Semakin Menantang

Setelah pertanyaan yang dilontarkan oleh Moohan di kafe sore itu yang tidak dijawab oleh Thalia, wanita satu anak tersebut memilih untuk menjaga jarak dengan bosnya. Hari-hari selanjutnya, Thalia lebih senang menghabiskan waktu di pantry bersama karyawan lain jika tidak ada pekerjaan yang harus dia lakukan di ruangan sang bos. Tidak seperti ketika di hari pertama dia bekerja yang patuh menunggu perintah dari sang atasan dengan duduk berdiam diri di ruang tamu, di samping sekretaris Moohan yang jutek kepadanya.

Thalia hanya akan naik ke lantai dimana ruangan Moohan berada, jika presiden direktur itu memanggil dan membutuhkan bantuannya. Tidak masalah jika dia harus wara-wiri naik turun lift karena permintaan Moohan, dinilai berlebihan. Bos TMC itu sepertinya sengaja, tidak membiarkan office girl yang khusus bekerja di ruangannya tersebut untuk berleha-leha.

Seperti siang ini. Baru saja Thalia mengantarkan makanan pesanan Moohan dan dia juga baru akan memompa asinya yang akan segera diambil oleh kurir, sang bos telah kembali memanggil. Terpaksa, Thalia harus kembali naik ke lantai yang paling tinggi di gedung perkantoran TMC untuk memenuhi panggilan sang pemilik gedung.

"Ada apa lagi, sih?" gerutu Thalia sambil berjalan menuju pintu ruangan Moohan.

Thalia tidak menghiraukan tatapan sinis sang sekretaris yang berpapasan dengannya, di depan pintu lift barusan yang hendak makan siang. Setelah mengetuk pintu ruangan sang Presdir, Thalia kemudian membuka pintu tersebut. Wanita itu mendapati sang atasan sedang duduk sendirian di sofa, menghadap makanan yang tadi diantarkan oleh Thalia.

'Tumben si bos sendirian. Kemana cewek-cewek yang biasanya menemani dan menjadi dessert-nya?'

"Ada tugas apa, Tuan?" tanya Thalia yang tidak ingin membuang waktunya dengan sia-sia. Dia masih berdiri di ambang pintu, enggan untuk masuk ke dalam.

Moohan tidak langsung menjawab, tetapi pria bermata elang itu malah memindai penampilan Thalia. Penampilan seperti biasa dengan rok span panjang menutupi lututnya dan blouse yang ketat di bagian dada karena dada Thalia membesar efek dari menyusui sang bayi. Bos TMC tersebut, menelan saliva.

'Makin seksi aja, dia.' Netra Moohan fokus ke dada Thalia yang semakin besar karena penuh dengan Asi yang seharusnya sudah dipompa.

Menyadari tatapan sang bos yang tertuju ke arah dadanya, Thalia segera bersidekap untuk menutupi sumber kehidupan sang putri. 'Ck! Mata bos kayak gak pernah lihat dada besar saja. Padahal 'kan wanita-wanita yang biasanya datang ke sini dan melayani dia, rata-rata juga berdada besar!'

"Masuk dan duduklah di sini. Temani aku makan siang," titah Moohan, mengurai lamunan Thalia.

Thalia membungkukkan sedikit badan. "Maaf, Tuan, saya ...."

"Tidak boleh ada yang menolak perintahku, Thalia! Atau, kamu akan aku pecat!" Moohan mulai mengintimidasi dengan tatapannya yang dingin.

Sudah dua minggu ini, dia menahan untuk tidak menunjukkan sikap arogannya pada Thalia. Moohan juga selalu mengalah dan membiarkan saja karyawannya itu bekerja menurut kenyamanan Thalia, dengan tidak mempermasalahkan ketika wanita cantik tersebut memilih menghabiskan waktu di pantry ketimbang di depan ruangannya. Namun untuk kali ini, dia tidak mau lagi mengalah dan menggunakan kekuasaan yang dia miliki untuk memaksa Thalia.

Wanita cantik itu menghela napas berat. Thalia kepikiran dengan putrinya dan khawatir bayi mungil yang belum genap berusia satu bulan tersebut akan kehabisan stok Asi. Dia masih saja mematung di ambang pintu karena ragu untuk melangkah masuk ke dalam.

"Jangan khawatir, Thalia! Aku tidak akan menyentuhmu tanpa seizinmu. Aku hanya butuh teman untuk makan. Aku tidak biasa makan sendirian," bujuk Moohan, melembutkan suaranya.

Melihat kesungguhan ucapan sang presdir, Thalia memberanikan melangkah masuk ke dalam ruangan. Wanita cantik meskipun tanpa riasan di wajahnya itu kemudian duduk dengan canggung di hadapan Moohan seperti yang diisyaratkan oleh presiden direktur tersebut melalui pergerakan tangannya. Thalia terdiam menatap banyaknya makanan yang tertata rapi di atas meja karena tadi yang dia bawakan untuk Moohan , tidak sebanyak ini.

'Apa bos juga memesan makanan di luar?'

"Aku sengaja delivery makanan karena aku ingin makan siang bersama kamu, Thalia," ujar Moohan yang seolah mengerti dengan isi benak wanita cantik di hadapan. "Tolong, ambilkan makanan untukku," pintanya, kemudian

Thalia tidak segera mengambilkan makanan sesuai pinta sang bos. Ibu satu anak itu malah melamunkan sang suami yang hingga kini belum dia ketahui secara pasti bagaimana kabar yang sebenarnya. Perkataan Moohan tadi, mengingatkan Thalia pada Alexander yang juga tidak mau makan jika tidak ada yang menemani.

Suaminya itu selalu meminta pada Thalia agar pergi ke kantornya untuk membawakan makan siang dan mereka berdua kemudian akan makan siang bersama. "Ale, mau sama lauk apa, Sayang?" tawar Thalia ketika hendak mengambilkan makanan untuk sang suami.

"Apa saja, Mommy. Tapi daddy maunya disuapi," balas Alexander yang selalu manja pada Thalia.

Dengan senang hati, Thalia akan melakukan apapun yang diminta oleh sang suami. Tanpa Thalia sadari, senyuman manis terbit di sudut bibirnya mengingat momen indah kebersamannya dengan Alexander. Moohan yang melihat senyuman Thalia, tetapi senyum itu tidak ditujukan kepada dirinya, mengerutkan dahi.

'Melamunkan apa, sih, dia?'

"Thalia, ambilkan aku makanan!" seruan Moohan, mengurai lamunan Thalia.

"Eh, I-iya, Tuan." Thalia kemudian segera mengambilkan makanan untuk Moohan.

"Kamu juga harus makan, temani aku," suruh Moohan setelah Thalia mengambilkan makanan untuknya.

"Tidak usah, Tuan. Saya sudah membawa bekal," tolak Thalia dengan halus.

"Jadi, kamu hanya mau menjadi penonton saja?" tanya Moohan yang sudah mulai menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

"Tidak mengapa, Tuan," balas Thalia.

"Terserah kamu sajalah." Moohan mengedikkan bahu dan kemudian melanjutkan makannya kembali.

Tidak ada lagi yang bersuara. Keduanya sama-sama terdiam. Thalia sibuk sendiri dengan pikirannya yang teringat akan sang putri. Sementara Moohan nampak makan dengan sangat lahap, sambil menikmati pemandangan indah di hadapan.

Ya, tatapan Moohan tidak pernah lepas dari Thalia, terutama bagian dada wanita cantik tersebut. Pria berparas tampan itu jadi membayangkan, bagaimana jika dia bisa bermain-main di sana dan menghisapnya. Moohan tersenyum sendiri dan kemudian menggeleng pelan.

Sepanjang menemani Moohan makan siang, Thalia nampak sangat gelisah. Bukan karena tatapan bos TMC itu yang terus memperhatikannya, tetapi karena dadanya mulai terasa tidak nyaman. Asinya mulai keluar dan membasahi pakaian dalam Thalia.

'Duh, bagaimana ini kalau sampai merembes ke blouse-ku? Malu-maluin kalau sampai terlihat basah dan pasti bau anyirnya akan tercium oleh orang lain.'

"Kamu kenapa?" Suara Moohan memecah keheningan.

"Maaf, Tuan. Bolehkah saya ijin turun sekarang? Saya mau ke toilet." Thalia memberanikan diri meminta ijin, meskipun Moohan belum selesai makan siang. "Saya janji, begitu selesai saya akan segera kembali kemari untuk membereskan sisa makan siang Anda, Tuan," lanjutnya dengan menangkup kedua tangan di dada.

Tatapan Moohan menyelidik. Pria bermata elang itu dapat menangkap kegelisahan Thalia. "Kamu bisa gunakan toilet di ruangan ini," balas Moohan, tetapi Thalia menggeleng kuat.

"Tidak bisa, Tuan. Saya harus turun sekarang juga," paksa Thalia yang kemudian segera beranjak. Asinya semakin banyak keluar dan Thalia tidak mau jika sampai cairan kehidupan untuk bayinya itu membasahi blouse-nya.

"Tidak masalah jika setelah ini Tuan akan memecat saya, tapi yang jelas saya hanya pamit sebentar di jam istirahat yang memang seharusnya ini adalah hak saya untuk menikmati kebebasan karena saya juga memiliki keperluan," lanjutnya, tegas. Tanpa menunggu jawaban dari atasannya, Thalia segera berlalu meninggalkan ruangan sang presdir.

Moohan tercenung. Untuk beberapa saat dia terdiam. Sedetik kemudian senyum lebar menghiasi wajah tampannya. 'Semakin menantang.'

☕☕☕☕☕☕☕☕☕☕ tbc.

Terpopuler

Comments

Hafifah Hafifah

Hafifah Hafifah

simoohan g tau apa ya lw sithalia lagi menyusui

2023-10-17

4

Yoyok Yoyok

Yoyok Yoyok

mengapa kamu gk berterus terang saja thalia kalu kamu sudah mempunyai seorang putri

2023-10-12

1

Dewi Zahra

Dewi Zahra

lanjut kak

2023-10-11

1

lihat semua
Episodes
1 Kecelakaan Maut
2 Sangat Berguna Untukku
3 Cari Tahu Siapa Dia!
4 Menarik
5 Menikah Lagi
6 Semakin Menantang
7 Teman Kencan Tuan Moohan
8 Saya Tidak Minum Alkohol!
9 Ale, Puaskan Aku.
10 Siapa yang Ditemuinya?
11 Tentang Masa lalu Thalia
12 Menjadi Daddy dari Bayinya
13 Harus Kemana Aku Mencarimu?
14 Mendapat Tempat untuk Berteduh
15 Cinta yang Rumit
16 Segera Menemukan Cinta Sejatinya
17 Belum Berjodoh
18 Suara Familiar
19 Ini Tidak Mungkin
20 Merindukan Seseorang
21 Kue Pesanan Tuan Muda
22 Memuluskan Misi
23 Menjaga Anak Kami dengan Baik
24 Memiliki Ikatan Batin dengan Thalia
25 Apa yang Harus Aku Lakukan?
26 Menjadi Single Parent
27 Kontraksi Palsu
28 Mommy Pasti Bisa
29 Mother of My Children
30 Princess Aurora Moohan
31 Maaf Jika Mommy Egois
32 Akal-akalan Dia, Pasti!
33 Asalkan Apa, Mommy?
34 Mati Berdiri
35 Pernikahan Kalian Dipercepat
36 Membujuk Thalia
37 Asisten Tampan
38 Beri Aku Waktu
39 Ikut Terhanyut
40 Ganggu Orang Lagi Pacaran
41 Menghisapnya Seperti King
42 Tidak Sabar Menunggu Pagi
43 Spesial Milik King
44 Kiss Wedding
45 Partner Bercinta
46 Penjilat dan Pecundang
47 Syurga Dunia
48 Love, Aku Menginginkannya
49 Bicara Empat Mata
50 Kamu Pasti Bukan Thaliaku
51 Akulah Daddynya
52 Semua Ini Salah Mama!
53 Tersudut dan Kesal Dalam Waktu Bersamaan
54 Ben, Bawa Aku Pergi Bersenang-senang
55 Melepaskan Kerinduan
56 Menyatu Hingga ke Puncak Nirwana
57 Sempat Berharap Banyak
58 Cinta Sang Mantan Begitu Besar
59 Tidak Punya Etika
60 Lagi Nanggung
61 Nina Ninu
62 Informasi Tentang Sarah
63 Kalian Tidak Boleh Bercerai!
64 Bertemu dengan Aletha
65 Semakin Frustasi
66 Penyesalan Nyonya Grace
67 Menjijikkan!
68 Jangan, Ale!
69 Menjadi Pria Single
70 Hati Ameera Berbunga
71 Calon Mommy Baru Princess
72 Menjadi Mommy dari Anak-anak Kita
73 Pengumuman GA
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Kecelakaan Maut
2
Sangat Berguna Untukku
3
Cari Tahu Siapa Dia!
4
Menarik
5
Menikah Lagi
6
Semakin Menantang
7
Teman Kencan Tuan Moohan
8
Saya Tidak Minum Alkohol!
9
Ale, Puaskan Aku.
10
Siapa yang Ditemuinya?
11
Tentang Masa lalu Thalia
12
Menjadi Daddy dari Bayinya
13
Harus Kemana Aku Mencarimu?
14
Mendapat Tempat untuk Berteduh
15
Cinta yang Rumit
16
Segera Menemukan Cinta Sejatinya
17
Belum Berjodoh
18
Suara Familiar
19
Ini Tidak Mungkin
20
Merindukan Seseorang
21
Kue Pesanan Tuan Muda
22
Memuluskan Misi
23
Menjaga Anak Kami dengan Baik
24
Memiliki Ikatan Batin dengan Thalia
25
Apa yang Harus Aku Lakukan?
26
Menjadi Single Parent
27
Kontraksi Palsu
28
Mommy Pasti Bisa
29
Mother of My Children
30
Princess Aurora Moohan
31
Maaf Jika Mommy Egois
32
Akal-akalan Dia, Pasti!
33
Asalkan Apa, Mommy?
34
Mati Berdiri
35
Pernikahan Kalian Dipercepat
36
Membujuk Thalia
37
Asisten Tampan
38
Beri Aku Waktu
39
Ikut Terhanyut
40
Ganggu Orang Lagi Pacaran
41
Menghisapnya Seperti King
42
Tidak Sabar Menunggu Pagi
43
Spesial Milik King
44
Kiss Wedding
45
Partner Bercinta
46
Penjilat dan Pecundang
47
Syurga Dunia
48
Love, Aku Menginginkannya
49
Bicara Empat Mata
50
Kamu Pasti Bukan Thaliaku
51
Akulah Daddynya
52
Semua Ini Salah Mama!
53
Tersudut dan Kesal Dalam Waktu Bersamaan
54
Ben, Bawa Aku Pergi Bersenang-senang
55
Melepaskan Kerinduan
56
Menyatu Hingga ke Puncak Nirwana
57
Sempat Berharap Banyak
58
Cinta Sang Mantan Begitu Besar
59
Tidak Punya Etika
60
Lagi Nanggung
61
Nina Ninu
62
Informasi Tentang Sarah
63
Kalian Tidak Boleh Bercerai!
64
Bertemu dengan Aletha
65
Semakin Frustasi
66
Penyesalan Nyonya Grace
67
Menjijikkan!
68
Jangan, Ale!
69
Menjadi Pria Single
70
Hati Ameera Berbunga
71
Calon Mommy Baru Princess
72
Menjadi Mommy dari Anak-anak Kita
73
Pengumuman GA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!