Pesona Sang Janda
Assalamu'alaikum, Best 🙏🤗
Bertemu lagi, kita di cerita yang berbeda 🥰
Jika kalian syuka, jangan lupa subscribe, like, komen dan hadiah yang banyak, yah 😍
Jika tidak syuka, please jangan tinggalkan jejak buruk di lapakku 😊🙏 karena menghalu dan menuangkannya dalam bentuk tulisan, tidak semudah mengkritik tanpa memberikan saran 🤭
Well ... happy reading ... 😘
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
"Nyonya Muda, maaf. Ada kabar buruk yang harus saya sampaikan," kata salah seorang pelayan wanita di mansion mewah dengan raut wajah khawatir. Pelayan wanita itu menundukkan kepala dan tidak berani menatap sang nyonya muda.
"Ada apa, Bi? Katakanlah, jangan membuatku penasaran!" pinta wanita cantik yang tengah hamil besar, wanita itu sampai mengerutkan dahi dengan dalam karena rasa penasaran.
"Mo-mobil Tuan Muda, Nyonya. Mobil Tuan Muda me-mengalami kecelakaan, Nyonya. Saat ini, saat ini je-jenazah Tuan Muda dibawa ke rumah sakit." Terbata pelayan wanita itu menjelaskan.
"Je-jenazah? Maksud Bibi, apa maksud Bibi Aleku, dia ...." belum sempat wanita muda itu meneruskan kalimatnya, seorang wanita paruh baya dengan wajah bengis, menyahut sambil berjalan mendekat.
"Ya, putraku Alexander Thompson sudah meninggal dan itu pasti gara-gara kamu! Kamu yang telah membawa sial dalam kehidupan putraku, Thalia!" Grace menunjuk wajah cantik sang menantu yang sangat dia benci dengan jari telunjuk bergetar. Kemarahan sepertinya tengah menguasai mamanya Alexander.
Thalia hendak berlari keluar untuk menuju ke rumah sakit dan memastikan sendiri kebenaran berita tentang sang suami, tetapi kaki jenjang sang mama mertua sigap menjegal langkahnya hingga membuat wanita hamil itu tersandung. Thalia jatuh tersungkur ke lantai, dia menjerit kecil. Wanita cantik tersebut meringis merasakan sakit di bagian perut akibat tertindih tubuhnya sendiri. Bibi pelayan hanya bisa menatap sang nyonya muda dengan tatapan iba, sama sekali tidak memiliki keberanian untuk membantunya.
"Urus dia dan jangan biarkan dia keluar dari kamar! Aku tidak ingin orang-orang yang melayat putraku, melihat mukanya yang sok polos itu!" Grace segera berlalu meninggalkan Thalia yang masih kesakitan di lantai marmer yang dingin, tanpa rasa peduli sedikitpun.
Pernikahan Alexander dan Thalia memang tidak direstui oleh Grace dari awal, sehingga menantunya itu tidak pernah diperkenalkan pada publik. Keluarga besar menyembunyikan pernikahan Alexander dan tidak mau mengakui Thalia sebagai bagian dari keluarga besar Thomson. Hanya Alexander satu-satunya orang yang menyayangi istrinya yang sederhana, di mention mewah tersebut.
"Mari, Nyonya Muda, saya bantu Nyonya ke kamar." Pelayan wanita yang sudah mengabdi di keluarga Thomson selama puluhan tahun itu kemudian membantu Thalia untuk bangkit dan berjalan perlahan menuju ke kamarnya yang luas.
Thalia segera dibaringkan di atas ranjang besar berukir indah. "Terima kasih, Bi. Kembalilah ke belakang sebelum mama marah pada Bibi," suruh Thalia penuh pengertian.
Setelah menyelimuti tubuh Thalia dengan selimut lembut hingga sebatas perut, pelayan wanita yang seusia dengan Grace itu kemudian segera meninggalkan kamar mewah putra sang majikan untuk melanjutkan pekerjaannya kembali. Meninggalkan Thalia yang berbaring di ranjang empuk sendirian, dengan masih merasakan nyeri di bagian perutnya yang besar. Dia usap-usap perutnya sendiri seraya berharap, semoga sang janin di dalam sana baik-baik saja.
Di mansion mewah itu, memang Grace yang berkuasa. Semua tunduk pada aturan wanita paruh baya yang otoriter dan sewenang-wenang tersebut. Hanya Alexander yang berani menentang sang mama terutama dalam memilih istri dan Thalia, wanita sederhana dari panti asuhan itulah yang dipilih oleh Alexander, putra pertama Grace dan almarhum sang suami, Jack Thomson.
Grace selalu memperlakukan Thalia dengan tidak baik, dia hanya pura-pura baik jika ada sang putra. Tidak ada yang berani mengadukan perbuatan nyonya besar itu pada Alexander. Pun Thalia juga tidak pernah mengadu pada suaminya.
Thalia merasa sudah bahagia karena sang suami begitu menyayanginya. Alexander tidak pernah memandang dirinya dari status sosial dan dari mana dia berasal. Bahkan sang suami selalu meyakinkannya, bahwa suatu saat nanti keluarga besar Thompson pasti dapat menerima kehadiran Thalia, termasuk sang mama.
'Siapa yang dapat kuhubungi untuk menanyakan kebenaran berita tadi?'
Thalia segera beringsut. Dia ambil ponsel yang tergeletak di atas nakas dan kemudian menggulir layar ponselnya ke atas. Thalia mencari-cari nama seseorang yang barangkali bisa membantunya untuk mendapatkan informasi tentang sang suami.
"Lucas. Iya, barangkali Asisten Lucas mau memberiku informasi tentang Ale," gumam Thalia dengan perasaan sedikit lega.
Setelah menemukan nomor asisten pribadi suaminya, Thalia segera menelepon nomor Lucas. Panggilan pertama, teleponnya tidak diangkat oleh sang asisten. Bahkan hingga panggilan ketiga, Lucas tetap tidak mengangkat telepon dari Thalia. Hal itu semakin membuat wanita muda itu panik.
'Ya Tuhan, benarkah berita yang disampaikan Bibi tadi? Kenapa Asisten Lucas tidak mengangkat telepon dariku?'
Thalia beranjak dari pembaringan dan kemudian berjalan perlahan menuju pintu. Wanita yang perutnya membuncit itu hendak nekat keluar meskipun sang mama mertua telah melarang karena dia ingin membuktikan sendiri, kebenaran berita tentang kematian suaminya. Thalia masih tidak mempercayai berita itu, hati kecilnya menolak.
Baru saja Thalia hendak membuka pintu, seseorang telah membuka pintu kamarnya dari luar. "Mau kemana, kamu!" hardik seorang wanita muda, seusia Thalia sambil berdiri berkacak pinggang di ambang pintu.
"Aku mau ke rumah sakit, Jean. Aku harus melihat kondisi suamiku. Tolong ijinkan aku keluar, Jean," pinta Thalia dengan memelas karena Jean, adik kandung Alexander, menghalangi langkahnya.
"Kamu tidak perlu ke sana karena kehadiranmu sama sekali tidak dibutuhkan! Sebaiknya, kamu kemasi barang-barangmu sekarang karena mulai detik ini juga, kamu bukan lagi istri Kak Ale!" Tepat di saat yang sama, seorang pelayan wanita muncul di belakang Jean sambil membawa koper berukuran kecil.
Jean segera menyingkir untuk memberikan jalan pada pelayan. Pelayan wanita itu segera masuk ke dalam kamar Thalia dan tersenyum sinis menatap nyonya mudanya. Dia melewati istri tuan mudanya begitu saja untuk menuju ruang ganti yang berada di dalam kamar mewah tersebut.
Tidak butuh waktu lama, pelayan muda berseragam khusus itu telah kembali sambil menyeret koper dan kemudian melemparkan tepat di samping kaki Thalia. Dia kembali tersenyum sinis seraya berbisik. "Selamat jalan, Thalia. Kembalilah ke asalmu, di jalanan!"
Thalia mengerutkan dahi, tidak mengerti dengan ucapan pelayan yang biasanya melayani kebutuhan sang suami. "Apa maksud kamu, Berta?"
"Seret dia keluar, cepat!" titah Jean pada Berta, pelayan muda yang tatapannya selalu sinis pada Thalia. Jean bahkan tidak memberikan penjelasan apapun pada Thalia, kenapa istri Alexander itu diusir dari mansion mewah keluarga suaminya.
Berta tersenyum seringai, dengan tanpa perasaan pelayan muda itu segera menyeret tangan Thalia untuk membawanya keluar. Satu tangan Berta menyeret koper, satu tangannya lagi mencengkeram dengan kuat pergelangan tangan Thalia hingga wanita yang tengah hamil besar tersebut meringis. Berta terus berjalan dengan cepat, membuat istri Alexander kewalahan mengikuti langkah panjang sang pelayan.
"Lepaskan aku, Berta! Aku bisa jalan sendiri!" Thalia berontak, tetapi kekuatannya kalah jauh dengan Berta yang sudah terbiasa bekerja keras.
Berta terus menyeret Thalia, menyusuri ruangan demi ruangan di dalam mansion besar itu. Semua mata pelayan yang sedang bekerja dan melihat kejadian tersebut, hanya dapat menatap iba pada sang nyonya muda. Tidak ada satupun yang berani untuk mencegah perbuatan kasar Berta karena Jean mengekor langkah mereka berdua dari kejauhan dengan tatapan mengintimidasi.
Termasuk Maggie, pelayan paruh baya yang tadi mengabarkan pada Thalia mengenai kecelakaan maut yang menimpa Alexander Thompson. Pelayan senior itu juga tidak dapat berbuat apa-apa untuk menolong Thalia. 'Semoga Tuhan melindungi Nyonya Thalia dimanapun dia berada.'
☕☕☕☕☕☕☕☕☕☕ tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Yoyok Yoyok
ceritanya sedih sekali
2023-10-12
2
Dewi Zahra
nyimak dulu ya kak
2023-10-11
2
gang jasad
xnxnn
2023-10-07
2