia?" tanya Agam lagi ingin memastikan jika tebakannya tak salah.

"Jika masalah itu maaf, Pak. Saya juga tak tau. Selama ini saya tak pernah melihat ayah Adelia, Vany hanya mengatakan jika mereka telah bercerai, dan selama ini Vany merawatnya sendiri.

"Ya sudah, terima kasih informasinya," ucap Agam membuat Yana pun kembali melanjutkan langkahnya, ia menghampiri mereka dan memberikan air mineral yang tadi dibelinya kepada Vany.

Vany membuka air mineral tersebut, tadi ia sangat gugup saat mendengar pertanyaan dari ibu Agam. Beruntung Yana datang, membuat ia mengabaikan pertanyaan itu dengan memberikan air mineral kepada ibu bosnya itu.

Sari, Ibu Agam menerima air minum yang diberikan oleh Vany. Ia pun meminumnya dan kembali melihat ke arah Adelia yang juga kini melihat menatapnya.

"Apa dia putrimu?" tanyanya membuat Vany pun mengangguk, tadinya Vany berpikir ibu Agam itu akan melupakan pertanyaannya. Namun, sepertinya Ia masih penasaran dengan Adelia.

"Wajahnya sangat cantik, sangat mirip denganmu. Pasti ayahnya juga sangat tampan," ucap Ibu Sari.

"Iya, Bu. Ayahnya pasti sangat tampan, setampan diriku," ucap Agam yang tiba-tiba bergabung dengan mereka dan mengusap kepala Adelia, membuat Vany terkejut dengan ucapan Agam dan sikap yang Agam tunjukkan kepada putrinya.

"Iya, tadinya Ibu juga berpikir jika mungkin saja anak ini adalah anakmu, wajahnya sangat mirip denganmu, Nak," ucap Ibu Sari dengan tertawa kecil, ia ikut mengusap rambut Adelia. Ada rasa sayang yang tiba-tiba muncul di hatinya melihat mata Adelia.

Agam hanya tersenyum dan membenarkan apa yang diucapkan oleh ibunya, jika wajahnya memang sangatlah mirip dengan anak Vany, yang mungkin juga adalah anaknya. Yana yang mendengar itu juga membenarkan kemiripan mereka.

Namun, Agam tak ingin langsung mengambil kesimpulan, ia harus membuktikan beberapa hal lagi untuk meyakinkan jika Putri Vany juga adalah putrinya.

"Oh ya, Nak. Bagaimana kondisi ayahmu?"

"Kondisi ayah sudah baik-baik saja, Ibu tak usah khawatir," ucap Agam lagi.

"Alhamdulillah, syukurlah. Ibu sangat khawatir. Agam, tak bisakah kamu mengabulkan permintaannya ayahmu untuk segera menikah, Nak. Ibu takut jika keinginan ayah tak bisa terkabul. Ia sangat ingin melihat kamu menikah."

"Baik, Bu. Beri Agam waktu sedikit lagi."

Mendengar jawaban putranya, Sari merasa lega. Karena selama ini jika ia meminta hal itu, Agam hanya diam dan tak menanggapi.

Terpopuler

Comments

Rosmaliza Malik

Rosmaliza Malik

jangankan menantu Plus cucu sekali bu... Agam bawakan

2024-05-02

0

Zainab Ddi

Zainab Ddi

Uda ada cucu Bu sabar sebentar lg

2024-05-06

0

qeeraira

qeeraira

lanjuuuut ka M Anha 🤗🤗🤗
akhirnya kebenaran Adelia tentang siapa ayahnya mulai terbuka 😍😍
benar juga keputusan Agam harus mencari bukti yang meyakinkan walaupun hati sudah bertaut pada Adelia,, misalnya tes DNA biar semua jadi bukti..
**Agam gatau aja kalo hati Vani lagi cenat cenut melihat anaknya dekat dengan ayahnya dan neneknya

2023-06-10

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!