Segera Menemukan Cinta Sejatinya

Atas saran sang mama, Moohan memutuskan untuk berlibur sebentar di tempat mamanya. Dia butuh waktu untuk menenangkan diri dan menjernihkan pikiran. Moohan tidak akan dapat bekerja dengan baik jika dalam otaknya masih dipenuhi dengan bayangan Thalia.

Zack tentu sangat mendukung sahabatnya itu. Tidak mengapa jika untuk sementara waktu dia bekerja sangat keras seorang diri dan meng-handle semua pekerjaan Moohan. Yang penting bagi asisten setia itu, sang bos bisa mendapatkan ketenangan dan tidak terus-terusan larut dalam rasa bersalah dari kesalahan yang sebenernya dia lakukan.

"Ide kamu tadi untuk menyewa detektif, lakukan saja, Zack. Aku tunggu kabar baiknya," pungkas Moohan yang kemudian beranjak keluar dari ruang kerja.

"Kamu bisa panggil Maria agar membersihkan kamarmu dulu, Zack," saran Moohan, sebelum pria tampan itu masuk ke dalam kamarnya.

Zack hanya menganggukkan kepala dan kemudian berlalu menuju ruang belakang untuk memanggil pegawai baru di mansion mewah itu. Pegawai yang menurut Moohan adalah teman baik Thalia. Ya, sesuai janji Moohan dini hari tadi, Maria benar-benar dijemput oleh sopir pemilik mansion tersebut dan mulai hari ini juga resmi bekerja di sana.

Moohan yang baru masuk ke dalam kamarnya, segera membersihkan diri di bawah shower air dingin. Berharap, air yang mengucur deras menimpa kepala dan membasahi seluruh bagian tubuhnya dapat menghilangkan kepenatan dan kesedihan karena tidak dapat menemukan Thalia. Setelah cukup lama berada di bawah shower, pria bertubuh kekar dengan tattoo kecil di dadanya yang semakin menambah kesan seksi jika dia bertelanjang dada itu, mengakhiri sesi mandi dan membalut tubuh dengan handuk sebatas pinggang.

Bos TMC itu memandangi dirinya sendiri di hadapan kaca besar. Senyum tipis, terbit di sudut bibir ketika menyadari pesona yang dia miliki. Namun, sedetik kemudian senyum tersebut sirna kala Moohan kembali mengingat Thalia yang sama sekali tidak tertarik padanya.

"Alexander Thompson, ternyata dia mantan istri pengusaha itu. Dia memang terkenal tampan dan pembawaannya juga pendiam, pantas saja Thalia tidak tertarik denganku karena sikapku yang suka bermain dengan banyak wanita," gumam Moohan.

Pria berahang tegas dengan bulu-bulu kasar memenuhi rahangnya itu segera mengenakan piyama. Dia kemudian membaringkan tubuh lelahnya dan berharap bisa segera tidur. Namun, bayangan Thalia yang menangis dan kecewa padanya kembali melintas, membuat Moohan segera beringsut dan kemudian duduk dengan menyandarkan punggung pada sandaran ranjang.

'Dimana kamu sekarang, Thalia? Apa kamu dan bayimu baik-baik saja? Semoga kalian bertemu dengan orang-orang baik. Aku akan semakin merasa bersalah jika kamu kenapa-napa, Thalia,' monolog Moohan dalam diam.

*****

Ratusan mil dari kota di mana Moohan berada, Thalia baru saja selesai membereskan barang-barang keperluan membuat kue di kios kecil yang baru disewanya. Ya, setelah siang tadi mendapatkan kunci kios dari pegawai pemasaran, Thalia segera berbelanja perabotan di pasar terdekat karena dia harus segera memulai usaha agar jangan sampai kehabisan uang. Thalia kemudian membaringkan tubuh di samping sang putri yang sudah terlelap sejak tadi.

Thalia memandangi wajah tanpa dosa putrinya. Wajah itu begitu damai, membuat senyum Thalia terbit dan menghiasi wajah cantik ibu muda tersebut. Thalia kemudian mencium kening sang putri dengan dalam.

Dia merasa sangat bersyukur memiliki putri seperti Aletha. Bayi mungil itu tidak pernah rewel dan merepotkannya. "Terima kasih sudah hadir dan menemani mommy di dunia ini, Sayang, hingga mommy tidak kesepian meski tidak ada daddy bersama mommy," bisiknya di telinga sang putri.

Air mata Thalia tiba-tiba luruh tanpa dapat dia cegah. Bayangan Alexander yang pagi itu pamit hendak berangkat bekerja, kembali melintas dengan jelas. Suaminya pergi dalam keadaan sehat dan baik-baik saja. Belum setengah jam mobil sang suami meninggalkan mansion, kabar duka itu harus dia terima.

Kabarnya, Alexander meninggal karena insiden kecelakaan maut tersebut. Sang suami pergi tanpa meninggalkan pesan apapun padanya. Belum hilang keterkejutan Thalia akan kabar kematian sang suami, dia harus rela diusir dengan kasar bak seekor binatang dari mansion mewah milik suaminya sendiri.

"Jika memang benar kamu sudah meninggal, semoga kamu mendapatkan tempat istimewa di syurga-Nya, Ale. Sebagaimana tempatmu di hatiku. Kamu akan selalu menjadi satu-satunya pria istimewa di hatiku," gumam Thalia seraya menyeka air matanya.

Thalia kemudian segera memejamkan mata. Dia harus segera tidur agar esok hari bisa bangun lebih awal untuk memulai usahanya. Tidak berapa lama kemudian, napas Thalia terdengar teratur yang menandakan bahwa wanita itu sudah terbang ke alam mimpinya.

*****

Matahari belum muncul untuk menerangi bumi, tetapi Thalia sudah terbangun dan sudah memulai kesibukannya di dapur. Pagi ini, dia berencana untuk membuat beberapa kue yang akan dia jual dengan cara berkeliling di seputar stasiun untuk memperkenalkan dagangannya pada orang-orang, sebelum secara resmi dia membuka kios. Thalia bekerja dengan sangat cekatan karena semua harus sudah siap sebelum sang putri terbangun.

Kios yang sempit yang dibagi menjadi tiga sekat, bagian depan untuk kios, bagian belakang dibagi lagi menjadi dua untuk dapur dan tempat tidur, membuat pergerakan Thalia sedikit terbatas. Namun, dia tetap bersyukur karena bisa mendapatkan tempat yang cukup layak tersebut. Dia juga bisa memasak sambil mengawasi putrinya yang masih tidur dengan membuka kain hordeng.

Hampir dua jam berkutat dengan bahan-bahan kue, kue-kue basah aneka jenis dan rasa itupun telah siap untuk dipasarkan. Thalia bergegas mandi, setelah sebelumnya menata kue-kue tersebut ke dalam dua keranjang berukuran sedang. Usai mandi, wanita cantik itu kemudian membangunkan sang putri dan memandikan Aletha.

"Mimik yang kenyang ya, Sayang, karena kita akan jalan-jalan," ucap Thalia pada sang putri yang sedang menyusu.

Kini, ibu dan bayinya sudah bersiap. Baby Aletha sudah cantik dan wangi. Bayi mungil yang berada dalam gendongan sang mommy itu juga sudah kenyang menyusu. Thalia kemudian bergegas meninggalkan kios, melangkah dengan pasti sambil menenteng dua keranjang di tangan kanan dan kiri, demi masa depan sang putri.

Sambil berjalan, Thalia menyerukan dagangannya. Satu dua orang mulai tertarik dan menghentikan langkah Thalia. Senyum ibu muda itu mengembang sempurna, kala mereka yang membeli dan kemudian mencicipi kue buatannya, memberikan tanda jempol.

"Kuenya lezat, Nyonya. Manisnya pas," kata seorang pria paruh baya yang kemudian membeli lagi dalam jumlah banyak setelah mencicipi sepotong kue.

"Papa benar. Kuenya juga lembut di mulut," timpal istri pria tersebut.

"Syukurlah kalau Anda suka, Tuan, Nyonya. Terima kasih banyak sudah membeli kue-kue saya. Minggu depan, saya mulai berjualan di kios sebelah sana. Jika Anda berkenan, Anda bisa mampir ke kios kecil saya, Tuan, Nyonya," ujar Thalia seraya menunjuk ke arah deretan kios.

Kedua orang paruh baya yang tadi menghentikan langkah Thalia menganggukkan kepala dan kemudian segera berlalu. Thalia lalu melanjutkan langkah untuk menuju stasiun. Langkah Thalia kembali terhenti, ketika ada sebuah mobil mewah yang berhenti tepat di dekatnya.

Seorang wanita paruh baya turun, tersenyum ramah padanya dan kemudian menunjuk keranjang yang dibawa Thalia. "Jualan apa?" tanyanya dengan suara lembut.

"Kue basah, Nyonya. Silakan dilihat, barangkali Anda berminat." Thalia segera membuka keranjang dan menunjukkan isinya pada wanita anggun tersebut.

"Hem, dari aromanya kelihatannya enak. Saya borong semua, ya," tuturnya sambil mengeluarkan beberapa lembar uang yang berjumlah cukup banyak dari dalam tas.

"Se-semua, Nyonya?" tanya Thalia, tidak percaya dan wanita paruh baya tersebut menganggukkan kepala.

"Anak saya akan pulang dan kebetulan dia sangat suka dengan kue-kue basah seperti ini. Di kota tempat tinggalnya sana, sudah jarang sekali yang menjual kue seperti ini," terang wanita itu.

"Saya beli sama keranjangnya sekalian. Apa segini cukup, Nak?" Wanita itu menyerahkan uang yang tadi diambil dari dalam tas branded yang dia tenteng di tangan.

"Itu kebanyakan, Nyonya," balas Thalia seraya mengambil beberapa lembar saja, tetapi wanita itu memaksa agar Thalia mengambil semuanya.

"Untuk membeli keperluan bayimu," paksa wanita bersahaja itu, sambil mengusap puncak kepala Aletha dengan penuh kasih.

"Terima kasih banyak, Nyonya. Semoga Tuhan memberkati Anda," do'a Thalia dengan tulus.

"Do'a terbaik juga untukmu dan bayimu, Nak, dan tolong do'akan juga putraku. Semoga dia bisa segera menemukan cinta sejatinya," pintanya seraya tersenyum.

☕☕☕☕☕☕☕☕☕☕ tbc.

Terpopuler

Comments

Ninik Srikatmini

Ninik Srikatmini

hmmmm ktmu camer nih

2025-03-05

1

Hafifah Hafifah

Hafifah Hafifah

calon mama mertua nih

2023-10-18

2

Yoyok Yoyok

Yoyok Yoyok

spa itu mamannya mohan ?

2023-10-13

1

lihat semua
Episodes
1 Kecelakaan Maut
2 Sangat Berguna Untukku
3 Cari Tahu Siapa Dia!
4 Menarik
5 Menikah Lagi
6 Semakin Menantang
7 Teman Kencan Tuan Moohan
8 Saya Tidak Minum Alkohol!
9 Ale, Puaskan Aku.
10 Siapa yang Ditemuinya?
11 Tentang Masa lalu Thalia
12 Menjadi Daddy dari Bayinya
13 Harus Kemana Aku Mencarimu?
14 Mendapat Tempat untuk Berteduh
15 Cinta yang Rumit
16 Segera Menemukan Cinta Sejatinya
17 Belum Berjodoh
18 Suara Familiar
19 Ini Tidak Mungkin
20 Merindukan Seseorang
21 Kue Pesanan Tuan Muda
22 Memuluskan Misi
23 Menjaga Anak Kami dengan Baik
24 Memiliki Ikatan Batin dengan Thalia
25 Apa yang Harus Aku Lakukan?
26 Menjadi Single Parent
27 Kontraksi Palsu
28 Mommy Pasti Bisa
29 Mother of My Children
30 Princess Aurora Moohan
31 Maaf Jika Mommy Egois
32 Akal-akalan Dia, Pasti!
33 Asalkan Apa, Mommy?
34 Mati Berdiri
35 Pernikahan Kalian Dipercepat
36 Membujuk Thalia
37 Asisten Tampan
38 Beri Aku Waktu
39 Ikut Terhanyut
40 Ganggu Orang Lagi Pacaran
41 Menghisapnya Seperti King
42 Tidak Sabar Menunggu Pagi
43 Spesial Milik King
44 Kiss Wedding
45 Partner Bercinta
46 Penjilat dan Pecundang
47 Syurga Dunia
48 Love, Aku Menginginkannya
49 Bicara Empat Mata
50 Kamu Pasti Bukan Thaliaku
51 Akulah Daddynya
52 Semua Ini Salah Mama!
53 Tersudut dan Kesal Dalam Waktu Bersamaan
54 Ben, Bawa Aku Pergi Bersenang-senang
55 Melepaskan Kerinduan
56 Menyatu Hingga ke Puncak Nirwana
57 Sempat Berharap Banyak
58 Cinta Sang Mantan Begitu Besar
59 Tidak Punya Etika
60 Lagi Nanggung
61 Nina Ninu
62 Informasi Tentang Sarah
63 Kalian Tidak Boleh Bercerai!
64 Bertemu dengan Aletha
65 Semakin Frustasi
66 Penyesalan Nyonya Grace
67 Menjijikkan!
68 Jangan, Ale!
69 Menjadi Pria Single
70 Hati Ameera Berbunga
71 Calon Mommy Baru Princess
72 Menjadi Mommy dari Anak-anak Kita
73 Pengumuman GA
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Kecelakaan Maut
2
Sangat Berguna Untukku
3
Cari Tahu Siapa Dia!
4
Menarik
5
Menikah Lagi
6
Semakin Menantang
7
Teman Kencan Tuan Moohan
8
Saya Tidak Minum Alkohol!
9
Ale, Puaskan Aku.
10
Siapa yang Ditemuinya?
11
Tentang Masa lalu Thalia
12
Menjadi Daddy dari Bayinya
13
Harus Kemana Aku Mencarimu?
14
Mendapat Tempat untuk Berteduh
15
Cinta yang Rumit
16
Segera Menemukan Cinta Sejatinya
17
Belum Berjodoh
18
Suara Familiar
19
Ini Tidak Mungkin
20
Merindukan Seseorang
21
Kue Pesanan Tuan Muda
22
Memuluskan Misi
23
Menjaga Anak Kami dengan Baik
24
Memiliki Ikatan Batin dengan Thalia
25
Apa yang Harus Aku Lakukan?
26
Menjadi Single Parent
27
Kontraksi Palsu
28
Mommy Pasti Bisa
29
Mother of My Children
30
Princess Aurora Moohan
31
Maaf Jika Mommy Egois
32
Akal-akalan Dia, Pasti!
33
Asalkan Apa, Mommy?
34
Mati Berdiri
35
Pernikahan Kalian Dipercepat
36
Membujuk Thalia
37
Asisten Tampan
38
Beri Aku Waktu
39
Ikut Terhanyut
40
Ganggu Orang Lagi Pacaran
41
Menghisapnya Seperti King
42
Tidak Sabar Menunggu Pagi
43
Spesial Milik King
44
Kiss Wedding
45
Partner Bercinta
46
Penjilat dan Pecundang
47
Syurga Dunia
48
Love, Aku Menginginkannya
49
Bicara Empat Mata
50
Kamu Pasti Bukan Thaliaku
51
Akulah Daddynya
52
Semua Ini Salah Mama!
53
Tersudut dan Kesal Dalam Waktu Bersamaan
54
Ben, Bawa Aku Pergi Bersenang-senang
55
Melepaskan Kerinduan
56
Menyatu Hingga ke Puncak Nirwana
57
Sempat Berharap Banyak
58
Cinta Sang Mantan Begitu Besar
59
Tidak Punya Etika
60
Lagi Nanggung
61
Nina Ninu
62
Informasi Tentang Sarah
63
Kalian Tidak Boleh Bercerai!
64
Bertemu dengan Aletha
65
Semakin Frustasi
66
Penyesalan Nyonya Grace
67
Menjijikkan!
68
Jangan, Ale!
69
Menjadi Pria Single
70
Hati Ameera Berbunga
71
Calon Mommy Baru Princess
72
Menjadi Mommy dari Anak-anak Kita
73
Pengumuman GA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!