Harus Kemana Aku Mencarimu?

Moohan segera menuju garasi mobil dan menaiki salah satu mobil sport-nya. Menghidupkan mesin dan kemudian mulai melajukan mobil tersebut meninggalkan mansion mewah yang menjadi tempat tinggalnya seorang diri karena sang mama memilih tinggal di kota lain. Moohan mengabaikan pertanyaan penjaga rumah yang membukakan pintu gerbang saking terburu-buru hendak menemui sang wanita pujaan.

Pria tampan itu melajukan mobil dengan kecepatan tinggi, membelah jalanan beraspal yang masih basah karena tadi hujan mengguyur kota. Moohan semakin menambah kecepatan karena harus segera bertemu dengan Thalia dan menyampaikan maksud hatinya. Dia sudah tidak sabar ingin mengetahui reaksi dari wanita cantik yang telah mencuri hatinya itu ketika nanti Moohan menyampaikan niat baiknya.

"Semoga kamu mau menerima kehadiranku, Thalia," gumam Moohan seraya netranya fokus ke arah jalan raya.

Pemilik perusahaan terbesar di kota itu terus melajukan mobilnya, dengan kecepatan tinggi. Tidak lama kemudian, mobil Moohan berbelok ke arah gang sempit perkampungan kumuh, di mana Thalia tinggal. Pria tampan tersebut terlihat bingung, menoleh ke kiri dan ke kanan mencari barangkali ada orang yang bisa dia tanya.

Sepi dan lengang. Tidak ada satupun orang yang melintas di gang sempit tersebut. Di jam tiga dini hari seperti ini, tentu saja tidak ada seorangpun yang berada di luar rumah.

Moohan akhirnya menepikan mobil di sembarang tempat. Pria yang memiliki postur tubuh tinggi tegap tersebut segera turun dari mobil dan kemudian nekat mengetuk salah satu pintu rumah petak di perkampungan kumuh itu. Setelah cukup lama menunggu, pintu rumah yang terbuat dari kayu dan nampak sudah rapuh lalu dibuka dari dalam.

Seorang wanita seusia Thalia muncul dari balik pintu dan dia menatap heran pada Moohan. "Maaf, Tuan. Anda cari siapa?"

"Thalia. Di mana dia tinggal?" tanya Moohan, tanpa basa-basi.

Wanita itu memindai penampilan Moohan, dia mengerutkan dahi kemudian. "Maaf, jika boleh saya tahu. Ada perlu apa, Anda mencari Thalia di jam sedini ini, Tuan?" tanyanya, penasaran.

"Bukannya saya mau ikut campur urusan Anda, Tuan, tapi bagi saya, Thalia adalah keluarga. Saya tidak ingin hal buruk terjadi padanya," lanjutnya, tegas dan nampak mencurigai Moohan.

"Saya atasan Thalia dan ada hal penting yang harus saya sampaikan padanya," balas Moohan dengan tatapan serius.

Setelah berpikir sejenak, wanita itu yang ternyata adalah Maria, kemudian menunjuk rumah yang ditempati Thalia. Rumah yang sama kecil dan rapuhnya dengan rumah yang dia tempati. "Itu, yang bercat biru rumah Thalia, Tuan," tujuknya.

Moohan menganggukkan kepala. "Terima kasih," ucap Moohan, sopan. Pria tampan itu bergegas menuju ke rumah yang ditunjukkan oleh Maria barusan.

"Ada apa, ya? Apa Thalia berbuat salah hingga atasannya mencari sampai sini?" gumam Maria, bertanya-tanya.

Maria mengedikkan bahu, dia hendak kembali masuk ke dalam. Namun, dia mengurungkan langkah ketika mendapati ada kertas terlipat tepat di depan kakinya dan hampir terinjak. Maria kemudian mengambil kertas tersebut.

"Ini seperti sengaja di selipkan orang kemari," gumam Maria seraya membuka lipatan kertas putih tersebut.

Netra Maria membulat sempurna, kala mendapati ada beberapa lembar uang yang jumlahnya cukup banyak di dalam lipatan kertas tersebut. Maria buru-buru membaca surat tersebut. "Dari Thalia?" Kening Maria berkerut dalam.

'Maria, aku harus pergi dari kota ini sekarang. Maaf, aku tidak sempat berpamitan padamu. Terima kasih banyak atas kebaikan serta pertolongan kamu selama ini. Kamu temanku, saudaraku, dan akan selamanya kita seperti itu. Aku berharap, suatu saat nanti kita bisa bertemu kembali.' Air mata Maria tidak terbendung membaca surat tersebut.

Maria kemudian melihat ke arah Moohan yang masih setia berdiri di depan pintu rumah Thalia sambil mengetuk pintu perlahan. Maria lalu mendekati pria tersebut. "Tuan, Thalia sudah pergi," ujarnya sendu.

Ya, Maria merasa sangat kehilangan meskipun di antara mereka berdua baru kenal selama tiga bulan. Namun bagi Maria, Thalia adalah teman baik dan sudah dia anggap seperti saudara. Marialah yang dulu banyak membantu Thalia ketika mommynya Aletha itu baru saja datang di perkampungan kumuh tersebut bersama bayinya yang masih merah.

"Apa kamu bilang? Pergi?" Moohan mengerutkan dahi dan Maria kemudian menyodorkan surat yang baru saja dia temukan di lantai rumahnya kepada pria asing itu.

Moohan menerimanya dengan penuh tanya. Pria itu kemudian buru-buru membaca surat tersebut. Moohan memejamkan mata setelah membaca surat Thalia.

'Semarah itukah kamu padaku, Thalia?' Moohan meremas surat tersebut dengan satu tangannya hingga kertas putih itu lusuh tidak berbentuk. Sementara tangannya yang lain mengepal sempurna. Moohan marah dan kecewa pada dirinya sendiri.

"Tuan, jika Anda adalah orang baik dan teman Thalia. Tolong, cari dia, Tuan. Saya takut dia kenapa-kenapa. Dia tidak mungkin kembali ke kotanya karena di sana pun, dia sudah terusir. Dia tidak memiliki siapa-siapa, Tuan," pinta Maria.

"Maria. Ya, nama kamu Maria, kan?" tanya Moohan memastikan, setelah membaca surat dari Thalia tadi. "Apa kamu tahu, darimana asal Thalia? Apa dia pernah bercerita tentang keluarga atau mantan suaminya?" cecarnya, kemudian dan Maria mengggelengkan kepala.

"Hanya sedikit, Tuan, karena Thalia menutupi identitas keluarga suaminya. Dia hanya bercerita kalau dia yatim piatu dan tinggal di panti asuhan. Setelah menikah, dia tinggal bersama suami dan keluarganya di kota sebelah," terang Maria.

"Tiga bulan yang lalu, mobil suami Thalia mengalami kecelakaan dan kabarnya Alexander meninggal. Thalia kemudian diusir dari mansion dan dibuang di perbatasan kota," lanjutnya, dengan netra berkaca-kaca. Maria teringat akan kisah pilu Thalia kala pertama kali wanita cantik dan bayinya itu datang ke perkampungan kumuh tersebut.

"Kecelakaan mobil tiga bulan lalu? Alexander ..." gumam Moohan seolah menemukan petunjuk.

"Baik, Maria. Terima kasih banyak atas informasinya. Aku akan mengejar Thalia, barangkali dia belum pergi jauh," ujar Moohan yang segera berlalu dari hadapan Maria.

Sebelum Moohan masuk ke dalam mobil yang diperkirakan tidak jauh dari rumah Maria, pria tampan itu berbalik menatap Maria yang masih mematung di depan rumah Thalia. "Maria. Apa kamu mau bekerja dan tinggal di mansionku? Kamu teman baik Thalia, saudara Thalia, dan sebagai orang yang menyayangi Thalia, aku ingin berterima kasih padamu," pinta Moohan, sungguh-sungguh.

Tanpa berpikir panjang, tentu saja Maria langsung menganggukkan kepala. Siapa, sih, yang menolak mendapatkan pekerjaan di tempat orang kaya dan tinggal di tempat yang bagus? Apalagi, pria tersebut barusan mengatakan bahwa dia sayang sama Thalia.

"Berkemaslah, Maria. Nanti orangku akan datang untuk menjemputmu," pungkas Moohan yang kemudian segera masuk ke dalam mobil sport-nya.

"Semoga Anda bisa segera menemukan Thalia, Tuan!" seru Maria yang sudah tidak dapat lagi didengar oleh Moohan karena pria tersebut sudah mulai melajukan mobilnya menuju jalan raya.

'Harus kemana aku mencarimu, Thalia?' Moohan kemudian mengambil ponsel dan segera menghubungi asistennya.

"Zack, Thalia akan kabur keluar kota. Blokade semua transportasi umum yang menuju luar kota dan pastikan, Thalia tidak bisa meninggalkan kota ini!"

☕☕☕☕☕☕☕☕☕☕ tbc.

Terpopuler

Comments

Yoyok Yoyok

Yoyok Yoyok

kalau mohan bertemu thalia apakah kira - kira thalia maupulan bersam mohan

2023-10-12

1

Dewi Zahra

Dewi Zahra

seru banget kak

2023-10-11

1

Aidah Djafar

Aidah Djafar

klo ada Maria c Thalia tinggal di kediaman Mohan lebih baik lagi 🤔

2023-09-12

1

lihat semua
Episodes
1 Kecelakaan Maut
2 Sangat Berguna Untukku
3 Cari Tahu Siapa Dia!
4 Menarik
5 Menikah Lagi
6 Semakin Menantang
7 Teman Kencan Tuan Moohan
8 Saya Tidak Minum Alkohol!
9 Ale, Puaskan Aku.
10 Siapa yang Ditemuinya?
11 Tentang Masa lalu Thalia
12 Menjadi Daddy dari Bayinya
13 Harus Kemana Aku Mencarimu?
14 Mendapat Tempat untuk Berteduh
15 Cinta yang Rumit
16 Segera Menemukan Cinta Sejatinya
17 Belum Berjodoh
18 Suara Familiar
19 Ini Tidak Mungkin
20 Merindukan Seseorang
21 Kue Pesanan Tuan Muda
22 Memuluskan Misi
23 Menjaga Anak Kami dengan Baik
24 Memiliki Ikatan Batin dengan Thalia
25 Apa yang Harus Aku Lakukan?
26 Menjadi Single Parent
27 Kontraksi Palsu
28 Mommy Pasti Bisa
29 Mother of My Children
30 Princess Aurora Moohan
31 Maaf Jika Mommy Egois
32 Akal-akalan Dia, Pasti!
33 Asalkan Apa, Mommy?
34 Mati Berdiri
35 Pernikahan Kalian Dipercepat
36 Membujuk Thalia
37 Asisten Tampan
38 Beri Aku Waktu
39 Ikut Terhanyut
40 Ganggu Orang Lagi Pacaran
41 Menghisapnya Seperti King
42 Tidak Sabar Menunggu Pagi
43 Spesial Milik King
44 Kiss Wedding
45 Partner Bercinta
46 Penjilat dan Pecundang
47 Syurga Dunia
48 Love, Aku Menginginkannya
49 Bicara Empat Mata
50 Kamu Pasti Bukan Thaliaku
51 Akulah Daddynya
52 Semua Ini Salah Mama!
53 Tersudut dan Kesal Dalam Waktu Bersamaan
54 Ben, Bawa Aku Pergi Bersenang-senang
55 Melepaskan Kerinduan
56 Menyatu Hingga ke Puncak Nirwana
57 Sempat Berharap Banyak
58 Cinta Sang Mantan Begitu Besar
59 Tidak Punya Etika
60 Lagi Nanggung
61 Nina Ninu
62 Informasi Tentang Sarah
63 Kalian Tidak Boleh Bercerai!
64 Bertemu dengan Aletha
65 Semakin Frustasi
66 Penyesalan Nyonya Grace
67 Menjijikkan!
68 Jangan, Ale!
69 Menjadi Pria Single
70 Hati Ameera Berbunga
71 Calon Mommy Baru Princess
72 Menjadi Mommy dari Anak-anak Kita
73 Pengumuman GA
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Kecelakaan Maut
2
Sangat Berguna Untukku
3
Cari Tahu Siapa Dia!
4
Menarik
5
Menikah Lagi
6
Semakin Menantang
7
Teman Kencan Tuan Moohan
8
Saya Tidak Minum Alkohol!
9
Ale, Puaskan Aku.
10
Siapa yang Ditemuinya?
11
Tentang Masa lalu Thalia
12
Menjadi Daddy dari Bayinya
13
Harus Kemana Aku Mencarimu?
14
Mendapat Tempat untuk Berteduh
15
Cinta yang Rumit
16
Segera Menemukan Cinta Sejatinya
17
Belum Berjodoh
18
Suara Familiar
19
Ini Tidak Mungkin
20
Merindukan Seseorang
21
Kue Pesanan Tuan Muda
22
Memuluskan Misi
23
Menjaga Anak Kami dengan Baik
24
Memiliki Ikatan Batin dengan Thalia
25
Apa yang Harus Aku Lakukan?
26
Menjadi Single Parent
27
Kontraksi Palsu
28
Mommy Pasti Bisa
29
Mother of My Children
30
Princess Aurora Moohan
31
Maaf Jika Mommy Egois
32
Akal-akalan Dia, Pasti!
33
Asalkan Apa, Mommy?
34
Mati Berdiri
35
Pernikahan Kalian Dipercepat
36
Membujuk Thalia
37
Asisten Tampan
38
Beri Aku Waktu
39
Ikut Terhanyut
40
Ganggu Orang Lagi Pacaran
41
Menghisapnya Seperti King
42
Tidak Sabar Menunggu Pagi
43
Spesial Milik King
44
Kiss Wedding
45
Partner Bercinta
46
Penjilat dan Pecundang
47
Syurga Dunia
48
Love, Aku Menginginkannya
49
Bicara Empat Mata
50
Kamu Pasti Bukan Thaliaku
51
Akulah Daddynya
52
Semua Ini Salah Mama!
53
Tersudut dan Kesal Dalam Waktu Bersamaan
54
Ben, Bawa Aku Pergi Bersenang-senang
55
Melepaskan Kerinduan
56
Menyatu Hingga ke Puncak Nirwana
57
Sempat Berharap Banyak
58
Cinta Sang Mantan Begitu Besar
59
Tidak Punya Etika
60
Lagi Nanggung
61
Nina Ninu
62
Informasi Tentang Sarah
63
Kalian Tidak Boleh Bercerai!
64
Bertemu dengan Aletha
65
Semakin Frustasi
66
Penyesalan Nyonya Grace
67
Menjijikkan!
68
Jangan, Ale!
69
Menjadi Pria Single
70
Hati Ameera Berbunga
71
Calon Mommy Baru Princess
72
Menjadi Mommy dari Anak-anak Kita
73
Pengumuman GA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!