Pekerjaan Baru

5 tahun kemudian.

Febri sangat senang saat diterima bekerja di sebuah perusahaan yang cukup besar.

"Aku pasti bisa bekerja di perusahaan ini dan menjadi pegawai tetap," ucapnya di saat ia masih harus melewati 3 bulan masa trainingnya. Jika dia layak, dia akan menjadi pegawai tetap di perusahaan tersebut. Namun, jika tidak ia harus merelakan tempatnya digantikan oleh orang lain.

Febri melangkahkan kakinya masuk ke dalam gedung yang begitu megah dan mewah itu, ia tak hentinya mengagumi interiornya. Febri memberi hormat kepada beberapa karyawan yang dijumpainya.

Ia bisa merasa jika karyawan senior yang ada di kantor itu dan akan menjadi rekannya, memiliki beberapa karakter berbeda, ada yang menyebutnya dengan senyuman, tetapi tak banyak juga yang hanya meliriknya.

Namun, semua itu bukan masalah untunya. Ia telah banyak mempelajari kehidupan di kota, jika orang-orang di kota cenderung lebih fokus pada kehidupan mereka sendiri, jarang bergaul dengan orang yang belum mereka kenal.

Febri melangkahkan kakinya ke dalam sebuah ruangan yang merupakan ruangan pemimpin divisinya.

"Masuk!" ucap seseorang dari dalam ruangan tersebut, setelah Febri mengetuk pintunya. Ia menarik nafas dan menghembuskannya secara perlahan, menyiapkan diri untuk memperkenalkan diri kepada atasan barunya.

"Febri?" ucap pria yang ada di depannya saat Febri sudah berdiri di sana.

Febri pun mengangguk dan memberikan beberapa berkas tambahan yang ada di bawah tangannya.

Atasan tersebut bernama pak Rahman, ia membuka-buka berkas yang disodorkan Vany, ia mengangguk dan mulai memberikan ID card karyawan pada Vany.

"Selamat bergabung di perusahaan kami, semoga kamu betah dan bisa memberikannya yang terbaik untuk perusahaan ini. Semoga kamu mampu menjadi karyawan tetap disini," ucap pak Rahman membuat Vany mengulurkan tangannya pada atasannya itu.

"Terima kasih, Pak. Mohon bimbingannya," ucapnya, ia bernapas lega. Ternyata pria berkumis tebal yang ada di depannya itu adalah pria yang baik, tak seperti penampilannya yang sangar.

Setelah mendapat id card nya, Vany pun keluar dari ruangan itu dan langsung menuju ke meja kerjanya, ia menatap beberapa barang yang sudah tersedia di sana dari kantor dan beberapa barangnya sendiri yang sudah ditatanya, kemarin ia langsung membawa beberapa barangnya saat dinyatakan diterima bekerja di perusahaan tersebut.

"Adel, mama akan bekerja untukmu, memberikan yang terbaik untukmu, Nak," gumamnya kemudian ia pun mulai mengerjakan beberapa pekerjaan yang sudah ada di depannya, Vany atau yang sekarang bernama Febri merupakan lulusan terbaik di fakultasnya.

5 tahun yang lalu, setelah Agam meninggalkannya ia langsung berkeliling mencari pekerjaan. Namun, ia terus saja mendapatkan penolakan karena hanya membawa ijazah SMA.

Akhirnya Vany pun memutuskan untuk kuliah dengan uang 10 juta yang ditinggalkan oleh Agam.

Semua rencana yang telah disusun rapi menjadi berantakan saat ia mengetahui jika dirinya hamil.

Kehamilannya tak membuat ia menyerah dan tetap berjuang, ia kuliah, bekerja dan menjaga anak. Semua ia lakukan walaupun tak mudah dan penuh perjuangan. Tak jarang ia ingin menyerah, tetapi disinilah ia berada saat ini.

Vany yang merubah namanya menjadi Febri, pindah ke ibu kota dan memiliki apartemen sederhana dari hasil kerjanya sendiri. Kini ia telah menjadi karyawan dan akan berjuang menjadi karyawan tetap. Ia bisa melihat masa depannya dan putrinya lebih baik setelah dinyatakan di terima bekerja di perusahaan tersebut. Kerja kerasnya selama ini terbayar sudah.

"Hai, kamu anak baru 'kan?" tanya salah satu karyawan yang bekerja di devisi yang sama.

"Iya, Pak. Perkenalkan nama saya Febri."

"Baiklah, Febri namaku Dimas. Mulai sekarang kamu bekerja denganku, bantu aku mengerjakan proyek ini," ucap Dimas menyerahkan sebuah berkas dan menjelaskan apa saja yang harus Febri dilakukan.

"Baik Pak, akan saya usahakan hari ini selesai," ucap Febri bersemangat.

Sesuai dengan ucapannya begitu setengah jam lagi jam kantor selesai. Vany menghampiri Dimas dan menyerahkan apa yang tadi Dimas minta untuk dikerjakan tadi.

Dimas membolak-balik hasil pekerjaan Febri dan membacanya dengan teliti, ia mengangguk-angguk kemudian mengacungkan jempolnya.

"Bagus, sangat bagus. Aku puas dengan hasil kerjamu. Kamu baru pertama kali bekerja dan aku hanya menjelaskannya sekali saja kamu bisa mengerjakan semuanya sebagus ini," puji Dimas.

"Terima kasih, Pak. Saya akan melakukan yang terbaik untuk perusahaan ini dan membantu bapak semaksimal mungkin."

"Oh ya, besok datanglah lebih pagi dan pelajari berkas-berkas ini di rumahmu. Vanessa tak bisa hadir menenaniku karena ia sedang sakit. Jadi, kamu yang harus menemaniku untuk rapat besok bersama dengan atasan kita, untuk membahas apa yang tadi kamu kerjakan."

"Baik, Pak," ucap Vany kembali mengambil berkas untuk dipelajarinya, berkas-berkas tersebut adalah materi rapat dengan pemimpin perusahaan tersebut.

Setelah mengambil berkas-berkas tersebut, Vany pun kembali ke kemejanya dan mulai membereskan barang-barangnya. 20 menit lagi jam pulang kantor, ia kan menjemput Adelia di tempat Yana. Salah satu tempat penitipan anak di gedung apartemennya. Mereka bisa menitipkan anak-anak mereka di tempat tersebut dan Febri sudah melakukan itu semenjak usia Adelia 1 tahun. Febri sama sekali tak khawatir saat meninggalkan Adelia bersama Yana.

Yana adalah sahabatnya yang memiliki usaha tempat penitipan anak. Dengan adanya Yana dan usahanya Vany bisa melakukan aktifitasnya selama ini dengan muda, walaupun ia sudah memiliki anak.

Walaupun ia sudah seperti keluarga dengan Yana, Vany tetap membayar setiap bulannya untuk jasa Yana menjaga Adelia. Jika anak lain di rawat oleh suster yang bekerja di sana, Adelia khusus di jaga oleh Yana langsung. Dimana Adelia adalah bayi pertama yang diasuhnya dan merupakan ide awal Yana membuka rumah penitipan anak tersebut. Ide itu muncul saat melihat Febri kelelahan menjaga anaknya sendiri sambil bekerja dan kerepotan membawa anaknya saat sedang ada urusan penting.

Kini ada 20 anak yang di titipkan di tempatnya dan ada 10 suster yang membantu mengawasi anak-anak yang ada disana. Dari bayi hingga anak seusia Adelia, 5 tahun.

Sepulang bekerja Febri yang tinggal di lantai 3 terlebih dahulu menghampiri putrinya yang berada di lantai 2, di mana tempat Yana di sana.

Adelia menyambut kedatangan ibunya dan berpamitan pada Yana, mereka pun kembali ke kediaman mereka yang berada di lantai 3 gedung apartemen berlantai 5 itu.

Terpopuler

Comments

Zainab Ddi

Zainab Ddi

cepet tahun Uda 5 tshun

2024-05-06

0

Anik Trisubekti

Anik Trisubekti

5 tahun sudah berlalu ,gimana nasib Agam🤔

2023-06-08

2

qeeraira

qeeraira

hayoooo Adelia udah tumbuh besar lagi 🥰🥰🥰 gimana nanti ketemu ayahnya ya🤔🤔🤔
**kereeeen Vani mampu bertahan sampai titik keberhasilan kerja yang sesuai dan bisa menghidupi putri kecilnya..
**lanjuuuut ka M Anha 🤗🤗🤗
penasaran bagaimana reaksi Agam pas ketemu Vani apalagi ada Adelia

2023-06-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!