Pernikahan Dadakan

"Apa maksudmu menikah?" tanya Agam terkejut dengan permintaan Vany yang mendadak apalagi dalam situasi mereka saat ini, di mana orang-orang di luar seolah siap untuk memberi mereka pelajaran. Agam bisa melihat jika mereka membawa tongkat di tangan mereka masing-masing.

"Iya, Pak. Aku mohon nikahi aku, Pak. Aku tak masalah jika bapak menikahiku hanya satu minggu saja, atau bahkan satu hari, yang penting bapak bisa membawaku pergi dari kampung ini. Pakai uang ini untuk mahar, berikan kepada pamanku dan katakan Jika Bapak ingin menikahiku dan menggantikan uang Pak Yosep," mohon Vany mengatupkan kedua tangannya dengan masih memegang uang 20 juta yang ada di tangannya.

"Tidak, aku tak mau ikut dalam masalah kalian. Kamu selesaikanlah masalahmu dengan mereka. Aku sudah memberikanmu uang 20 juta itu carilah jalan keluar lainnya."

"Tidak, Pak. Jika aku memberikan uang 20 juta ini kepada pamanku dan pamanku berhasil membayar hutangnya, tidak berarti aku sudah terbebas dari mereka. Bisa saja pamanku kembali meminta uang lebih pada pria tua itu agar bisa menikahkanku dengannya. Pamanku pasti akan menggunakan segala cara untuk mendapatkan uang, termasuk menjualku, Pak."

Agam berpikir sejenak. Apakah ia harus menolong wanita yang ada di depannya saat ini yang tengah menangis tersedu-sedu atau memilih meninggalkan wanita itu dengan uang 20 juta yang sudah diberikannya, menurutnya memberikan uang 20 juta sudah merupakan lebih dari cukup untuk kecelakaan yang tadi mereka alami. Lagi pula luka gadis itu tak begitu parah hingga ia harus bertanggung jawab dan menikahinya. Ia hanya mengalami luka kecil dan dalam beberapa hari saja pasti sudah sembuh.

"Aku janji, Pak. Aku tak akan mengganggu kehidupan Anda kedepannya. Cukup nikahi aku dan bawa aku pergi dari sini, setelahnya kita akan berpisah. Anda bisa mengucapkan kata talak dan kita selesi. Aku sangat berterima kasih jika Bapak mau melakukan hal itu padaku, tolong Pak selamatkan aku dari sini. Jika Bapak tak melakukannya dan benar pamanku akan kembali memaksaku untuk menikahi pria tua itu walaupun telah memberikan uang ini padanya, aku akan mengakhiri hidupku saat itu juga, Pak. Aku akan mencari Bapak setelah aku tiada."

"Ya ampun kenapa kamu membawaku dalam masalahmu. Baiklah, aku akan coba melakukan apa yang kamu minta. Aku akan mengatakan kepada mereka jika kita memiliki hubungan dan aku ingin menikahimu. 20 juta itu akan aku menambahkan 10 juta lagi," ucap Agam kembali mengambil uang dalam tasnya, "Uang 30 juta ini akan aku jadikan mahar. 20 juta untuk membayar hutang pamanmu 10 juta lagi terserah pamanmu mau menggunakan untuk apa. Bagaimana?"

"Iya, Pak. Terima kasih banyak, aku yakin pamanku akan setuju apalagi dia sudah mendapatkan untung 10 juta. Aku akan mengganti uang bapak walau harus mencicilnya."

"Dia itu pamanmu atau musuhmu? Kenapa dia terdengar seperti mucikari yang menjualmu kepada pria tua yang kau maksud?"

"Sangat panjang jika dijelaskan, pak. Sebaiknya kita keluar sekarang dan Bapak mengatakan apa yang tadi Bapak katakan. Lihatlah mereka bahkan sudah hampir merusak mobil Bapak," ucap Vany yang melihat mereka masih terus menggoyang-goyangkan mobil tersebut agar mereka keluar.

"Ya sudah, tapi jika aku sudah melakukan hal yang tadi kita rencanakan, tetapi pamanmu tetap tak setuju kamu jangan meminta lebih lagi dariku. Aku ingin segera pulang, aku banyak urusan!"

"Iya, Pak. Tentu saja," ucap Vany mengangguk yakin. Ia yakin keserakahan pamannya pasti akan mengizinkan mereka menikah dan mengizinkan suaminya membawanya pergi dari kehidupannya, dengan begitu beban mereka akan berkurang dan mendapat untung dari sisa uang yang akan didapatkannya.

Keduanya pun keluar dari mobil, begitu Vany keluar ia langsung ditarik oleh pamannya.

"Dasar ya kamu, tak tahu di untung. Berani-beraninya kamu mencoba kabur dari paman, Ha!" ucap paman kemudian ingin melayangkan tamparan ke wajah Nany. Namun, vany langsung menyembunyikan wajahnya dibalik kedua tangannya, dia menutupi wajahnya dengan kedua tangan yang memegang dua ikat uang yang tadi diberikan Agam.

"Uang? Uang siapa itu?" tanya Paman dengan tangan yang tergantung di udara siap untuk menampar Vany.

Vany yang menyadari apa yang dikatakan pamannya langsung menyembunyikan uang itu dibalik badannya.

Agam langsung menghampirinya.

Mereka semua yang ada di sana melihat ke arah Agam, termasuk Pak Yosef yang baru saja datang dan menatap Vany dengan tatapan kesal saat Vany memegang lengan pemuda tampan yang ada di sampingnya itu.

"Vany siapa dia?" tanya paman.

Vany menyikut lengan Agam untuk menjawab.

"Saya kekasihnya Vany, kami sudah menjalin hubungan cukup lama dan Saya dengar Anda ingin menikahkannya dengan orang lain. Saya tidak terima akan hal itu," ucap Agam.

"Aku pamannya. Aku yang membesarkannya dan aku berhak untuk menikahkannya dengan siapa saja yang aku mau."

Agam mengambil uang yang ada di tangan Vany dan menggabungkannya dengan uang yang ada di tangannya, kini ia sudah memiliki uang 30 juta dan menyodorkannya kepada Paman Vany.

"Aku dengar dari Vany jika Anda memiliki hutang dan akan membayarnya dengan menikahkan Vany dengan seseorang. Aku akan membayar hutang Anda, ini uang 30 juta dan saya harap Anda bisa merestui hubungan kami. Aku ingin menikahi Vany dengan uang 30 juta ini sebagai maharku. Bagaimana?"

"Tidak bisa! Vany tetap akan menikah denganku!" ucap pak Yosep tak terima.

"Paman, jika Paman tak merestu hubungan kami dan tetap memaksaku untuk menikah dengan pria tua ini. Akan aku pastikan jika hanya jasadku yang akan menjadi pengantinnya," ucap Vany menata pamannya dengan wajah kesal dan mata memerah.

Paman Vany berpikir, jika Vany sampai benar melakukan semua itu dan meninggal. Ia akan kembali mendapat masalah dan sudah dipastikan hutang nya pada Pak Yosep tak akan dianggap lunas dan mungkin bahkan Pak Yosep akan menyita tanah dan juga rumahnya. Namun, jika dia mengizinkan Vany untuk menikah dengan kekasihnya itu bukan hanya ia bisa terbebas dari hutang, akan tetapi juga mendapatkan untung.

"Baiklah, aku akan menikahkan kalian," ucap Paman Vani yang langsung mengambil uang 30 jt yang ada di tangan Agam.

"Tidak! Vani harus menikah denganku. Anda memiliki hutang yang harus Anda bayar!"

"Utangku hanya 15 juta kepada Anda dan bunganya 4 juta rupiah ini aku genapkan menjadi 20 juta. Aku rasa itu cukup untuk melunasi hutang-hutangku dan aku sekarang aku tak memiliki hutang lagi pada Anda," ucap paman Vany memberikan uang 20 juta kepada pak Yosep kemudian memasukkan uang 10 juta ke dalam sakunya.

"Ayo nak Vani, kita pulang. Sebaiknya kalian menikah besok pagi. Paman sudah bicara pada penghulu dan ia akan datang besok pagi jam 09.00."

Mendengar itu Vany berdecak kesal, ternyata pamannya bahkan sudah menyiapkan semuanya walau ia belum setuju untuk menikah dengan pria tua itu, bahkan pamannya sudah membuat janji dengan penghulu.

"Tidak! Saya ingin menikah dengan Vani malam ini juga dan saya akan membawanya pergi malam ini dari sini."

"Malam ini juga?" tanya paman Vany terkejut menatap Agam dan juga Vany secara bergantian.

"Iya, malam ini juga. Saya tak mau menundanya hingga besok. Lihatlah pria tua ini punya banyak anak buah, saya tak ingin celaka dengan menginap di kampung ini dan bisa menggagalkan pernikahan kami jika ditunda," ucap Agam melihat para bawahan pria tua itu yang mengelilinginya dengan tongkat di tangannya.

Beruntung ada beberapa warga yang juga ikut menyaksikan apa yang saat ini sedang terjadi di sana. Jika tidak mungkin orang-orang pak Yosep itu telah memukuli mereka karena menolak lamarannya dan Paman Vany juga berpikir apa yang dikatakan pemuda itu benar. Mungkin lebih baik Ia memang menikahkannya malam ini juga.

"Baiklah tak masalah. Aku akan menelpon penghulu, kalian bisa menikah seadanya saja," ucap Paman Vany, membuat Vany dan juga Agam pun mengangguk setuju.

Mereka pun setuju untuk melaksanakan acara pernikahan secepatnya, karena jam sudah menunjukkan pukul 02 dini hari dan Agam ingin segera dinikahkan, membuat mereka pun menikah hanya disaksikan oleh beberapa warga kampung yang juga hadir mendengarkan perdebatan mereka. Tak ada pesta, hanya ada penghulu saksi yang hadir di sana.

Suara sah bergema di balai desa, di mana Agam kembali meminta untuk mereka menikah di balai desa saja.

Agam merasa kasihan melihat Vany yang ternyata yatim piatu dan sepertinya pamannya sama sekali tak memiliki belas kasihan padanya.

Begitu mereka sudah menikah. Agam langsung membawa Vany pergi dari kampung itu, sepanjang jalan Vany hanya terus diam dan melihat keluar jendela, saat ini ia telah keluar dari kampung itu sebagai istri dari seorang yang baru saja dikenalnya, sedangkan Agam sendiri juga fokus membawa mobilnya menuju ke kota. Ia tak lagi pengantar Vany ke terminal, tetapi langsung menuju ke kota di mana tujuan keduanya memang ingin pergi ke kota.

Tak ada pembicaraan di antara keduanya, hingga matahari pun mulai terbit dan mereka sudah tiba di perkotaan.

"Berhenti! berhenti di sini saja. Kita sudah sampai dikota, Anda bisa turunkan saya di sini," ucap Vany membuat Agam pun menepikan mobilnya di bahu jalan.

"Disini?"

"Maaf telah mengacaukan hidup Anda, Pak. Jika Anda ingin menceraikanku sekarang juga silahkan ucapkan kalimat talak untukku," ucap Vany melihat ke arah Agam.

Terpopuler

Comments

Zainab Ddi

Zainab Ddi

wah jd cerai ngak ya

2024-05-06

0

Anik Trisubekti

Anik Trisubekti

Agam tak sekejam pamanmu Fany dia pasti akan mencarikanmu tempat tinggal

2023-06-08

2

qeeraira

qeeraira

pamannya Vani bener bener penjahat yang tega menjual keponakannya apalagi anak yatim-piatu.. keputusan yang tepat keluar meninggalkan kampung dan menuju kota agar hidup lebih baik..
semangat Vani ✊✊✊

2023-06-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!